Friday, June 20, 2025
23.7 C
Jayapura

Di Tengah Keterbatasan, Justru Lebih Kreatif dan Mampu Tunjukkan Kemandirian

Wakil Ketua DPD Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Papua, Oryel Kissya menyebut tidak hanya UMKM yang ditampilkan di Festival Cenderawasih yang digelar Bank Indonesia. Melainkan juga mengikutsertakan kaum disablitas untuk tampil di panggung.

Adapun yang dijual beragam, ada taplak meja, cangkir dari batok kelapa, hiasan bunga, noken, gayung, beragam akseori, keset kaki, gantungan kunci, hiasan gantungan kunci, piring rotan, kuliner yang semuanya itu dibuat sendiri.

Barang-barang yang dijual ada berbahan dasar dari batok kelapa seperti cangkir, gayung. Keset kaki dari sabut kelapa, teplak meja dari sedotan, hiasan bunga dari kayu.

“Mereka memiliki beragam potensi, memiliki keahlian dalam keterbatasan yang dimilikinya. Mereka mampu melakukan sesuatu yang belum tentu bisa dilakukan oleh orang normal pada umumnya,” ucapnya.

Baca Juga :  Bilang Orang Tua, Uang Pinang Belikan Sepatu dan Kaos Sepakbola

Oryel mengaku mereka membutuhkan ruang, butuh kesempatan dan butuh keberpihakan terhadap mereka. Sebab, berbicara kesetaraan kita juga ada dalam golongan itu. Mereka meminta pemerintah maupun instansi terkait agar dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan bisa melibatkan kaum disabilitas. Karena itu sudah bagian dari amanat Undang -Undang Nomor 8 Tahun 2016.

“Pemerintah bisa melihat ini, untuk kemudian melibatkan kita dalam momen tertentu. Bahkan, kami sebenarnya membutuhkan dana hibah untuk keberlangsungan organisasi kami,” ujarnya.
Oryel menyebut jumlah kaum disabilitas se-Tanah Papua sekitar 4 ribuan. Yang terdiri dari tunarungu, tunadaksa dan tunanetra. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Wakil Ketua DPD Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Papua, Oryel Kissya menyebut tidak hanya UMKM yang ditampilkan di Festival Cenderawasih yang digelar Bank Indonesia. Melainkan juga mengikutsertakan kaum disablitas untuk tampil di panggung.

Adapun yang dijual beragam, ada taplak meja, cangkir dari batok kelapa, hiasan bunga, noken, gayung, beragam akseori, keset kaki, gantungan kunci, hiasan gantungan kunci, piring rotan, kuliner yang semuanya itu dibuat sendiri.

Barang-barang yang dijual ada berbahan dasar dari batok kelapa seperti cangkir, gayung. Keset kaki dari sabut kelapa, teplak meja dari sedotan, hiasan bunga dari kayu.

“Mereka memiliki beragam potensi, memiliki keahlian dalam keterbatasan yang dimilikinya. Mereka mampu melakukan sesuatu yang belum tentu bisa dilakukan oleh orang normal pada umumnya,” ucapnya.

Baca Juga :  Diikuti 1.900 Lebih Anak dari 38 Sekolah, Masing-masing Siapkan 40 Peserta

Oryel mengaku mereka membutuhkan ruang, butuh kesempatan dan butuh keberpihakan terhadap mereka. Sebab, berbicara kesetaraan kita juga ada dalam golongan itu. Mereka meminta pemerintah maupun instansi terkait agar dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan bisa melibatkan kaum disabilitas. Karena itu sudah bagian dari amanat Undang -Undang Nomor 8 Tahun 2016.

“Pemerintah bisa melihat ini, untuk kemudian melibatkan kita dalam momen tertentu. Bahkan, kami sebenarnya membutuhkan dana hibah untuk keberlangsungan organisasi kami,” ujarnya.
Oryel menyebut jumlah kaum disabilitas se-Tanah Papua sekitar 4 ribuan. Yang terdiri dari tunarungu, tunadaksa dan tunanetra. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya