Sunday, May 19, 2024
28.7 C
Jayapura

Dipanggil Mama Kasat, Jika Dikomplain Justru Followers yang Bela 

  Dian menjelaskan bahwa kegiatan live di medsos ini  memang diwajibkan oleh Dirlantas untuk melaporkan kondisi arus lalu lintas, kegiatan maupun pengalihan arus. Jadi semisal ada kapal masuk maka ini perlu diketahui publik agar tidak terjebak macet.

  Dan untungnya dari aktifitas ringannya ini, pimpinan kepolisian ikut mendukung  mengingat secara tidak langsung akan mendekatkan kepolisian dengan masyarakat. Cara live dilakukan lantaran menurutnya masyarakat di Jayapura banyak yang bermain medsos dan ini cara yang paling mudah untuk memanfaatkan teknologi secara positif.

   Sementara terkait konten, kata Polwan yang lama mengabdi di Polres Merauke ini, biasanya ia menyertakan konten sharing session atau tanya jawab dan ini direspon baik oleh warganet.  “Kalau sharing session biasa ratusan yang menonton dan yang ditanya itu seperti  bagaimana membuat SIM,  bagaimana membuat SKCK, termasuk cara bisa masuk menjadi polisi,” tambahnya.

   Selain itu, ada juga informasi terkait kerja-kerja Satlantas dan disini publik bisa melakukan pengawasan dan penilaian secara langsung. Dan dari kebiasaannya ini dikatakan terkadang warganet justru menunggu apa informasi baru yang akan disampaikan. Jadi kalau sehari saja tidak live biasanya ada netizen yang bertanya kenapa tidak live.

  “Ini sering dan sepertinya live yang saya buat ditunggu, sebab kalau absen biasanya besoknya ada yang tanya di kolom komentar kenapa kemarin tidak live,” sambung Dian.

Baca Juga :  Latih Pendamping Sekolah Penggerak, Dinas Pendidikan Lakukan Kolaborasi 

    Meski demikian Dian tak mau menganggap cara live adalah yang paling tepat untuk menyampaikan pesan – pesan kepolisian, mengingat setiap kasat tentunya memiliki cara masing – masing terlebih untuk bisa mendekatkan pelayanan kepolisian ke tengah  tengah masyarakat. Namun usahanya ini ternyata tidak semua bisa menerima. Terkadang ada warganet berkomentar di kolom komentar dengan nada nyinyir.    

    “Biasanya sih ada yang singgung dengan mengatakan Polisi bukannya kerja atur lalu lintas tapi malah main Hp. Dan soal ini biasa bukan saya yang menjelaskan tapi malah warganet sendiri yang membela dan menganggap apa yang dilakukan polisi sudah betul, sehingga tidak perlu ditanggapi pertanyaan seperti itu,” sambungnya.

   Ditanya apakah dengan live justru tidak membocorkan informasi terkait adanya kegiatan  patroli atau sweeping, menurut Dian yang dilakukan adalah edukasi secara langsung jadi jika ada yang melanggar maka pelanggar ini akan terekam dan polisi akan menjelaskan apa bentuk pelanggarannya.

   “Tidak membocorkan sih, sekalipun akhirnya publik bisa tahu bahwa ada razia, sebab bagi kami tindakan itu urusan ke sekian yang penting warga bisa tertib. Bisa melihat langsung jika melanggar dan sanksi yang diberikan itu apa saja,” beber pemilik akun NamukPolwan ini.

Baca Juga :  Batasi Anak Main Gadget  dan Dampingi Untuk Penguatan Psikologi 

   Soal cerita lucu selama live disampaikan Dian Pietersz bahwa biasanya jika ada yang terjaring razia alasan yang sering digunakan adalah akan ke rumah sakit, namun disini polisi biasa memiliki sense apakah betul akan ke rumah sakit atau hanya alasan.

    “Biasa kami kejar dengan pertanyaan, kalau hanya alasan maka langsung kami tilang,” tegas Dian. “Lalu karena seringnya muncul di live, akhirnya terkadang saat ketemu orang di razia mereka bilang ibu polwan yang suka live to,” ceritanya.

   Selain itu ada juga seorang ibu asal Papua yang kena tilang namun malah mengatakan mama Kasat. “Akhirnya istilah mama Kasat ini sering dipake sampai sekarang,” ujar Dian.

    Ia juga tak menampik jika bermain medsos ada juga manfaat positifnya. Itu dibuktikan  saat mencari identitas korban yang tak memiliki kartu identitas. Pihak lantas posting dan tidak sampai satu jam polisi akhirnya mengetahui siapa keluarga dan saat itu juga pihak keluarga menjemput jenazah pria tak dikenal tersebut. Sementara terkait follower, kata Dian dirinya memiliki 33 ribu follower dan semua hanya berawal dari hobi. “Sampai ada yang bilang ingin ditilang bu kasat, ha..ha..,” tutupnya. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

  Dian menjelaskan bahwa kegiatan live di medsos ini  memang diwajibkan oleh Dirlantas untuk melaporkan kondisi arus lalu lintas, kegiatan maupun pengalihan arus. Jadi semisal ada kapal masuk maka ini perlu diketahui publik agar tidak terjebak macet.

  Dan untungnya dari aktifitas ringannya ini, pimpinan kepolisian ikut mendukung  mengingat secara tidak langsung akan mendekatkan kepolisian dengan masyarakat. Cara live dilakukan lantaran menurutnya masyarakat di Jayapura banyak yang bermain medsos dan ini cara yang paling mudah untuk memanfaatkan teknologi secara positif.

   Sementara terkait konten, kata Polwan yang lama mengabdi di Polres Merauke ini, biasanya ia menyertakan konten sharing session atau tanya jawab dan ini direspon baik oleh warganet.  “Kalau sharing session biasa ratusan yang menonton dan yang ditanya itu seperti  bagaimana membuat SIM,  bagaimana membuat SKCK, termasuk cara bisa masuk menjadi polisi,” tambahnya.

   Selain itu, ada juga informasi terkait kerja-kerja Satlantas dan disini publik bisa melakukan pengawasan dan penilaian secara langsung. Dan dari kebiasaannya ini dikatakan terkadang warganet justru menunggu apa informasi baru yang akan disampaikan. Jadi kalau sehari saja tidak live biasanya ada netizen yang bertanya kenapa tidak live.

  “Ini sering dan sepertinya live yang saya buat ditunggu, sebab kalau absen biasanya besoknya ada yang tanya di kolom komentar kenapa kemarin tidak live,” sambung Dian.

Baca Juga :  Latih Pendamping Sekolah Penggerak, Dinas Pendidikan Lakukan Kolaborasi 

    Meski demikian Dian tak mau menganggap cara live adalah yang paling tepat untuk menyampaikan pesan – pesan kepolisian, mengingat setiap kasat tentunya memiliki cara masing – masing terlebih untuk bisa mendekatkan pelayanan kepolisian ke tengah  tengah masyarakat. Namun usahanya ini ternyata tidak semua bisa menerima. Terkadang ada warganet berkomentar di kolom komentar dengan nada nyinyir.    

    “Biasanya sih ada yang singgung dengan mengatakan Polisi bukannya kerja atur lalu lintas tapi malah main Hp. Dan soal ini biasa bukan saya yang menjelaskan tapi malah warganet sendiri yang membela dan menganggap apa yang dilakukan polisi sudah betul, sehingga tidak perlu ditanggapi pertanyaan seperti itu,” sambungnya.

   Ditanya apakah dengan live justru tidak membocorkan informasi terkait adanya kegiatan  patroli atau sweeping, menurut Dian yang dilakukan adalah edukasi secara langsung jadi jika ada yang melanggar maka pelanggar ini akan terekam dan polisi akan menjelaskan apa bentuk pelanggarannya.

   “Tidak membocorkan sih, sekalipun akhirnya publik bisa tahu bahwa ada razia, sebab bagi kami tindakan itu urusan ke sekian yang penting warga bisa tertib. Bisa melihat langsung jika melanggar dan sanksi yang diberikan itu apa saja,” beber pemilik akun NamukPolwan ini.

Baca Juga :  Satpol PP Warning Penjual Miras yang Langgar Aturan

   Soal cerita lucu selama live disampaikan Dian Pietersz bahwa biasanya jika ada yang terjaring razia alasan yang sering digunakan adalah akan ke rumah sakit, namun disini polisi biasa memiliki sense apakah betul akan ke rumah sakit atau hanya alasan.

    “Biasa kami kejar dengan pertanyaan, kalau hanya alasan maka langsung kami tilang,” tegas Dian. “Lalu karena seringnya muncul di live, akhirnya terkadang saat ketemu orang di razia mereka bilang ibu polwan yang suka live to,” ceritanya.

   Selain itu ada juga seorang ibu asal Papua yang kena tilang namun malah mengatakan mama Kasat. “Akhirnya istilah mama Kasat ini sering dipake sampai sekarang,” ujar Dian.

    Ia juga tak menampik jika bermain medsos ada juga manfaat positifnya. Itu dibuktikan  saat mencari identitas korban yang tak memiliki kartu identitas. Pihak lantas posting dan tidak sampai satu jam polisi akhirnya mengetahui siapa keluarga dan saat itu juga pihak keluarga menjemput jenazah pria tak dikenal tersebut. Sementara terkait follower, kata Dian dirinya memiliki 33 ribu follower dan semua hanya berawal dari hobi. “Sampai ada yang bilang ingin ditilang bu kasat, ha..ha..,” tutupnya. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya