Dulu Indah, Kini Tersisa Beberapa Meter dan Terancam Hilang
Kondisi Pantai Ciberi yang terlihat memprihatinkan dan terancam hilang saat difoto Kamis (13/2). Foto: Jimi/Cepos
Menyambangi Pantai Ciberi, “Ujung Daratan” Pelindung Kampung Enggros yang Terancam Hilang
Isu hilangnya pantai Ciberi dari permukaan bukan isapan jempol. Belakangan Balai Wilayah Sungai (BWS) juga memprediksi bahwa lama kelamaan pantai terujung di Teluk Yotefa ini akan hilang dengan sendirinya. Penyebabnya adalah abrasi. Tanda-tanda pengikisan juga bukan baru terjadi melainkan sejak tahun 2019 setahun setelah Jembatan Yotefaberoperasi.
Laporan: Jimianus Karlodi – Jayapura
Ini juga bukan hal baru yang disuarakan dimana kala itu Forum Peduli Poert Numbay Green (FPPNG) melakukan analisa dan melihat bahwa dampak dari pembangunan jembatan pelan namun pasti akan memberi dampak pada wilayah sekitar. Perputaran arus air yang dulunya lurus masuk ke dalam teluk tertahan oleh tiga bantalan tiang kaki jembatan yang akhirnya merubah arah.
Yang sebelumnya berputar landai ke dalam teluk, kini justru menghantam pinggiran daratan dan yang terkena adalah Ciberi. Untuk warga kota sendiri pastinya cukup mengenal lokasi ini karena persis berada di bawah jembatan dan dapat dilihat dari atas jembatan. Ancaman ke depan adalah pantai yang dulunya ramai dikunjungi ini tinggal kenangan.
(Insert: Syooni Meraudje)
Itu mulai terlihat dari puluhan pohon kasuari yang mengitari pinggiran Pantai Ciberisatu persatu tumbang. Pohon yang menjulang hingga belasan meter ini roboh dari dengan posisi akar semua tercabut. Artinya betul ada pengikisan akibat hantaman air laut.Pepohonan yang menjulang tinggi disekitar pantai satu persatu mulai tumbang terjang Abrasi.
Janji manis pemerintah untuk memperbaiki kerusakan lingkungan di pantai itu membuat masyarakat setempat kecewa dan marah namun hanya bisa pasrah dengan kondisi tersebut. Karena itu masyarakat berinisiasi mengambil langkah dengan kemampuan seadanya tanpa ada campur tanggan pemerintah atau dinas terkait lainnya.
Menyambangi Pantai Ciberi, “Ujung Daratan” Pelindung Kampung Enggros yang Terancam Hilang
Isu hilangnya pantai Ciberi dari permukaan bukan isapan jempol. Belakangan Balai Wilayah Sungai (BWS) juga memprediksi bahwa lama kelamaan pantai terujung di Teluk Yotefa ini akan hilang dengan sendirinya. Penyebabnya adalah abrasi. Tanda-tanda pengikisan juga bukan baru terjadi melainkan sejak tahun 2019 setahun setelah Jembatan Yotefaberoperasi.
Laporan: Jimianus Karlodi – Jayapura
Ini juga bukan hal baru yang disuarakan dimana kala itu Forum Peduli Poert Numbay Green (FPPNG) melakukan analisa dan melihat bahwa dampak dari pembangunan jembatan pelan namun pasti akan memberi dampak pada wilayah sekitar. Perputaran arus air yang dulunya lurus masuk ke dalam teluk tertahan oleh tiga bantalan tiang kaki jembatan yang akhirnya merubah arah.
Yang sebelumnya berputar landai ke dalam teluk, kini justru menghantam pinggiran daratan dan yang terkena adalah Ciberi. Untuk warga kota sendiri pastinya cukup mengenal lokasi ini karena persis berada di bawah jembatan dan dapat dilihat dari atas jembatan. Ancaman ke depan adalah pantai yang dulunya ramai dikunjungi ini tinggal kenangan.
(Insert: Syooni Meraudje)
Itu mulai terlihat dari puluhan pohon kasuari yang mengitari pinggiran Pantai Ciberisatu persatu tumbang. Pohon yang menjulang hingga belasan meter ini roboh dari dengan posisi akar semua tercabut. Artinya betul ada pengikisan akibat hantaman air laut.Pepohonan yang menjulang tinggi disekitar pantai satu persatu mulai tumbang terjang Abrasi.
Janji manis pemerintah untuk memperbaiki kerusakan lingkungan di pantai itu membuat masyarakat setempat kecewa dan marah namun hanya bisa pasrah dengan kondisi tersebut. Karena itu masyarakat berinisiasi mengambil langkah dengan kemampuan seadanya tanpa ada campur tanggan pemerintah atau dinas terkait lainnya.