Menurutnya Aswar Pasar Lama Entrop, dulunya ramai pengunjung banyak pedagang berjualan, tapi karena ada pembangunan pasar ditaruh ke belakang, akhirnya kondisi pasar malah sepi pengunjung seperti ini. Banyak pemilik kios atau lapak tidak mau berjualan alasan sudah sepi pengunjung.
Sedangkan untuk pemilik usaha yang masih bertahan di Pasar Lam Entrop inilah mereka yang masih mempunyai banyak pelanggan. Untuk menyikapi supaya tetap mendapatkan pemasukan rata-rata pedagang ada yang tinggal di dalam tempat usahanya. Sebab, jika ditinggal rawan pencurian, karena memang tidak ada ada penjaga keamanan di dalam pasar.
Para pemilik usaha yang memang barang dagangannya banyak atau butuh dijaga supaya tidak dicuri, akhirnya berinisiatif untuk tinggal di dalam tempat usahanya.
Selain itu, menurut pengakuan para pedagang ini, jika tidak tinggal di kios, omset mereka juga sedikit karena biasanya pelanggan datang minta tolong untuk beli kebutuhan pada malam atau pagi hari, termasuk usaha menjahit pakaian atau celana pelanggan lama mereka bisa datang minta tolong ada yang bisa datang pada malam hari atau pagi hari.
“Kita jalankan usaha di sini memang tidak dibatasi waktu, kalau ada yang butuh malam kita juga layani, walaupun kami juga sudah tutup, tapi mau bagaimana lagi kami juga takut pencuri jika barang kami tinggal, karena ini satu satunya barang yang kita miliki untuk usaha di dalam pasar. Sebenarnya kami juga tidak mau tinggal di dalam pasar, tapi karena alasan keamanan barang kami dan permintaan melanggar kami jadi kami bertahan di sini,” bebernya.
Ia berharap Pasar Rakyat Entrop bisa dikelola dengan baik oleh pemerintah dan pemerintah harus tegas bagi siapa saja yang memiliki tempat usaha di dalam pasar harus dibuka jangan ditutup begitu saja. Sebab, ini juga mempengaruhi jumlah pengunjung yang masuk karena dianggap pasar tidak beroperasi secara maksimal.