Friday, May 10, 2024
25.7 C
Jayapura

Banyak Orang Memiliki Mimpi, Tapi Tidak Memiliki Semangat untuk Meraihnya

Tahun 2018-2020, sebagai Ketua Program Studi Administrasi Negara S1. Dan tahun 2013-2021 Vince menjabat sebagai Ketua Konferensi Jurnal Internasional IFRD Dubai dan Cenderawasih University.

Bersamaan dengan itu terhitung mulai  2017-Sekarang dia juga menjabat sebagai Ketua Pusat Studi Data dan Informasi Pembangunan (Pusdip) Kemudian sejak tahun 2019-Sekarang menjadi Ketua Pusat Studi Gender dan Anak Uncen.

Tidak hanya itu sejak tahun 2018-2021 lalu dia juga dipercayakam sebagai  Ketua Yayasan Papua Aweida Anigou (YPAA) dan mulai tahun 2021 sampai sekarang dirinya dipercayai sebagai Ketua Suara Perempuan Indonesia.

Dengan pengalaman dan jabatannya yang luar biasa ini, Vince tampaknya telah memboyong berbagai Piagam Penghargaan dan Tanda Jasa. Seperti pada tahun 1997 dia menerima Piagam Widyaiswara Tingkat Nasional (BP7) dari BP7 Nasional, 2016 menerima publisher IFRD Dubay IFRD dari Dubay Emirate Arab.

Baca Juga :  100 Pencaker OAP  Dapat Pelatihan

Selain itu pada tahun 2017 dia mendapatkan sertifikat, Kerjasama Jurnal dari Universitas Penang Malaysia. Lalu tahun 2018 dia menerima Sertifikat Badan Pengawas (BP) dari YPMAK (Freeport).

Serta pada tahun 2020 dia menerima Sertfikat, sebagai Nara Sumber Program Doktoral Ilmu Sosial dari Program S3 Pasca Uncen.

Tidak hanya pada dunia pendidikan, tapi Vince juga aktif sebagai pengabidan masyarakat, bahkan dirinya memiliki 13 jenis kegiatan pengabian masyarakat.

Ini semua tidak terlepas dari dukungan semua pihak, baik keluarga, para dosen tapi juga tentunya tidak terlepas peran besar gereja dan peran lain,” ucapnya usai prosesi pengukuhan di Auditorium Uncen Selasa.

Dikatakan wujud atas semua perjuangannya itu tidak terlepas dari mimpi dan kerja kerjasnya selama ini.  “Tapi juga dukungan semua pihak, saya tidak pernah lupa atas itu,” ujarnya.

Baca Juga :  Dir Intelkam Ikuti Coffee Morning Bawaslu Papua

Terlebih sebagai perempuan Meepago, Lapago, atau wilayah termarginal di Tanah Papua, keberhasilannya mengubah stigma tabir, kebodohan, keterbelakangan, anak anak Papua selama ini.

Dan stigma itu dihilangkan, karena pendidikan tidak pernah membatas ruang bagi siapapun selama punya niat dan semangat yang juang.

“Banyak orang memiliki mimpi tapi, tidak memiliki cukup banyak semangat untuk meraihnya, tapi saya mewakili perempuan Mee bisa raih itu,” ungkapnya.

Tahun 2018-2020, sebagai Ketua Program Studi Administrasi Negara S1. Dan tahun 2013-2021 Vince menjabat sebagai Ketua Konferensi Jurnal Internasional IFRD Dubai dan Cenderawasih University.

Bersamaan dengan itu terhitung mulai  2017-Sekarang dia juga menjabat sebagai Ketua Pusat Studi Data dan Informasi Pembangunan (Pusdip) Kemudian sejak tahun 2019-Sekarang menjadi Ketua Pusat Studi Gender dan Anak Uncen.

Tidak hanya itu sejak tahun 2018-2021 lalu dia juga dipercayakam sebagai  Ketua Yayasan Papua Aweida Anigou (YPAA) dan mulai tahun 2021 sampai sekarang dirinya dipercayai sebagai Ketua Suara Perempuan Indonesia.

Dengan pengalaman dan jabatannya yang luar biasa ini, Vince tampaknya telah memboyong berbagai Piagam Penghargaan dan Tanda Jasa. Seperti pada tahun 1997 dia menerima Piagam Widyaiswara Tingkat Nasional (BP7) dari BP7 Nasional, 2016 menerima publisher IFRD Dubay IFRD dari Dubay Emirate Arab.

Baca Juga :  100 Pencaker OAP  Dapat Pelatihan

Selain itu pada tahun 2017 dia mendapatkan sertifikat, Kerjasama Jurnal dari Universitas Penang Malaysia. Lalu tahun 2018 dia menerima Sertifikat Badan Pengawas (BP) dari YPMAK (Freeport).

Serta pada tahun 2020 dia menerima Sertfikat, sebagai Nara Sumber Program Doktoral Ilmu Sosial dari Program S3 Pasca Uncen.

Tidak hanya pada dunia pendidikan, tapi Vince juga aktif sebagai pengabidan masyarakat, bahkan dirinya memiliki 13 jenis kegiatan pengabian masyarakat.

Ini semua tidak terlepas dari dukungan semua pihak, baik keluarga, para dosen tapi juga tentunya tidak terlepas peran besar gereja dan peran lain,” ucapnya usai prosesi pengukuhan di Auditorium Uncen Selasa.

Dikatakan wujud atas semua perjuangannya itu tidak terlepas dari mimpi dan kerja kerjasnya selama ini.  “Tapi juga dukungan semua pihak, saya tidak pernah lupa atas itu,” ujarnya.

Baca Juga :  Libatkan Penguji dari Perusahaan, Setelah Lulus Bisa Siap  Kerja

Terlebih sebagai perempuan Meepago, Lapago, atau wilayah termarginal di Tanah Papua, keberhasilannya mengubah stigma tabir, kebodohan, keterbelakangan, anak anak Papua selama ini.

Dan stigma itu dihilangkan, karena pendidikan tidak pernah membatas ruang bagi siapapun selama punya niat dan semangat yang juang.

“Banyak orang memiliki mimpi tapi, tidak memiliki cukup banyak semangat untuk meraihnya, tapi saya mewakili perempuan Mee bisa raih itu,” ungkapnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya