Saturday, October 18, 2025
27.7 C
Jayapura

Fokus Tingkatkan SDM Kembangkan Pariwisata di Bumi Kenambai Umabi

Sejak berdiri pada 2019, fokus utama PDA yang dipimpin oleh Direktur Papua Diving Academy, Sopia Melisa Sorontow, bukanlah sekadar mengantar turis snorkeling atau diving, melainkan mencetak instruktur dan pemandu wisata berstandar internasional dari putra-putri asli Kabupaten Jayapura.

“Kenyataan di lapangan, banyak paket wisata kita dijual oleh travel dari luar Papua, sementara anak-anak asli di sini justru menjadi penonton,” ujar Sopia dengan nada prihatin. “Harapan kita, usaha ini harus dimanfaatkan oleh putra daerah sendiri. Karena itu, fokus kami adalah meningkatkan SDM mereka.” tegasnya.

Buah dari kerja keras lima tahun ini kini terasa. PDA tidak hanya melayani pengunjung lokal, tetapi juga wisatawan mancanegara yang haus akan petualangan otentik.
Menjual Keaslian, Bukan Kemewahan Visi Sopia melampaui kursus menyelam. Ia dan timnya telah membina delapan kampung, termasuk Tabla Supa, Kwadewar, Bukisi, Tarfia, Ormu dan Yewena.

Baca Juga :  BPBD Tetapkan Status Siaga Darurat

Kampung-kampung tersebut dibina untuk menjadi kampung wisata yang matang, tetapi tanpa merubahnya menjadi semi modern melainkan mempertahankan keaslian original. Lebih menonjolkan keunggulan unik setiap kampung tanpa harus mengubah ciri khas mereka menjadi semi-modern. “Daya jual pariwisata yang paling dicari turis asing adalah keaslian lokal,” tegas Sopia.

“Mulai dari makanan lokal, kerajinan tangan lokal, penginapan lokal, hingga lokasi-lokasi prasejarah,” lanjutnya. Para turis asing yang menjadi pasar dominan, PDA tidak hanya datang untuk paket menyelam dengan harga mulai dari Rp 1,5 juta hingga puluhan juta, tetapi juga untuk pengalaman yang mendalam, seperti mengamati burung cenderawasih atau mengunjungi sentral kerajinan tangan di sekitar Danau Sentani, bahkan menikmati pesona alam dibawah laut biru.

Baca Juga :  Hasil Labfor Kebakaran Kompleks Kantor Bupati Keluar, ini Penjelasan Kapolres

Sejak berdiri pada 2019, fokus utama PDA yang dipimpin oleh Direktur Papua Diving Academy, Sopia Melisa Sorontow, bukanlah sekadar mengantar turis snorkeling atau diving, melainkan mencetak instruktur dan pemandu wisata berstandar internasional dari putra-putri asli Kabupaten Jayapura.

“Kenyataan di lapangan, banyak paket wisata kita dijual oleh travel dari luar Papua, sementara anak-anak asli di sini justru menjadi penonton,” ujar Sopia dengan nada prihatin. “Harapan kita, usaha ini harus dimanfaatkan oleh putra daerah sendiri. Karena itu, fokus kami adalah meningkatkan SDM mereka.” tegasnya.

Buah dari kerja keras lima tahun ini kini terasa. PDA tidak hanya melayani pengunjung lokal, tetapi juga wisatawan mancanegara yang haus akan petualangan otentik.
Menjual Keaslian, Bukan Kemewahan Visi Sopia melampaui kursus menyelam. Ia dan timnya telah membina delapan kampung, termasuk Tabla Supa, Kwadewar, Bukisi, Tarfia, Ormu dan Yewena.

Baca Juga :  Polisi Gelar Rekontruksi Kasus Pembakaran Komplek Kantor Bupati Jayapura

Kampung-kampung tersebut dibina untuk menjadi kampung wisata yang matang, tetapi tanpa merubahnya menjadi semi modern melainkan mempertahankan keaslian original. Lebih menonjolkan keunggulan unik setiap kampung tanpa harus mengubah ciri khas mereka menjadi semi-modern. “Daya jual pariwisata yang paling dicari turis asing adalah keaslian lokal,” tegas Sopia.

“Mulai dari makanan lokal, kerajinan tangan lokal, penginapan lokal, hingga lokasi-lokasi prasejarah,” lanjutnya. Para turis asing yang menjadi pasar dominan, PDA tidak hanya datang untuk paket menyelam dengan harga mulai dari Rp 1,5 juta hingga puluhan juta, tetapi juga untuk pengalaman yang mendalam, seperti mengamati burung cenderawasih atau mengunjungi sentral kerajinan tangan di sekitar Danau Sentani, bahkan menikmati pesona alam dibawah laut biru.

Baca Juga :  BPBD Tetapkan Status Siaga Darurat

Berita Terbaru

Artikel Lainnya