Friday, February 21, 2025
23.7 C
Jayapura

Dulu Indah, Kini Tersisa Beberapa Meter dan Terancam Hilang

Dari pantauan Cenderawasih Pos di Pantai Ciberi kondisi pantai sangat cukup memperihatinkan. Disisi bagian kanan pantai terlihat terus dihantam ombak sehingga mengakibatkannya pantai terus mengalami abrasi. Sementara dibagian ujung pantai sudah mulai habis, hal itu dilihat beberapa pepohonan besar diujung pantai telah tumbang.

Pemilik lokasi juga berupaya melakukan penimbunan di bibir pantai dengan harapan pantai tersebut tidak hilang dan terus menjadi tempat pilihan masyarakat Kota Jayapura untuk berwisata. Syooni Merauje selaku pemilik Pantai Ciberi menjelaskan bahwa nama ‘Pantai Ciberi’ merupakan behasa daerah yang artinya ‘Ujung dari daratan’.

Jadi Pantai Ciberi adalah ujung dari daratan sepanjang pantai Holltekamp. Hal itu disampaikan Syooni ketika disambangi Cenderawasih Pos di Pantai Ciberi, Kamis (13/2) siang. Dalam penjelasan pantai Ciberi terbentuk akibat dari gempa bumi tektonik yang mengakibatkan tsunami di Biak, Papua Nugini (PNG) dan Tsunami Jepang puluhan tahun yang lalu.

Baca Juga :  TNI Sebut OPM Rusak Jembatan Baya Biru

Ia mengaku bahwa yang memberi nama atas  Pantai Ciberi itu adalah dirinya bukan orang lain. Ia mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan penimbunan puluhan ret  karang.

“Dulu disini masih air laut, kita masih lewat disini dengan perahu. Tetapi pas tsunami di Biak dan PNG terbentuklah pantai ini. Pasir di dalam (sambil menunjuk kelaut) diangkat kesini semua oleh ombak,” kata Syooni.

“Saya yang berikan nama itu (Pantai Ciberi),” tandasnya. Lebih lanjut, adik dari mantan Kepala Kampung, Orgenes Meraudje itu menjelaskan seusai kejadian itu dirinya pun berinisiatif untuk menanam pohon kasuari yang tumbuh saat ini.  Pohon dan daratan Ciberi cukup membantu mengeliminir gelombang. Kata Syooni, itu terbukti pada saat terjadi tsunami di Jepang yang terasa dampaknya hingga Papua, kampung Enggros terlindungi dari tsunami itu.

Baca Juga :  Tempat Wisata yang Nyaman dan Murah jadi Pilihan Warga di Akhir Pekan

Padahal konon katanya sebelum ada pepohonan di pantai Ciberi kampung tersebut menjadi langganan banjir ketika tsunami datang. “Kalau tidak ada pohon-pohon ini mungkin kampung Enggros  kena dampaknya akibat tsunami di Jepang ketika itu,” tambahnya. Karena itu dia berharap pemerintah atau dinas terkait lainnya dapat memperhatikan kondisi pantai itu.

Dari pantauan Cenderawasih Pos di Pantai Ciberi kondisi pantai sangat cukup memperihatinkan. Disisi bagian kanan pantai terlihat terus dihantam ombak sehingga mengakibatkannya pantai terus mengalami abrasi. Sementara dibagian ujung pantai sudah mulai habis, hal itu dilihat beberapa pepohonan besar diujung pantai telah tumbang.

Pemilik lokasi juga berupaya melakukan penimbunan di bibir pantai dengan harapan pantai tersebut tidak hilang dan terus menjadi tempat pilihan masyarakat Kota Jayapura untuk berwisata. Syooni Merauje selaku pemilik Pantai Ciberi menjelaskan bahwa nama ‘Pantai Ciberi’ merupakan behasa daerah yang artinya ‘Ujung dari daratan’.

Jadi Pantai Ciberi adalah ujung dari daratan sepanjang pantai Holltekamp. Hal itu disampaikan Syooni ketika disambangi Cenderawasih Pos di Pantai Ciberi, Kamis (13/2) siang. Dalam penjelasan pantai Ciberi terbentuk akibat dari gempa bumi tektonik yang mengakibatkan tsunami di Biak, Papua Nugini (PNG) dan Tsunami Jepang puluhan tahun yang lalu.

Baca Juga :  Anggaran Perawatan Tidak Jelas, Kondisi Menjadi Memprihatinkan

Ia mengaku bahwa yang memberi nama atas  Pantai Ciberi itu adalah dirinya bukan orang lain. Ia mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan penimbunan puluhan ret  karang.

“Dulu disini masih air laut, kita masih lewat disini dengan perahu. Tetapi pas tsunami di Biak dan PNG terbentuklah pantai ini. Pasir di dalam (sambil menunjuk kelaut) diangkat kesini semua oleh ombak,” kata Syooni.

“Saya yang berikan nama itu (Pantai Ciberi),” tandasnya. Lebih lanjut, adik dari mantan Kepala Kampung, Orgenes Meraudje itu menjelaskan seusai kejadian itu dirinya pun berinisiatif untuk menanam pohon kasuari yang tumbuh saat ini.  Pohon dan daratan Ciberi cukup membantu mengeliminir gelombang. Kata Syooni, itu terbukti pada saat terjadi tsunami di Jepang yang terasa dampaknya hingga Papua, kampung Enggros terlindungi dari tsunami itu.

Baca Juga :  Rawan Laka Laut, Pantai Holtekamp Akan Dipasang  60 Rambu

Padahal konon katanya sebelum ada pepohonan di pantai Ciberi kampung tersebut menjadi langganan banjir ketika tsunami datang. “Kalau tidak ada pohon-pohon ini mungkin kampung Enggros  kena dampaknya akibat tsunami di Jepang ketika itu,” tambahnya. Karena itu dia berharap pemerintah atau dinas terkait lainnya dapat memperhatikan kondisi pantai itu.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya