Aksi berjalan damai dan diisi dengan orasi secara bergantian dari para peserta yang menyoroti masih maraknya praktik rasisme terhadap masyarakat Papua. “Mereka menuntut adanya keadilan, penghapusan diskriminasi, serta pembukaan ruang demokrasi yang lebih luas di tanah Papua,” tambah Kapolsek.
Menjelang penutupan aksi, dibacakan pernyataan sikap yang memuat delapan poin tuntutan, di antaranya penghentian kekerasan militer, penghentian investasi besar-besaran di tanah Papua, hingga tuntutan hak penentuan nasib sendiri bagi rakyat Papua sebagai solusi demokratis.
Aksi ini merupakan bagian dari upaya mahasiswa Papua untuk terus mengingatkan publik dan pemerintah bahwa isu rasisme masih menjadi luka mendalam bagi masyarakat Papua.
Tidak menutup kemungkinan kegiatan serupa akan terus digelar setiap tanggal 19 Agustus sebagai bentuk perlawanan terhadap diskriminasi dan ketidakadilan. (*/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos