SALAH satu saksi sejarah Sumpah Pemuda adalah Museum Sumpah Pemuda. Museum Sumpah Pemuda yang terletak di DKI Jakarta berdiri sejak tahun 1937 hingga sekarang.
Sebelum menjadi Musem seperti saat ini, bangunan ini pernah menjadi tempat kegiatan lain dengan nama gedung yang berbeda-beda sepeti rumah sewa para pelajar, toko bunga hingga hotel Hersia.
Dilansir dari web resmi Museum Sumpah Pemuda, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut sejarah bangunan Museum Sumpah pemuda sejak tahun 1908.
1. Commensalen Huis, 1908
Berdasarkan catatan yang ada, Museum Sumpah Pemuda pada awalnya adalah rumah tinggal milik Sie Kong Lian, seorang bangsawan Tionghoa. Gedung ini didirikan pada permulaan abad ke-20.
2. Indonesische Clubhuis/Clubgebouw, 1927
Sejak tahun 1927 Gedung Kramat 106 digunakan oleh berbagai organisasi pergerakan pemuda untuk melakukan kegiatan pergerakan. Bung Karno dan tokoh-tokoh Algemeene Studie Club Bandung sering hadir di Gedung Kramat 106 untuk membicarakan format perjuangan dengan para penghuni Gedung Kramat 106.
Di gedung ini pernah diselenggarakan kongres Sekar Roekoen, Pemuda Indonesia, PPPI. Gedung ini juga menjadi sekretariat PPPI dan sekretariat majalah Indonesia Raja yang dikeluarkan PPPI.
Mengingat digunakan berbagai organisasi, maka sejak tahun 1927 Gedung Kramat 106 yang semula bernama Langen Siswo diberi nama Indonesische Clubhuis atau Clubgebouw (gedung pertemuan).