Rekreasi Bersama Tenaga Ahli Menteri Sosial RI Benhur Tomi Mano di Mettu Debi (Bagian I)
Sabtu (17/9) akhir pekan lalu, keluarga besar Cenderawasih Pos melakukan rekreasi bersama untuk melepas rutinitas sejenak. Kali ini, rekreasi bersama di Pulau Mettu Debi ini terasa istimewa karena bersama-sama dengan mantan Wali Kota Jayapura Dr Benhur Tomi Mano, MM yang kini menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Sosial RI bidang Rehabilitasi Sosial.
Laporan Agung Tri Handono_Jayapura
Pagi menjelang siang itu cuaca cukup terik, rombongan Cenderawasih Pos tiba di pantai Ciberry, setelah sebelumnya sempat belanja kebutuhan untuk rekreasi. Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 lebih rombongan dengan menggunakan dua speed boat menuju ke Mettu Debi. Lokasi pulau kecil di teluk Youtefa ini di antara kampung Engros dan Tobati, atau di sebelah barat daya dari jembatan merah.
Tak butuh waktu lama, sekira tujuh menit saja, speed boat rombongan Cenderawasih Pos yang dipimpin oleh Dirut Nurul Hidayaah, sudah merapat di ujung bagian utara pulau Mettu Debi dan langsung menurunkan barang bawaan. Beberapa warga, termasuk Kepala Kampung Tobati dan Kepala Kampung Engros bersama beberapa warga terlihat sudah ada di lokasi dan langsung menyambut.
Beberapa warga nelayan nampaknya baru pulang menjaring ikan. Perahu dengan tumpukan jaring di atasnya, sementara beberapa ikan hasil tangkapan mulai dibersihkan. Ikan bubara besar dan ikan Sako yang cukup panjang, nampak sudah dibersihkan isi perutnya dan siap untuk dibakar di atas perapian. Beberapa sisir pisang sudah mengawali di atas perapian. Ikan bubara hasil budidaya dalam karamba ikan juga disiapkan dalam boks plastik, jaga-jaga bila ikan hasil tangkapan kurang.
Kondisi Pulau Mettu Debi memang sudah jauh berbeda dari beberapa tahun lalu, saat keluarga besar Cenderawasih Pos juga rekreasi di tempat yang sama. Kini sudah ada pondok-pondok wisata yang dibangun, ada yagn beratap, ada juga yang bentuk para-para tanpa atap. Masing-masing lantai papan pondok itu, tertera tulisan Rp 150.000.
Suasana hutan dulu, juga sudah mulai terbuka dan terang. Bahkan, beberapa pohon cemara pantai dan pohon kelapa terlihat tumbang akibat abrasi. Diterjang ombak. Daunnya sudah hilang, tinggal dahan dan ranting yang mongering. Akar pohon cemara yang tercabut dari dasar pasir pantai, memberi nuansa tersendiri di pulau yang bersejarah masuknya injil di Tabi.
Beberapa saat kemudian, mantan Wali Kota Jayapura Dr Benhur Tomi Mano datang dengan speed boat. Datang dengan tampilan santai, celana pendek biru di atas lutut, baju kaos abu-abu sedikit ketat, dan topi serta kacamata hitam untuk meredam teriknya sinar matahari. Suasana hangat dan santai, langsung mewarnai suasana rekreasi bersama.
Bahkan, di sela-sela menunggu ikan bubara dan ikan sako dibakar di atas perapian, BTM bersendau gurau. Termasuk kepala Kampung Tobati, terlihat santai bercanda sambil membolak balik ikan dibantu kru Cenderawasih Pos.
Sambil berdiri di dekat pembakaran ikan, BTM berbincang santai dengan Cenderawasih Pos terkait dengan aktifitas kesibukannya setelah tak lagi menjabat Wali Kota, dan kini menjadi staf ahli Mentri Sosial RI. Tak hanya di level Kota Jayapura, tapi tanggung jawab di tiga provinsi Papua, Maluku dan NTT. BTM bicara panjang lebar, mulai dari Bantuan Langsung Tunai (BLT) Covid-19 maupun BLT kompensasi BBM yang saat ini tengah disalurkan, hingga berbagai program Kementerian Sosial yang dilaksanakan di Papua.
Terkait kenaikan harga BBM ini, Pemerintah Pusat melalui Kemensos memang menyalurkan banguan BLT kompensasi BBM, selain juga ada BLT untuk pandemic Covid-19. Yang jadi catatan dan perhatian khusus, dirinya harus turun memantau langsung penyalurannya, memastikan bahwa bantuan ini harus benar-benar tepat sasaran dan tepat jumlah sampai kepada Kelurga Penerima Manfaat (KPM).
“Kita salurkan lewat kantor Pos, karen capainnya bisa mencapai 100 persen, bahkan saat ini sudah 99 %, memang cepat sekali penyalurannya,”ujar Tomi Mano.
Untuk penyaluran BLT BBM ini dilakukan dua tahap, setiap tahap Rp 300 ribu untuk dua bulan. Untuk memastikan tepat sasaran, setiap penerima BLT langsung difoto dengan uang yang diteirmanya. “Kami cek betul, apakah orang yang menerima ini betul-betul patut dibantu dari sisi ekonomi,”ujarnya.
Karena itu, dari sisi penyiapan data penerima atau KPM, Tomi Mano minta benar-benar dilakukan pendataan yang akurat. Pemerintah kabupaten/kota melalui Dinas Sosial dan tim pendamping, dalam menyiapkan data harus koordinasi dengan kepala distrik, kepala kampaung hingga Ketua RT/RW yang tahu kondisi masyarakatnya.
“Data harus valid, harus benar-benar orang yang tidak mampu yang dibantu, jangan orang punya kendaraan, gelang kalung emas dapat bantuan BLT, ini berarti tidak sesuai sasaran,”ujar Tomi Mano yang mengaku pendataan juga kerjasama dengan Dispendukcapil, terkait data Nomor Induk Kependudukan (NIK) untuk menhindari pendobelan data.
BTM juga minta data penerima BLT atau bantuan sosial ini selalu diupdate, hal ini terkait dengan kondisi ekonomi masyarakat, yang sudah mampu atau yang tidak mampu. “Yang saya amati waktu saya di Kota (menjabat Walikota.red), sebelum saya masuk tahun 2011 angka kemiskinan 14 persen, kemudian terus turun menjadi 11 persen. Sehingga hal ini perlu validasi lagi sesuai kondisi ekonomi masyarakat,”tuturnya.
Satu hal yang menjadi catatannya, seperti saat kunjungan Mensor RI Tri Rishmaharini di Balai Sosial beberapa waktu lalu, terlihat tidak seimbang antara Orang Asli Papua (OAP) dan non OAP yang terima bantuan sosial. Pihaknya berharap diperhatikan dengan baik, supaya tidak timbul kecemburuan sosial. (Bersambung)