Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Terkesan Dibiarkan dan Tidak Ada Ketegasan, Aksi  Pungutan Makin Marak

Mencermati Aksi Pungutan di Jalanan Dengan Modus Membersihkan Jalan

Bukan rahasia umum lagi, praktek pungutan liar di jalan jalan umum saat ini baik di wilayah Kota Jayapura maupun di Kabupaten Jayapura seperti tumbuh subur.  Aksi ini terlihat tidak terbendung dan terkesan dibiarkan oleh pemerintah maupun pihak aparat kepolisian. 

Laporan: Robert Mboik_Jayapura

Hampir setiap hari,  mulai pagi hingga sore, baik  di hari-hari sibuk maupun tidak, aksi bersih-bersih oleh sekelompok masyarakat ini sering kita dapati. Tidak hanya di jalan yang ramai lalu linta, jalan-jalan umum yang dianggap luput dari pantauan dan pengawasan juga sering dipakai untuk dijadikan sebagai tempat praktek pungutan liar jalanan.

    Modusnya, selain bersihkan jalan, atau tambal sulam jalan yang lubang, mereka juga menenteng kardus atau karton, berharap setiap orang yang memberikan sedikit uangnya. Ironisnya, kadang kerja bersihkan jalan hanya sebentar, namun pungutan berlangsung jauh lebih lama. Bahkan, kadang ada yang berbau miras.

   Khusus di Sentani Kabupaten Jayapura, praktek pungli jalanan ini biasa terjadi di jalan Sentani-Genyem, Jalan Pasar Baru atau jalan Youmakhe, kemudian di jalan Pasar Lama-Kehiran, Jalan Komba-Nendali.

  Kemudian  di Kota Jayapura,  praktek ini kerap dilakukan di Jalan belakang atau jalan Alternatif mulai dari Uncen atas sampai dekat kawasan pemukiman Jaya Asri bagian belakang, jalan masuk ke Perumahan Organda Padang Bulan, termasuk dikantor pemerintahan otonon. Belum lagi digang-gang atau jalan lainya yang tidak selalu terlihat. Termasuk di daerah perbatasan mendekati Kabupaten Keerom juga sering terjadi hal serupa.

Baca Juga :  PPDB Berjalan Sesuai Aturan Kemendikbud

  Sebagian besar yang melakukan aksi ini adalah anak-anak mudah, bahkan ada juga  melibatkan anak di bawah umur, tidak ketinggalan  orang dengan usia tua juga kadang nongol. Tentunya kondisi itu sangat memprihatinkan. Karena tidak memberikan pelajaran maupun pendidikan positif bagi masyarakat.

  Ketika praktek ini dibiarkan, bukan tidak mungkin para pelaku yang sudah terbiasa melakukanya bisa menjadikan praktek ini sebagai profesi menghasilkan uang dengan cara yang kurang tepat. Soal bersih jalan mungkin semua setuju, itupun jika dilakukan tanpa harap imbalan. Karena sejatinya, pemerintah daerah memiliki bagian atau petugas khusus yang menangani masalah kebersihan jalan itu.

  Motif yang dilakukan sangat beragam, biasanya sekelompok orang turun ke jalan, membersihkan daerah pinggir jalan, bisa dengan mesin, sapu lidi atau menggunakan peralatan kebersihan  lainnya. Ada juga dengan modus tambal sulam jalan berlubang. Dua orang dari kelompok ini biasanya  berdiri di tengah jalan, sambil menenteng kardus atau karton dengan sedikit tulisan “sumbangan sukarela, galang dana untuk kepentingan ibadah dan lain sebagainya.    

   Aksi-aksi mereka ini jelas meresahkan para pengguna jalan. Misalnya ketika terjadi kecelakaan, ada  pengguna jalan yang tanpa sengaja  menabrak oknum-oknum itu, siapa yang bertanggung jawab. Bagaimana proses hukumnya dan penangananya. Hal-hal seperti ini yang harus diantisipasi oleh pemerintah dan juga aparat penegak hukum.

Baca Juga :  Uncen Kembali Tanda Tangan MoU Dengan Bank Mandiri

   Masyarakat harus paham, bahwa urusan untuk membersihkan jalan adalah tugas pemerintah melalui dinas teknis, masyarakat hanya perlu memberikan dukungan dalam menjaga kebersihan, misalnya tidak membuang sampah sembarangan tempat.

   “Ya sebenarnya kalau mau bersih jalan itu ada pemerintah, kita punya tugas jaga kebersihan, tidak buang sampah sembarang. Lalu yang biasa turun ke jalan ini kebanyakan anak-anak muda. Semestinya tempat kerja mereka bukan dijalan, ini sangat memalukan kami orang Papua. Seolah-olah tidak ada kemampuan lain yang mereka  dimiliki,” ujar Agnes, salah satu warga Papua yang juga ikut menentang aksi-aksi seperti ini.

  Karena itu, dia berharap agar pemerintah serius melihat persoalan seperti ini. Karena bukan tidak mungkin, apa yang dilakukan hari ini bisa berdampak buruk bagi masa depan mereka. “Pemerintah harus peduli, tanyakan, kenapa begitu, kalau tidak ada makan ya pemerintah  kasi mereka makan, kalau tidak ada skill kasih mereka pelatihan. Jangan biarkan anak anak muda ini seperti ini terus. Itu tugas pemerintah cari tahu akar persoalanya. (*/tri)

Mencermati Aksi Pungutan di Jalanan Dengan Modus Membersihkan Jalan

Bukan rahasia umum lagi, praktek pungutan liar di jalan jalan umum saat ini baik di wilayah Kota Jayapura maupun di Kabupaten Jayapura seperti tumbuh subur.  Aksi ini terlihat tidak terbendung dan terkesan dibiarkan oleh pemerintah maupun pihak aparat kepolisian. 

Laporan: Robert Mboik_Jayapura

Hampir setiap hari,  mulai pagi hingga sore, baik  di hari-hari sibuk maupun tidak, aksi bersih-bersih oleh sekelompok masyarakat ini sering kita dapati. Tidak hanya di jalan yang ramai lalu linta, jalan-jalan umum yang dianggap luput dari pantauan dan pengawasan juga sering dipakai untuk dijadikan sebagai tempat praktek pungutan liar jalanan.

    Modusnya, selain bersihkan jalan, atau tambal sulam jalan yang lubang, mereka juga menenteng kardus atau karton, berharap setiap orang yang memberikan sedikit uangnya. Ironisnya, kadang kerja bersihkan jalan hanya sebentar, namun pungutan berlangsung jauh lebih lama. Bahkan, kadang ada yang berbau miras.

   Khusus di Sentani Kabupaten Jayapura, praktek pungli jalanan ini biasa terjadi di jalan Sentani-Genyem, Jalan Pasar Baru atau jalan Youmakhe, kemudian di jalan Pasar Lama-Kehiran, Jalan Komba-Nendali.

  Kemudian  di Kota Jayapura,  praktek ini kerap dilakukan di Jalan belakang atau jalan Alternatif mulai dari Uncen atas sampai dekat kawasan pemukiman Jaya Asri bagian belakang, jalan masuk ke Perumahan Organda Padang Bulan, termasuk dikantor pemerintahan otonon. Belum lagi digang-gang atau jalan lainya yang tidak selalu terlihat. Termasuk di daerah perbatasan mendekati Kabupaten Keerom juga sering terjadi hal serupa.

Baca Juga :  Terbanyak Pelanggaran Asusila

  Sebagian besar yang melakukan aksi ini adalah anak-anak mudah, bahkan ada juga  melibatkan anak di bawah umur, tidak ketinggalan  orang dengan usia tua juga kadang nongol. Tentunya kondisi itu sangat memprihatinkan. Karena tidak memberikan pelajaran maupun pendidikan positif bagi masyarakat.

  Ketika praktek ini dibiarkan, bukan tidak mungkin para pelaku yang sudah terbiasa melakukanya bisa menjadikan praktek ini sebagai profesi menghasilkan uang dengan cara yang kurang tepat. Soal bersih jalan mungkin semua setuju, itupun jika dilakukan tanpa harap imbalan. Karena sejatinya, pemerintah daerah memiliki bagian atau petugas khusus yang menangani masalah kebersihan jalan itu.

  Motif yang dilakukan sangat beragam, biasanya sekelompok orang turun ke jalan, membersihkan daerah pinggir jalan, bisa dengan mesin, sapu lidi atau menggunakan peralatan kebersihan  lainnya. Ada juga dengan modus tambal sulam jalan berlubang. Dua orang dari kelompok ini biasanya  berdiri di tengah jalan, sambil menenteng kardus atau karton dengan sedikit tulisan “sumbangan sukarela, galang dana untuk kepentingan ibadah dan lain sebagainya.    

   Aksi-aksi mereka ini jelas meresahkan para pengguna jalan. Misalnya ketika terjadi kecelakaan, ada  pengguna jalan yang tanpa sengaja  menabrak oknum-oknum itu, siapa yang bertanggung jawab. Bagaimana proses hukumnya dan penangananya. Hal-hal seperti ini yang harus diantisipasi oleh pemerintah dan juga aparat penegak hukum.

Baca Juga :  Sempat Berhenti Karena Pandemi, Kini Mulai Aktif Layani Pesanan   

   Masyarakat harus paham, bahwa urusan untuk membersihkan jalan adalah tugas pemerintah melalui dinas teknis, masyarakat hanya perlu memberikan dukungan dalam menjaga kebersihan, misalnya tidak membuang sampah sembarangan tempat.

   “Ya sebenarnya kalau mau bersih jalan itu ada pemerintah, kita punya tugas jaga kebersihan, tidak buang sampah sembarang. Lalu yang biasa turun ke jalan ini kebanyakan anak-anak muda. Semestinya tempat kerja mereka bukan dijalan, ini sangat memalukan kami orang Papua. Seolah-olah tidak ada kemampuan lain yang mereka  dimiliki,” ujar Agnes, salah satu warga Papua yang juga ikut menentang aksi-aksi seperti ini.

  Karena itu, dia berharap agar pemerintah serius melihat persoalan seperti ini. Karena bukan tidak mungkin, apa yang dilakukan hari ini bisa berdampak buruk bagi masa depan mereka. “Pemerintah harus peduli, tanyakan, kenapa begitu, kalau tidak ada makan ya pemerintah  kasi mereka makan, kalau tidak ada skill kasih mereka pelatihan. Jangan biarkan anak anak muda ini seperti ini terus. Itu tugas pemerintah cari tahu akar persoalanya. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya