Dalam setiap langkahnya, almarhum menanamkan nilai-nilai integritas, kerja keras, dan pengabdian tanpa pamrih bagi kemajuan Uncen dan masyarakat Papua. Kepergian almarhum di tengah tugas merupakan simbol pengabdian sampai akhir hayat, meninggalkan teladan besar bagi seluruh civitas akademika. Ia berpulang di medan tugas, di tengah simbol perjuangan ilmu pengetahuan pada kampus yang ia cintai dan rawat dengan sepenuh hati.
“Universitas Cenderawasih kehilangan seorang pemimpin yang visioner. Papua kehilangan seorang anak terbaiknya. Namun semangat, cita-cita, dan pengabdiannya akan terus hidup di hati para mahasiswa, dosen, dan seluruh insan pendidikan,” terang Prof Vince dalam keterangan tertulisnya.
Senada disampaikan Guru Besar Sosiologi Universitas Cenderawasih (Uncen) Prof. Dr. Drs. Avelinus Lefaan, BA, MS kepada Cenderawasih Pos, Selasa (11/11). Prof Ave mengungkapkan sosok almarhum bagi dirinya adalah teman, sahabat dan pimpinan yang familier dan menjadi teladan. Ia dikenal dengan murah senyum, konsisten dan sederhana tetapi juga sebagai ilmuwan.
“Banyak ide ide yang akademis. Beliau juga pekerja keras dalam menjalankan tugas dan selalu disegani mahasiswa dan bawahan. Pimpinan yang selalu mendidik bawahannya untuk serius dalam bekerja,” kata Prof Ave.
Almarhum di matanya adalah sosok yang tidak pernah marah, tetapi tegas dalam menjalanksn tugas. Sekali-kali guyonan yang diberikan dan senyum berinteraksi. “Selalu menerima dan menghargai masukan dari sesama kolega dan bawahan jika itu baik dan benar. Banyak memberi masukan dan tidak pernah mengkritik,” ungkapnya tentang sosok almarhum.
Dosen lain juga menyampaikan hal sama, kepada Cenderawasih Pos Dosen Hukum Tata Negara, Lily Bauw, Akademisi FISIP Dr. Renida Joselina Torobia, dan Dosen Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih Dr. Yosefina Marijke Watofa. M. Psi, juga turut menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya wakil rektor ll Dr Hans Z. Kaiwai, S.E.