Sementara mereka yang tidak mampu akhirnya sekolah di sekolah yang biasa – biasa saja. Ada sekolah tapi siswanya sedikit dan setiap tahun kesulitan mencari siswa baru.
Ia menginginkan semua guru memiliki kualitas yang sama jadi mutu pendidikan juga akan sama. Pemerintah jangan hanya datang buka palang sebab tiap tahun kerjaannya hanya buka palang. Pemimpin itu bukan pemadam kebakaran yang tiap ada masalah, datang dan selesai.
“Pemimpin harus mencari solusi. Menyiapkan kualitas yang baik agar fasilitas yang ada bisa diisi siswa yang lain. Itu namanya pemimpin yang cerdas tanpa menimbulkan masalah yang lain lagi,” tutupnya. Sementara pasangan BMD-Dipo nampaknya lebih simple. Paslon ini tak menggunakan kalimat pendidikan gratis melainkan pendidikan murah atau terjangkau. Artinya kelompok ekonomi kelas menengah atau ke bawah dipastikan tidak akan mengalami kesulitan dalam pemenuhan biaya pendikan.
“Kalau digratiskan memang bagus tapi kita juga harus melihat kemampuan anggaran. Menghitung secara baik dan logis sebab jangan sampai niat baik tapi justru menimbulkan banyak persoalan di sektor lain,” kata Boy Dawir. “Kami menawarkan pendidikan murah atau terjangkau jadi siapapun dia terlebih dengan kondisi ekonomi menengah atau ekonomi rendah kami pastikan tidak akan terbebani dengan biaya pendidikan sekolah anak – anaknya,” papar Boy Dawir.
Jadi kata Boy orang tua tetap diberikan tanggungjawab mengingat namanya pendidikan harus ada tanggungjawab yang diambil oleh orang tua. Orang tua juga harus ikut serta dalam tumbuh kembang anak disektor pendidikan. “Dan meski murah atau terjangkau, kami juga memastikan bahwa kualitas tetap akan diseriusi. Kami tak mau ada sekolah yang jadi rebutan dan akhirnya sekolah lain ditinggal dan kesulitan mendapatkan siswa baru. Kalau kualitas pendidikan dan fasilitas merata kami pikir sekolah – sekolah tidak perlu lagi capek – capek mencari murid baru,” imbuhnya.