“Dari segi waktu dan kenyamanan, pasien bisa mendapatkannya di sini. Tanpa perlu ke luar Papua,” ungkapnya, Kamis (21/8).
dr. Joel tak memungkiri bahwa semua tindakan itu pasien harus menggunakan uang pribadi atau asuransi. Sebab, rumah sakit tak lagi kerja sama dengan BPJS.
Dalam seminggu, satu hingga dua pasien yang ditangani di ruang Cath Lab. Mereka ini datang dengan kondisi yang beragam, ada dengan skenario kondisi tubuh yang stabil, namun ada juga skenario yang tidak stabil atau sudah mengalami serangan.
Pasien-pasien tersebut berasal dari tanah Papua. “Pasien yang kita masukan ke Cathlab adalah mereka yang mengalami sumbatan pada pembuluh darah dan jantung,” ungkapnya.
Di ruang Cathlab, pasien dengan penyakit tertentu ditangani dengan baik oleh dokter di bidangnya masing-masing. Pasien bisa ditangani tanpa harus ke luar Papua. Bahkan, dalam penanganan pasien, dokter melakukan tindakan tanpa meninggalkan stent.
“Kita melakukan tindakan ke pasien namun tidak meninggalkan stent di dalam, kita cukup meninggalkan obatnya saja,” kata dr. Joel.
Kata dr. Joel, untuk di Papua, yang memiliki Cath Lab baru Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura dan Rumah Sakit Provita. Dengan alat ini, rumah sakit cukup mumpuni untuk menangani pasien dengan permasalahan jantung.
“Rumah sakit kami mampu melakukan tindakan-tindakan yang sama seperti di luar Papua, sehingga orang tidak perlu lagi ke luar Papua, cukup dengan ke RS Provita saja,” ungkapnya.