Melalui pendidikan dan latihan yang terstruktur, sekolah ini menjadi wadah bagi para pemuda Papua untuk meraih cita-cita dan membanggakan tanah kelahirannya Papua. Hadirnya sekolah itu juga tidak terlepas dari keinginan dan ambisi besar dari mantan Gubernur Papua almarhumLukas Enembe yang ingin menjadikan Papua sebagai gudang atlet.
  Karena itu dibangunlah sekolah itu sebagai wadah untuk menampung anak-anak yang memiliki bakat di bidang olahraga. Kehadiran lembaga pendidikan itu diharapkan menjadi ruang untuk merekrut serta membina dan melatih anak-anak Papua yang memiliki kompetensi di bidang olahraga.
  Karena itu setiap anak-anak Papua yang masuk ke sekolah itu dipastikan memiliki kompetensi di bidang olahraga dan itu harus melalui seleksi dimulai dari tingkat SMP.
“Masuk ke sekolah ini khusus anak-anak Papua dan mereka diseleksi dari tingkat SMP dan tentunya mereka mempunyai potensi masing-masing ada yang bakat di bola sepak, bola voli, tinju dan sebagainya,”ujarnya.
  Sayangnya, sejak pertama kali dibangun dan diresmikan, makin ke sini sekolah itu sudah minim perhatian. Hal itu bisa dibuktikan dengan kondisi dan ketersediaan sarana prasarana untuk pelatihan termasuk anggaran untuk perawatan terhadap fasilitas-fasilitas yang ada saat ini.  Â
  Seperti halnya fasilitas asrama dan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya. Meskipun secara fisik gedung ada, namun, sarana pendukung lainnya seperti air bersih sampai saat ini belum ada. Bahkan untuk kepentingan toilet umum di sekolah juga pihak sekolah mengaku kesulitan air.
  Sehingga yang awalnya siswa-siswi diwajibkan untuk tinggal di asrama atau sekolah berpola asrama, namun saat ini akibat keterbatasan sarana dan prasarana itu anak-anak kemudian dikembalikan ke keluarga atau orang tua.
  “Fasilitas ini yang menjadi masalah kami di sini, beberapa tahun kemarin dibangun asrama tetapi kami kesulitan air bersih di sini,” ujarnya.