Kata Uline, tekstur sinole yang kasar dan warna cokelat muda mencari khas makanan Papua. Ia juga menyarankan beberapa paduan makanan, seperti ikan kuah kuning atau sambal terasi.
Terlepas dari itu, kendala utama produksi sinole adalah ketersediaan sagu yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk panen. Untuk menjawab tantangan ini, ia menekankan pentingnya reboisasi pohon sagu untuk keberlanjutan usaha.
“Saat ini, Isasai telah memiliki dua cabang di Jayapura, salah satunya di belakang Gelanggang Waena. Dengan beragam pilihan makanan dan minuman khas Papua, kami berharap dapat memperkenalkan kekayaan kuliner daerah kepada masyarakat luas,” ujarnya.
Selain sinole, Isasai juga menawarkan minuman herbal Papua (kayu akway jahe, daun salam jahe, kayu Masohi) dan olahan keladi serta ubi ungu. Ini adalah minuman herbal yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh, bisa dinikmati dengan hidangan saat dingin maupun panas.
“Kami juga menyediakan keladi dan ubi ungu tumbuk isi ayam asap, keladi dan ubi tumbuk isi ikan asar. Inilah salah satu makanan khas Papua yang terus kami gaungkan agar semua masyarakat tahu, bisa dinikmati dan dipromosikan,”tandasnya. (*).
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos