Friday, February 21, 2025
23.7 C
Jayapura

Dulu Indah, Kini Tersisa Beberapa Meter dan Terancam Hilang

Dalam penjelasannya lebih lanjut, sebelumnya Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua ingin membangunkan talud di pantai Ciberi namun belum terealisasi. Kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua, Dave Muhaimin kepada Cenderawasih  mengatakan pembangunan Jembatan Merah Youtefa memberikan dampak terhadap kawasan pantai di sekitar jembatan ini, terutama di Pantai Ciberi.

“Jadi, kondisi pantai ini terancam abrasi harus terhantam gelombang maupun arus di bawah Jembatan Youtefa,” ungkap Dave ketika di konfirmasi Cenderawasih Pos, Kamis (13/2).

Menurutnya, pengikisan atau abrasi pantai itu, disebabkan banyak faktor salah satunya adalah efek samping dari pembangunan Jembatan Youtefa. Jelasnya hampir keseluruhan disepanjang pantai Holltekan terancam abrasi akibat perubahan iklim, namun titik-titik yang paling berdampak saat ini adalah pantai Ciberi.

Baca Juga :  Tokoh Perempuan Minta Patroli Teluk Diintensifkan

“Abrasi pantai yang terjadi baik mulai dari Tanjung Cyberi, Holtekam sampai di Skow merupakan satu garis pantai, jadi pengaruh abrasi dalam satu garis pantai pasti akan terjadi bila terjadi gangguan atau hambatan dalam tranport sedimen sejajar,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi hal itu pihak BWS sudah mulai mengambil langkah namun terkendala anggaran.

Salah satu langkah yang telah diambil BWS saat ini adalah membangun talud sepanjang 944 meter, sedangkan dari Pemerintah Kota Jayapura telah membangun sepanjang 200 Meter dari total panjang garis Pantai ± 8,6 Kilometer sehingga total bangunan Pengaman Pantai yang telah terbangun sepanjang Pantai Holtekamp adalah 1.144 meter dan masih tersisa 7.456 Meter.

Baca Juga :  Abrasi Pantai Lampu Satu Tinggi, Edukasi Warga Sangat Penting   

Seperti diketahui Pantai Holltekam memiliki pesona alam yang memukau dan menjadi tempat favorit masyarakat Kota Jayapura dan sekitarnya untuk berwisata. Namun dibalik itu Pantai Holtekamp juga terancam hilang karena abrasi pantai yang terus-menerus yang menyebabkan mundurnya garis pantai.

Abrasi juga mengancam jalan nasional yang menghubungkan Kota Jayapura dengan Kabupaten Keerom serta menuju pos lintas batas negara Indonesia – Papua New Guinea. Menurut Dave untuk mengatasi abrasi ini diperlukan penanganan secara struktural dengan pembangunan bangunan pengaman pantai.  (*)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Dalam penjelasannya lebih lanjut, sebelumnya Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua ingin membangunkan talud di pantai Ciberi namun belum terealisasi. Kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua, Dave Muhaimin kepada Cenderawasih  mengatakan pembangunan Jembatan Merah Youtefa memberikan dampak terhadap kawasan pantai di sekitar jembatan ini, terutama di Pantai Ciberi.

“Jadi, kondisi pantai ini terancam abrasi harus terhantam gelombang maupun arus di bawah Jembatan Youtefa,” ungkap Dave ketika di konfirmasi Cenderawasih Pos, Kamis (13/2).

Menurutnya, pengikisan atau abrasi pantai itu, disebabkan banyak faktor salah satunya adalah efek samping dari pembangunan Jembatan Youtefa. Jelasnya hampir keseluruhan disepanjang pantai Holltekan terancam abrasi akibat perubahan iklim, namun titik-titik yang paling berdampak saat ini adalah pantai Ciberi.

Baca Juga :  Lahirkan Aplikasi Sohrits,  Permudah Pelayanan Keuangan Daerah

“Abrasi pantai yang terjadi baik mulai dari Tanjung Cyberi, Holtekam sampai di Skow merupakan satu garis pantai, jadi pengaruh abrasi dalam satu garis pantai pasti akan terjadi bila terjadi gangguan atau hambatan dalam tranport sedimen sejajar,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi hal itu pihak BWS sudah mulai mengambil langkah namun terkendala anggaran.

Salah satu langkah yang telah diambil BWS saat ini adalah membangun talud sepanjang 944 meter, sedangkan dari Pemerintah Kota Jayapura telah membangun sepanjang 200 Meter dari total panjang garis Pantai ± 8,6 Kilometer sehingga total bangunan Pengaman Pantai yang telah terbangun sepanjang Pantai Holtekamp adalah 1.144 meter dan masih tersisa 7.456 Meter.

Baca Juga :  Waspada! Pondasi Turun di Ujung Jembatan Youtefa

Seperti diketahui Pantai Holltekam memiliki pesona alam yang memukau dan menjadi tempat favorit masyarakat Kota Jayapura dan sekitarnya untuk berwisata. Namun dibalik itu Pantai Holtekamp juga terancam hilang karena abrasi pantai yang terus-menerus yang menyebabkan mundurnya garis pantai.

Abrasi juga mengancam jalan nasional yang menghubungkan Kota Jayapura dengan Kabupaten Keerom serta menuju pos lintas batas negara Indonesia – Papua New Guinea. Menurut Dave untuk mengatasi abrasi ini diperlukan penanganan secara struktural dengan pembangunan bangunan pengaman pantai.  (*)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya