Sunday, May 12, 2024
25.7 C
Jayapura

Mata Hati Tertutup Kabut Kepentingan Kekuasaan, Muaranya Politik Amoral

  Boleh jadi sikap orang-orang langka demikian, dikatakan ekstrem oleh orang-orang yang telah kerasukan ekstremitas politik praktis. Begitulah tudingan itu kadang-kadang hadir dalam pergaulan keseharian. Fenomena ini tak ubahnya dokter spesialis jiwa dituding oleh pasiennya sebagai orang gila. Orang-orang gila di ranah politik praktis, kini telah merebak di seantero negeri.

  “Itulah gambaran lain dari cuaca politik ekstrem yang kini sedang melanda negeri ini,” ujarnya.

Dibandingkan masyarakat Barat yang dikonotasikan individual-liberalistik, umumnya mereka segera berlibur ke tempat-tempat pariwisata berhawa sejuk ketika cuaca ekstrem tiba. Demi keseimbangan jiwa, keseimbangan alam, atau keseimbangan sosial-kebangsaan, berlibur itu sangat sehat.”tuturnya.

  Ada waktu-waktu untuk berkarya, berpolitik, dan bekerja yang sarat ketegangan, namun perlu tersedia waktu-waktu berlibur, berwisata, rileks yang mengasyikkan. Agar cuaca ekstrem dapat diseimbangkan kembali perlu ada rotasi waktu, dari waktu sarat hal-hal serius-ketegangan, ke waktu sarat ketenteraman, kedamaian, persahabatan.

Baca Juga :  Cegah Ceramah Politik Praktis di Gereja, Pimpinan Sinode Akan Melakuan Kontrol

  “Bangsa ini perlu dididik agar cerdas dan terampil mengelola waktu demi normalitas alam-kehidupan,” katanya.

  Kalaupun saat ini waktu berlibur belum tersedia, setidaknya sisihkan waktu istirahat barang sejenak untuk menghirup udara segar. Istirahat dimaksud adalah upaya meredakan dan mengendalikan diri, tidak bertengkar, tidak saling mencaci-maki, tidak berbuat curang kepada pihak lain, khususnya terkait Pilpres dan Pileg. “Sungguh nyaman beristirahat itu. Biarkan energi alami dan humanis beraktivitas normal, tanpa paksaan, tanpa tekanan.”ujarnya.

   Dari normalitas aktivitas energi-energi tersebut, maka perlahan tapi pasti, akan muncul wajah berseri, senyum ramah, optimis menatap masa depan. “Pada saat itulah bangsa ini akan sadar apa yang telah terjadi dan sadar pula apa yang mesti dilakukan untuk masa depan,” pungkasnya (*/tri)

Baca Juga :  Bantah Gubernur Papua Dideportasi Singapura

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

  Boleh jadi sikap orang-orang langka demikian, dikatakan ekstrem oleh orang-orang yang telah kerasukan ekstremitas politik praktis. Begitulah tudingan itu kadang-kadang hadir dalam pergaulan keseharian. Fenomena ini tak ubahnya dokter spesialis jiwa dituding oleh pasiennya sebagai orang gila. Orang-orang gila di ranah politik praktis, kini telah merebak di seantero negeri.

  “Itulah gambaran lain dari cuaca politik ekstrem yang kini sedang melanda negeri ini,” ujarnya.

Dibandingkan masyarakat Barat yang dikonotasikan individual-liberalistik, umumnya mereka segera berlibur ke tempat-tempat pariwisata berhawa sejuk ketika cuaca ekstrem tiba. Demi keseimbangan jiwa, keseimbangan alam, atau keseimbangan sosial-kebangsaan, berlibur itu sangat sehat.”tuturnya.

  Ada waktu-waktu untuk berkarya, berpolitik, dan bekerja yang sarat ketegangan, namun perlu tersedia waktu-waktu berlibur, berwisata, rileks yang mengasyikkan. Agar cuaca ekstrem dapat diseimbangkan kembali perlu ada rotasi waktu, dari waktu sarat hal-hal serius-ketegangan, ke waktu sarat ketenteraman, kedamaian, persahabatan.

Baca Juga :  Tuntaskan Kerinduan di Batakan

  “Bangsa ini perlu dididik agar cerdas dan terampil mengelola waktu demi normalitas alam-kehidupan,” katanya.

  Kalaupun saat ini waktu berlibur belum tersedia, setidaknya sisihkan waktu istirahat barang sejenak untuk menghirup udara segar. Istirahat dimaksud adalah upaya meredakan dan mengendalikan diri, tidak bertengkar, tidak saling mencaci-maki, tidak berbuat curang kepada pihak lain, khususnya terkait Pilpres dan Pileg. “Sungguh nyaman beristirahat itu. Biarkan energi alami dan humanis beraktivitas normal, tanpa paksaan, tanpa tekanan.”ujarnya.

   Dari normalitas aktivitas energi-energi tersebut, maka perlahan tapi pasti, akan muncul wajah berseri, senyum ramah, optimis menatap masa depan. “Pada saat itulah bangsa ini akan sadar apa yang telah terjadi dan sadar pula apa yang mesti dilakukan untuk masa depan,” pungkasnya (*/tri)

Baca Juga :  Beredar Kabar Hari Ini Gubernur Papua Akan Diperiksa KPK

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya