Thursday, December 25, 2025
29.4 C
Jayapura

Papua Itu Sagu Bukan Sawit, Nurani Presiden Dipertanyakan

“Minggu kemarin ada beberapa alat berat sudah didatangkan, kami minta garis batas untuk tidak mengganggu hutan tapi belum dipenuhi,” beber Alex.

“Kami minta doa dan dukungan dari teman-teman semua, kami sedang berjuang (menolak sawit,” harap Alex. Dalam kegiatan Akhir Tahun Tanpa Racun ini juga menjadi moment bagi para pegiat lingkungan menyampaikan ekspresi lewat tulisan dan puisi. Mereka mengkritisi statemen presiden terkait keinginannya membuka lahan sawit di Papua.

“Banjir Sumatera belum kering tapi sudah bicara sawit di Papua, kemana nurani anda pak Presiden?,” ujar Marvin, salah satu volunteer Rumah Bakau mengutip tulisannya.

Ia mengkritisi rencana masukan sawit yang sesungguhnya hanya memberi keuntungan bagi pemilik perusahaan dan bukan masyarakat pemilik ulayat. “Coba lihat masyarakat adat mana yang sejahtera dengan adanya sawit. Yang ada hanya menunggu perkebunan tutup, pemodal pergi dan hutan hilang,” sindirnya.

Baca Juga :  Sebelum Dikerjakan Harusnya Ada Izin dan Tangggung Jawab Terkait Dampaknya

Ada juga yang menulis dengan mengaitkan bencana Sumatera. Kalimat itu yaitu: pemerintah tak segera menetapkan bencana nasional di Aceh dan Sumatera jangan-jangan pemerintah sendirilah bencana itu. Seorang murid SD, Aurora Gibrany Wirosudiro juga menyampaikan pesan lain. Ia mengaku sedih apabila tak bisa melihat Cenderawasih. Menurutnya, Cenderawasih adalah titipan untuk ia dan generasi berikutnya, bukan warisan sebab Tuhan sudah menyiapkan Cenderawasih itu hadir di Papua.

“Harusnya dijaga,” singkatnya. Kegiatan ini ditutup dengan pendakian gunung Cycloop untuk mengetahui pentingnya menjaga hutan dan menjaga Cycloop. “Selama ini kita di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura meminum air dari mata air Cycloop. Jika bencana seperti tahun 2019 kembali terjadi maka bisa saja mata air itu hilang atau rusak dan mengancam kehidupan,” tutup Rahmatullah. (*)

Baca Juga :  Impiannya Sebenarnya Lanjut S-2 dan Tahun Depan Menikah

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

“Minggu kemarin ada beberapa alat berat sudah didatangkan, kami minta garis batas untuk tidak mengganggu hutan tapi belum dipenuhi,” beber Alex.

“Kami minta doa dan dukungan dari teman-teman semua, kami sedang berjuang (menolak sawit,” harap Alex. Dalam kegiatan Akhir Tahun Tanpa Racun ini juga menjadi moment bagi para pegiat lingkungan menyampaikan ekspresi lewat tulisan dan puisi. Mereka mengkritisi statemen presiden terkait keinginannya membuka lahan sawit di Papua.

“Banjir Sumatera belum kering tapi sudah bicara sawit di Papua, kemana nurani anda pak Presiden?,” ujar Marvin, salah satu volunteer Rumah Bakau mengutip tulisannya.

Ia mengkritisi rencana masukan sawit yang sesungguhnya hanya memberi keuntungan bagi pemilik perusahaan dan bukan masyarakat pemilik ulayat. “Coba lihat masyarakat adat mana yang sejahtera dengan adanya sawit. Yang ada hanya menunggu perkebunan tutup, pemodal pergi dan hutan hilang,” sindirnya.

Baca Juga :  Kerumunan Warga yang Sekedar Menonton dan Live Streaming Sering Jadi Kendala

Ada juga yang menulis dengan mengaitkan bencana Sumatera. Kalimat itu yaitu: pemerintah tak segera menetapkan bencana nasional di Aceh dan Sumatera jangan-jangan pemerintah sendirilah bencana itu. Seorang murid SD, Aurora Gibrany Wirosudiro juga menyampaikan pesan lain. Ia mengaku sedih apabila tak bisa melihat Cenderawasih. Menurutnya, Cenderawasih adalah titipan untuk ia dan generasi berikutnya, bukan warisan sebab Tuhan sudah menyiapkan Cenderawasih itu hadir di Papua.

“Harusnya dijaga,” singkatnya. Kegiatan ini ditutup dengan pendakian gunung Cycloop untuk mengetahui pentingnya menjaga hutan dan menjaga Cycloop. “Selama ini kita di Kabupaten Jayapura dan Kota Jayapura meminum air dari mata air Cycloop. Jika bencana seperti tahun 2019 kembali terjadi maka bisa saja mata air itu hilang atau rusak dan mengancam kehidupan,” tutup Rahmatullah. (*)

Baca Juga :  Melihat dari Dekat Suasana Sekolah Rakyat di Kota Jayapura

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya