“Kami hadir di bawah Komando Armada III dari Kota Sorong, melaksanakan Operasi Trisila yang menggabungkan tiga kegiatan sekaligus,” terang Kolonel Yohannes, didampingi Komandan KRI Panah Letkol Arif Wangsa, Komandan KRI Teluk Wondama Letkol Juni Hadi Purnomo, serta Perwira Seksi Operasi Satgas Mayor Armi.
Ia menambahkan bahwa operasi ini juga melibatkan satu pesawat CN 235 patroli maritim yang kini berada di Lanud AL, bertugas untuk memantau dari udara bersama pasukan Marinir yang terlibat dalam latihan.
Kolonel Yohannes menyoroti keberadaan dua kapal utama yang memiliki fungsi berbeda. Letkol Laut Arif Wangsa Hamid, Komandan KRI Panah 626, menjelaskan bahwa kapalnya adalah jenis Fast Attack Craft Missile, kapal cepat berukuran 60 meter dengan lebar 8 meter.
“Fungsi kami sebagai kapal pengawal, kapal anti peperangan kapal permukaan, peperangan udara terbatas, dan termasuk Kapal SAR,” jelas Letkol Arif, menambahkan bahwa KRI Panah memiliki 59 personel, senjata utama meriam Boffors, meriam 20 mm, dan rencana Rudal 40 blok 2.
Sementara itu, Letkol Laut Juni Hadi Purnomo, Komandan KRI Teluk Wondama 527, menguraikan kapalnya sebagai Unit Angkut Tank tipe LST. “Fungsi asasinya sebagai pengangkut Tank jenis Leopard, yang mampu mengangkut 12-13 Leopard,” ujarnya.
Kapal sepanjang 117 meter dan lebar 16 meter ini merupakan produk dalam negeri dari PT Bandara Abadi Batam, mampu mengangkut hingga 1.000 personel, dan dilengkapi meriam Kaliber 40 mm serta 12,7 mm sebagai pertahanan.