Saturday, February 22, 2025
24.7 C
Jayapura

Turun Gunung Pakai Lampu HP Hingga Kelupaan Jika Sedang Berpuasa

“Ada banyak cerita menarik yang kami dapat. Mulai dari kegiatan pertama ternyata kami dipalak oleh orang mabuk. Dimintai duit dan saat itu ada juga yang membawa alat tajam. Kami menganggap Pasar Pharaa  tidak nyaman karena banyak orang mabuk,” jelas Rahmatullah, koordinator kegiatan dari Rumah Bakau Jayapura, Minggu (16/2).

Selain tidak nyaman, banyak pedagang merasa aneh dengan adanya kelompok anak muda yang masuk ke lorong-lorong sambil memungut sampah dan semua tanpa dibayar. “Daerah parkiran juga banyak. Biasa penumpang menunggu berangkat mereka makan minum dan sampahnya dibuang begitu saja,” beber Rahmatullah.

Pria yang keseharian bekerja sebagai guru di Tanjung Ria ini menyampaikan bahwa dari kegiatan pertama meski memberi kesan kurang nyaman namun semua berjalan lancar dan lokasi kedua mengambil tempat di Taman Kota, Pasar Lama Sentani. Lokasi ini dulunya menjadi tempat berolahraga. Bahkan dulunya ada tempat untuk voli pasir. Namun karena tak terawat akhirnya tempat yang biasa dijadikan tempat main anak-anak sekolah itu kini nampak kotor.

Baca Juga :  Dishub Perketat  Aturan Pemanfaatan Terminal

“Disini kami menemukan ratusan botol minuman keras termasuk ada juga ganja siap edar. Agak disayangkan juga karena lokasinya berada di  halaman masjid dan di belakang pos polisi. Tempat yang seharusnya nyaman dan aman malah justru berubah menjadi tempat yang terkesan rawan,” bebernya. Kata Rahmatullah, untuk Taman Kota ini jika dikelola atau dijaga dan dibersihkan maka bisa menjadi satu lokasi interaksi sosial yang baik sesama warga.

“Tapi saat ini bisa dibilang agak rawan,” tambahnya.

Dilokasi ketiga yakni di kawasan Pegunungan Cycloop dimana puluhan relawan nekad naik meski belum pernah mendaki. Dalam perjalanan ada juga yang tak kuat menanjak sehingga beberapa kali harus terhenti untuk memulihkan tenaga. Tim yang sebagian besar wanita ini juga tak menolak ketika ditawari untuk naik hingga ke air terjun.

Baca Juga :  Kesempatan Mengais Rezeki Jualan Takjil,  Setiap Mesjid Siapkan Menu Berbuka

Meski melewati bebatuan yang curam ditambah harus masuk dicelah-celah batu namun semua bisa dilakukan. Disini para relawan kebersihan berhasil mengumpulkan sampah hampir 100 Kg.

“Padahal setahu kami Cycloop adalah kawasan konservasi yang jika ingin masuk harus mengantongi Surat Ijin Memasuki Kawasan Konservasi (Simaksi) namun ternyata banyak juga sampahnya,” sambung Rahmatullah.

“Ada banyak cerita menarik yang kami dapat. Mulai dari kegiatan pertama ternyata kami dipalak oleh orang mabuk. Dimintai duit dan saat itu ada juga yang membawa alat tajam. Kami menganggap Pasar Pharaa  tidak nyaman karena banyak orang mabuk,” jelas Rahmatullah, koordinator kegiatan dari Rumah Bakau Jayapura, Minggu (16/2).

Selain tidak nyaman, banyak pedagang merasa aneh dengan adanya kelompok anak muda yang masuk ke lorong-lorong sambil memungut sampah dan semua tanpa dibayar. “Daerah parkiran juga banyak. Biasa penumpang menunggu berangkat mereka makan minum dan sampahnya dibuang begitu saja,” beber Rahmatullah.

Pria yang keseharian bekerja sebagai guru di Tanjung Ria ini menyampaikan bahwa dari kegiatan pertama meski memberi kesan kurang nyaman namun semua berjalan lancar dan lokasi kedua mengambil tempat di Taman Kota, Pasar Lama Sentani. Lokasi ini dulunya menjadi tempat berolahraga. Bahkan dulunya ada tempat untuk voli pasir. Namun karena tak terawat akhirnya tempat yang biasa dijadikan tempat main anak-anak sekolah itu kini nampak kotor.

Baca Juga :  Banyak Pengabdian di Bidang Lain, Siap Bantu Pemkot bila Diminta Pendapat

“Disini kami menemukan ratusan botol minuman keras termasuk ada juga ganja siap edar. Agak disayangkan juga karena lokasinya berada di  halaman masjid dan di belakang pos polisi. Tempat yang seharusnya nyaman dan aman malah justru berubah menjadi tempat yang terkesan rawan,” bebernya. Kata Rahmatullah, untuk Taman Kota ini jika dikelola atau dijaga dan dibersihkan maka bisa menjadi satu lokasi interaksi sosial yang baik sesama warga.

“Tapi saat ini bisa dibilang agak rawan,” tambahnya.

Dilokasi ketiga yakni di kawasan Pegunungan Cycloop dimana puluhan relawan nekad naik meski belum pernah mendaki. Dalam perjalanan ada juga yang tak kuat menanjak sehingga beberapa kali harus terhenti untuk memulihkan tenaga. Tim yang sebagian besar wanita ini juga tak menolak ketika ditawari untuk naik hingga ke air terjun.

Baca Juga :  Berharap Punya Kantor Sendiri, Targetkan 1500 Kantong Darah/Bulan

Meski melewati bebatuan yang curam ditambah harus masuk dicelah-celah batu namun semua bisa dilakukan. Disini para relawan kebersihan berhasil mengumpulkan sampah hampir 100 Kg.

“Padahal setahu kami Cycloop adalah kawasan konservasi yang jika ingin masuk harus mengantongi Surat Ijin Memasuki Kawasan Konservasi (Simaksi) namun ternyata banyak juga sampahnya,” sambung Rahmatullah.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya