Warga pun mempertanyakan lemahnya pengawasan dan pengamanan di jalur distribusi barang ilegal tersebut. “Kenapa ganja bisa sampai menembus Kota Jayapura bahkan menyebar di mana-mana? Di mana peran pengawasan di perbatasan? Jangan sampai kami yang disalahkan, padahal kami juga menjadi korban,” tegas warga.
Menanggapi persoalan ini, Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo, menegaskan bahwa peredaran narkotika, termasuk ganja, memang membutuhkan perhatian serius dari semua pihak. Ia menekankan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga keamanan dan melindungi kampung dari peredaran barang terlarang.
“Saya minta kesadaran masyarakat, jangan ikut terlibat dalam ganja maupun tindak kriminal lainnya. Kalau ada oknum yang membawa ganja atau barang ilegal, segera laporkan kepada aparat keamanan,” tegas Abisai.
Menurutnya, kolaborasi pemerintah, aparat TNI-Polri, dan masyarakat sangat penting agar kampung Mosso tidak terus mendapat stigma negatif, melainkan bisa bangkit dengan potensi positif yang dimilikinya.
Kepala Kampung Mosso, Billiam W. Foa juga menyampaikan keprihatinannya atas kondisi ini. Ia menilai masalah ganja sudah merambah hingga memengaruhi sebagian warga kampung.
“Ini hal yang sangat serius. Apalagi ada hubungan kekeluargaan antara warga Mosso dengan warga di seberang (PNG). Kadang ketika keluarga dari PNG datang berkunjung, ada yang membawa barang itu, akhirnya masyarakat kita ikut terpengaruh,” ujarnya.
Billiam menegaskan perlunya kesadaran kolektif seluruh warga untuk melawan dan memberantas peredaran ganja serta minuman keras di kampung tersebut. Ia juga berharap dukungan pemerintah daerah, aparat keamanan, dan lembaga terkait dalam memberikan sosialisasi, pendampingan, dan pengawasan ketat.