“Untuk kecukupan gizinya pada sasaran nilai gizi yang diperhatikan itu adalah protein, lemak, karbohidrat dan juga energi,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa angka kecukupan gizi setiap penerimaan manfaat berbeda-beda. Untuk SD hingga SMA, asupan gizinya bervariasi per porsi yakni sebesar 600 kalori untuk siswa SMP dan 300 kalori kepada siswa SD.
Berdasarkan besaran Angka Kecukupan Gizi (AKG) menurut usia; anak usia 7-9 tahun membutuhkan sekitar 1.650 kilo kalori per hari dan anak usia 10-12 tahun membutuhkan sekitar 1.900-2.000 kilo kalori per hari.
Sementara pada remaja usia 13-18 tahun, mereka membutuhkan lebih banyak kalori yaitu sekitar 2.100-2.650 kkal per hari.
Menurut Maxianus , berdasarkan data dari Kemenkes RI, salah satu contoh daftar kandungan gizi dalam setiap menu program MBG di Sukabumi, Jawa Barat: Pertama, Menu berisikan nasi, ayam goreng, sayur labu wortel, jeruk, serta susu UHT 200 ml.
Dari menu ini kandungan gizinya adalah sebagai berikut, Energi: 586 kcal, Protein: 26,06 gram, Lemak: 18,19 gram, Karbohidrat: 102,17 gram.
Kedua, menu lainnya yakni nasi, ikan tepung bumbu asam manis, acar timun wortel, jeruk, dan susu UHT 200 ml. Kandungan gizinya yakni seperti berikut: Energi: 621 kcal, Protein: 29,51 gram, Lemak: 25,19 gram, Karbohidrat: 98,02 gram.
“Dengan asupan gizi yang memadai, siswa dapat lebih fokus belajar, meningkatkan prestasi akademik. Serta mengembangkan potensi mereka secara maksimal,” ucapnya.
Ungkap Maxianus, setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kota Jayapura dan Papua pada umumnya memiliki ahli gizi masing-masing. Untuk itu pihaknya tidak meragukan kecukupan gizi dari MBG yang didistribusikan oleh pihak SPPG ke penerima manfaat.
Harapannya dengan adanya ahli gizi di setiap dapur itu dapat menerapkan acuan juknis yang telah ditetapkan oleh BGN dan Kemenkes RI dengan sebaik-baiknya. Lebih jauh,
Ketua Prodi Sarjana Terapan Gizi juga menjelaskan bahwa pengawasan terhadap gizi dan keamanan pangan harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan program MBG.
Peningkatan gizi tidak bisa hanya mengandalkan satu kali makan siang semata. Tujuan utama program MBG adalah memperbaiki status gizi siswa melalui pemberian makanan sehat dan bernutrisi setiap hari. Namun, efektivitas program ini tidak dapat diukur hanya dari berjalannya distribusi makanan semata.