Friday, June 13, 2025
26.7 C
Jayapura

Menulis jadi Cara Melawan Penindasan yang Banyak Dialami Perempuan Papua

Mengenal Julia Opki, Sosok Penulis Buku “Juang Rahim Kaum yang Tersisa”

Kekagumannya terhadap sosok penulis Pramoedya Ananta Toer mengantarkan perempuan asal Pegunungan Bintang bernama Julia Opki ini melahirkan karya buku yang diberi judul “Juang Rahim Kaum yang Tersisa”. Apa yang melatar belakang menulis buku ini?

Laporan: Elfira_Jayapura

Buku setebal 176 halaman dengan judul “Juang Rahim Kaum Yang Tersisa” ini, merupakan kumpulan cerita pendek mengenai perjuangan perempuan Papua beserta kompleksitas masalahnya, juga harapan-harapan untuk alam dan manusia di seluruh tanah Papua.
Buku menceritakan tentang satu lelaki dalam dunia perempuan Papua. Iman yang terbuang, yang berjuang. Balas dendam kematian dengan hidupkan kisah dan noken solidaritas merajut ingatan generasi.

Baca Juga :  Pangdam XVII/Cenderawasih Beri Penghargaan 18 Prajurit TNI Berprestasi

Setiap lembar bukunya menceritakan tentang kehidupan masyarakat Papua, politik, perempuan Papua yang kerap mengalami kekerasan, masalah sosial dan budaya. Serta, pergerakan-pergerakan yang dilakukan selama ini.

Untuk mengulik isi buku ini lebih jauh, Cenderawasih Pos menemui Julia di suatu tempat di Abepura, Sabtu 7 Juni 2025. “Buku “Juang Rahim Kaum yang Tersisa” tidak hanya bicara kehidupan, namun disudut lainnya banyak orang Papua yang dibunuh. Belum lagi permasalahan yang membelenggu perempuan Papua,” ungkap perempuan 30 tahun ini.

Mengenal Julia Opki, Sosok Penulis Buku “Juang Rahim Kaum yang Tersisa”

Kekagumannya terhadap sosok penulis Pramoedya Ananta Toer mengantarkan perempuan asal Pegunungan Bintang bernama Julia Opki ini melahirkan karya buku yang diberi judul “Juang Rahim Kaum yang Tersisa”. Apa yang melatar belakang menulis buku ini?

Laporan: Elfira_Jayapura

Buku setebal 176 halaman dengan judul “Juang Rahim Kaum Yang Tersisa” ini, merupakan kumpulan cerita pendek mengenai perjuangan perempuan Papua beserta kompleksitas masalahnya, juga harapan-harapan untuk alam dan manusia di seluruh tanah Papua.
Buku menceritakan tentang satu lelaki dalam dunia perempuan Papua. Iman yang terbuang, yang berjuang. Balas dendam kematian dengan hidupkan kisah dan noken solidaritas merajut ingatan generasi.

Baca Juga :  Bercita-cita Jadi Kapolres Lanny Jaya, Diharapkan Jadi Role Model

Setiap lembar bukunya menceritakan tentang kehidupan masyarakat Papua, politik, perempuan Papua yang kerap mengalami kekerasan, masalah sosial dan budaya. Serta, pergerakan-pergerakan yang dilakukan selama ini.

Untuk mengulik isi buku ini lebih jauh, Cenderawasih Pos menemui Julia di suatu tempat di Abepura, Sabtu 7 Juni 2025. “Buku “Juang Rahim Kaum yang Tersisa” tidak hanya bicara kehidupan, namun disudut lainnya banyak orang Papua yang dibunuh. Belum lagi permasalahan yang membelenggu perempuan Papua,” ungkap perempuan 30 tahun ini.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya