Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Barang Banyak Dijarah, Enggan Pindah Meski Berulang Kali Kebakaran

Mengunjungi Warga Korban Kebakaran di Dok IX Jayapura

Musibah kebakaran masih saja sering terjadi di Kota Jayapura, bahkan di Dok IX di daerah pemukiman padat penududuk di tepian pantai ini sudah berungkali terjadi kebakaran. Terakhir, Jumat (11/11) kebakaran hebat melanda pasar inpres dan perumahan Rusunawa. 

Laporan: Elfira_Jayapura

Sisa sisa puing kebakaran masih terlihat jelas, atap bekas kebakaran masih bergelantung di rumah warga. Situasi di tempat ini, RT 01 RW 4  Dok IX, berubah sejak kebakaran yang terjadi pada Jumat (11/11) malam.

  Beberapa warga korban kebakaran ada yang mulai menata kembali bebatuan, membersihkan lokasi kebakaran. Namun ada juga warga yang membiarkan lokasi kebakaran begitu saja.

Di sudut lain, di Posko Kebakaran Pasar Inpres Rusunawa, beberapa warga antre mengecek kondisi kesehatan mereka.

  Ada juga warga yang datang memberikan bantuan berupa sembako dan  kebutuhan bayi, bahkan ada juga yang protes lantaran namanya tidak terdaftar di buku korban kebakaran.

Munir (55), salah satu korban kebakaran sedang duduk menyendiri saat Cenderawasih Pos menhampirinya Senin (15/11) pagi. Ayah 4 anak ini sudah puluhan tahun menjadi warga di RT 01 RW 4.

  Ini kali kedua dirinya menjadi korban kebakaran di lokasi yang sama, kendati demikian. Ia enggan pindah dari lokasi tersebut, malah meminta Pemerintah kembali membangun lokasi tersebut agar ia bisa kembali berjualan seperti biasa.

Baca Juga :  Omzet Turun Sejak Pandemi, Kalah dengan Penjual Miras Ilegal

  “Saya harap pemerintah kembali membangun lokasi ini, sehingga saya bisa kembali berjualan untuk menghidupi keluarga saya,” ucap pria 55 tahun itu.

Sebelum musibah kebakaran itu, keseharian Munir menjaga kios dan ada usaha parutan kelapa. Akibat kebakaran tersebut, ia mengalami kerugian sekitar Rp 30 juta.

  Kini, Munir sedang mengungsi di Masjid yang tak jauh dari lokasi kebakaran. Menurutnya, hingga kini bantuan masih terus berdatangan untuk korban. Kerabatnya juga kerap mengantarkan makanan untuk keluarga Munir.

  “Semua harta habis dan keluar rumah hanya pakaian di tubuh, barang kami yang selamat malah dijarah saat kami sedang menyelamatkan diri,” ungkapnya dengan kesal.

  Mesin cuci, sepatu sekolah dan barang barang lainnya yang masih sempat diselamatkan saat itu, kata Munir, habis dijarah.

  Sementara itu, H Lohor Ali juga menyesalkan barang barang mereka yang dijarah saat kebakaran. “Bukannya ditolong saat kena masibah, malah dijarah,” ucap pria 102 tahun itu.

Saat kejadian kebakaran Jumat (11/11) malam, pria berkopiah itu hendak tadarus. Ia dan keluarganya baru saja menyantap makan malam. Namun, seketika suasana berubah ketika teriakan para tetangga “kebakaran, kebakaran, ada kebakaran”

Baca Juga :  Di Dogiyai Ada Aspirasi Tolak DOB, Biak Minta Percepatan DOB Papua Utara

  “Waktu kebakaran, saya dan keluarga sedang berada di lantai 4. Keluar dari rumah hanya menggunakan kain salat dan baju kaos, tak ada barang barang yang saya selamatkan,” kenangnya.

  H Lohor berada di Jayapura sejak tahun 1971, saat kebakaran, barang barang yang sempat diselamatkan malah dijarah orang. “Kalau kebakaran sudah takdirnya, namanya musibah. Namun yang saya kesalkan barang-barang kami hilang dijarah orang,” ucap ayah lima anak ini.

  Sementara itu, Analis Bencana Dinas Sosial Kota Jayapura M Sahrul menyebut sebanyak 415 jiwa dengan 38 KK warga yang menjadi korban kebakaran. Adapun 21 KK di Rusunawa dan 17 KK di OPSI.

  Untuk saat ini, para korban berada di beberapa titik yakni di masjid sekitar 40 jiwa, rumah pak Bahtiar 15 jiwa, lorong rusun sebanyak 87 jiwa dan sebagian di keluarganya. “Yang sudah dilakukan Dinas Sosial adalah tanggap darurat dengan memberikan makan kepada korban kebakaran 3 kali dalam sehari, kerjasama dengan Puskesmas Tanjung Ria untuk pelayanan kesehatan setiap hari. Selain itu, air bersih dari PDAM,” terangnya.

  Untuk bantuan yang ada langsung dibagikan ke korban agar tidak menumpuk, dan yang paling dibutuhkan saat ini adalah kasur, selimut, alat dapur, susu bayi dan kebutuhan bayi. (*/tri)

Mengunjungi Warga Korban Kebakaran di Dok IX Jayapura

Musibah kebakaran masih saja sering terjadi di Kota Jayapura, bahkan di Dok IX di daerah pemukiman padat penududuk di tepian pantai ini sudah berungkali terjadi kebakaran. Terakhir, Jumat (11/11) kebakaran hebat melanda pasar inpres dan perumahan Rusunawa. 

Laporan: Elfira_Jayapura

Sisa sisa puing kebakaran masih terlihat jelas, atap bekas kebakaran masih bergelantung di rumah warga. Situasi di tempat ini, RT 01 RW 4  Dok IX, berubah sejak kebakaran yang terjadi pada Jumat (11/11) malam.

  Beberapa warga korban kebakaran ada yang mulai menata kembali bebatuan, membersihkan lokasi kebakaran. Namun ada juga warga yang membiarkan lokasi kebakaran begitu saja.

Di sudut lain, di Posko Kebakaran Pasar Inpres Rusunawa, beberapa warga antre mengecek kondisi kesehatan mereka.

  Ada juga warga yang datang memberikan bantuan berupa sembako dan  kebutuhan bayi, bahkan ada juga yang protes lantaran namanya tidak terdaftar di buku korban kebakaran.

Munir (55), salah satu korban kebakaran sedang duduk menyendiri saat Cenderawasih Pos menhampirinya Senin (15/11) pagi. Ayah 4 anak ini sudah puluhan tahun menjadi warga di RT 01 RW 4.

  Ini kali kedua dirinya menjadi korban kebakaran di lokasi yang sama, kendati demikian. Ia enggan pindah dari lokasi tersebut, malah meminta Pemerintah kembali membangun lokasi tersebut agar ia bisa kembali berjualan seperti biasa.

Baca Juga :  Jumlah Pasien Semakin Meningkat, Ada 5 Tips Memelihara Kesejahteraan Hewan

  “Saya harap pemerintah kembali membangun lokasi ini, sehingga saya bisa kembali berjualan untuk menghidupi keluarga saya,” ucap pria 55 tahun itu.

Sebelum musibah kebakaran itu, keseharian Munir menjaga kios dan ada usaha parutan kelapa. Akibat kebakaran tersebut, ia mengalami kerugian sekitar Rp 30 juta.

  Kini, Munir sedang mengungsi di Masjid yang tak jauh dari lokasi kebakaran. Menurutnya, hingga kini bantuan masih terus berdatangan untuk korban. Kerabatnya juga kerap mengantarkan makanan untuk keluarga Munir.

  “Semua harta habis dan keluar rumah hanya pakaian di tubuh, barang kami yang selamat malah dijarah saat kami sedang menyelamatkan diri,” ungkapnya dengan kesal.

  Mesin cuci, sepatu sekolah dan barang barang lainnya yang masih sempat diselamatkan saat itu, kata Munir, habis dijarah.

  Sementara itu, H Lohor Ali juga menyesalkan barang barang mereka yang dijarah saat kebakaran. “Bukannya ditolong saat kena masibah, malah dijarah,” ucap pria 102 tahun itu.

Saat kejadian kebakaran Jumat (11/11) malam, pria berkopiah itu hendak tadarus. Ia dan keluarganya baru saja menyantap makan malam. Namun, seketika suasana berubah ketika teriakan para tetangga “kebakaran, kebakaran, ada kebakaran”

Baca Juga :  Siapkan Grand Design dan Bentuk Tim Terpadu

  “Waktu kebakaran, saya dan keluarga sedang berada di lantai 4. Keluar dari rumah hanya menggunakan kain salat dan baju kaos, tak ada barang barang yang saya selamatkan,” kenangnya.

  H Lohor berada di Jayapura sejak tahun 1971, saat kebakaran, barang barang yang sempat diselamatkan malah dijarah orang. “Kalau kebakaran sudah takdirnya, namanya musibah. Namun yang saya kesalkan barang-barang kami hilang dijarah orang,” ucap ayah lima anak ini.

  Sementara itu, Analis Bencana Dinas Sosial Kota Jayapura M Sahrul menyebut sebanyak 415 jiwa dengan 38 KK warga yang menjadi korban kebakaran. Adapun 21 KK di Rusunawa dan 17 KK di OPSI.

  Untuk saat ini, para korban berada di beberapa titik yakni di masjid sekitar 40 jiwa, rumah pak Bahtiar 15 jiwa, lorong rusun sebanyak 87 jiwa dan sebagian di keluarganya. “Yang sudah dilakukan Dinas Sosial adalah tanggap darurat dengan memberikan makan kepada korban kebakaran 3 kali dalam sehari, kerjasama dengan Puskesmas Tanjung Ria untuk pelayanan kesehatan setiap hari. Selain itu, air bersih dari PDAM,” terangnya.

  Untuk bantuan yang ada langsung dibagikan ke korban agar tidak menumpuk, dan yang paling dibutuhkan saat ini adalah kasur, selimut, alat dapur, susu bayi dan kebutuhan bayi. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya