Agus Ohee menceritakan, untuk menjadi seorang seniman seperti dirinya tidaklah mudah, ia sendiri mempunyai bakat seni sejak kecil, dengan kegigihan ia terus belajar mempelajari seni rupa, baik seni melukis, seni ukir ada ukir patung, ukir kayu, ukir batu, dan ukir relief. Iapun bisa menghasilkan banyak karya belajar tidak hanya satu orang tapi beberapa orang dan beberapa background seniman.
Seperti ia belajar dari sosok pria asal Jawa yang ahli dalam seni ukir kayu dari Jepara ia belajar mengukir dan memahat dari kayu untuk menghasilkan kayu ukiran khas motif Papua dan Port Numbay seperti tifa, ikan, patung dan lainnya, ikut juga di taman bunga dengan membuat pot bunga dengan berbagai motif khas Papua ada Burung Cenderawasih dan lainnya dengan belajar seperti ini ia akan mendapatkan banyak pengalaman dan ilmu serta bisa mengembangkan hasil karya dari motif Papua.
Agus sendiri lebih condong menekuni seni rupa dalam membuat motif khas Papua, baik melukis Burung Cenderawasih, ikan asli danau sentani, perahu dan cerita kearifan budaya lokal yang ia buat sampai sekarang karena menurutnya inilah jati diri dari nenek moyang yang harus tetap dijaga dan dilestarikan. Mudahnya, ada banyak cerita sejarah dan tradisi yang disimpan lewat lukisan maupun ukiran.
Apa yang dilakukan orang tua dulu ia gambarkan lewat lukisan dan ukirannya. Ini satu cara agar cerita itu tak terputus. Agus mengaku, ia telah menciptakan berbagai karya seni, termasuk lukisan, ukiran, dan relief. Karya-karyanya telah dipamerkan di berbagai tempat, termasuk di Jayapura dan Jakarta. Ia juga telah menerima beberapa penghargaan atas karyanya, termasuk Anugerah Kebudayaan Kota Jayapura dan Provinsi Papua.