Menurutnya, pasar ini seharusnya menjadi perhatian semua pihak, terutama pemerintah, karena merupakan pusat pemberdayaan dan sumber penghidupan mama-mama Papua.
“Pasar ini ada di tengah kota, dekat kantor-kantor pemerintah. Tapi pejabat-pejabat OAP jarang sekali, bahkan tidak pernah datang belanja di sini,” ungkapnya.
Saat ini para pedagang sering pulang tanpa penghasilan. Sepinya pembeli membuat banyak di antara mereka memilih kembali berjualan di pinggir jalan, pasar pagi, Hamadi, Youtefa, atau titik-titik lain.
“Sering kita pulang tidak bawa uang, karena memang tidak ada yang datang beli,” kata Mama Atang.
Ia menegaskan perlunya perhatian khusus dari Pemkot Jayapura agar pedagang tidak terus terpinggirkan. Dengan kondisi yang kian memudar, pasar Mama-Mama Papua dihadapkan pada masa depan yang belum pasti. Namun langkah penertiban yang direncanakan Pemkot Jayapura memberi secercah harapan bahwa pasar ini dapat kembali hidup sebagaimana cita-cita awal pembangunannya.
Hari itu, para pedagang menatap Wakil Wali Kota dengan satu harapan sederhana namun mendalam: Pasar ini jangan dibiarkan mati! (*/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos