Kinerja Penegak Hukum dari Kacamata Koordinator Penghubung KY RI Wilayah Papua
Di sela sela menjalankan tugas menjadi Koordinator Penghubung Komisi Yudisial RI Wilayah Papua, Dr Methodius Kossay, SH, M.Hum, CMP, CT, menyisihkan waktunya untuk menulis buku yang mengungkap kinerja penegak hukum, terutama hakim pengadilan. Lantas seperti apa latar belakang dari penulisan buku tersebut. ?
Laporan: Karolus Daot_Jayapura.
Buku dengan judul Dinamika Penghubung Komisi Yudisial dalam Pengawasan Hakim di Papua resmi dilaunching Kamis (23/5) kemarin. Buku ini ditulis oleh Koordinator Penghubung Komisi Yudisial RI Wilayah Papua Dr Methodius Kossay, SH, M.Hum, CMP,CT.
Menurut Methodius, buku ini diharapkan bisa memberikan informasi dan sebagai sumber pengetahuan kepada masyarakat, khususnya para pencari keadilan di seluruh Indonesia dan lembaga peradilan di bawah Mahkamah Agung, serta Komisi Yudisial sebagai lembaga negara dalam menegakkan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH).
Dalam penulisan buku ini, Methodius menggunakan metode studi kepustakaan dan kajian literatur, dengan menggunakan empat pendekatan perspektif hukum tata negara sebagai pisau analisis, yaitu pendekatan yuridis, pendekatan sosiologis, pendekatan historis, dan pendekatan perbandingan.
Kata dia, buku ini dilatarbelakangi oleh pengalaman pribadinya yang sedikitnya telah mengalami proses pembelajaran di bidang pengawasan berdasarkan amanah jabatan yang diemban, yaitu Koordinator Penghubung Komisi Yudisial Republik Indonesia wilayah Papua.
Dia berusaha untuk menjadikan setiap hal sebagai pembelajaran yang dapat membawa manfaat dan sebagai salah satu insan peradilan. “Saya merasa bersyukur dapat menimba ilmu tentang pengawasan kode etik hakim sebagai Koordinator Penghubung Komisi Yudisial di wilayah Komisi Yudisial Republik Indonesia tahun 2022,” ujarnya saat Launching buku itu Kamis (23/5).
Intelektual muda Papua itu mengatakan, bahwa buku karyanya itu dirampungkan di sela-sela menunaikan tugasnya sebagai Koordinator Penghubung Komisi Yudisial RI Wilayah Papua.
“Sebagai anak muda asli Papua, saya memiliki tanggung jawab besar mencerahkan masyarakat, terutama generasi muda,” tuturnya.