Thursday, December 5, 2024
28.7 C
Jayapura

Diizinkan Ibadah 100 Persen, Jadi Berkat Sukacita Umat Menyambut Paskah

Ketika Umat Katolik Paroki Gembala Baik Abepura Memasuki Pekan Suci Pasca Pandemi

Dua tahun Pandemi Covid-19 membatasi setiap aktifitas masyarakat,  termasuk dalam aktifitas beribadah semua umat beragama. Kini setelah penyebaran Covid-19 mereda, khususnya  di Kota  Jayapura, hal ini memberikan angin segar dan suka cita bagi umat Kristen, termasuk  umat Katolik di Paroki Gembala Baik Abepura dalam memasuki pekan suci. 

Laporan :AGUNG TRI HANDONO_Jayapura

Minggu (10/4) pagi  sekira pukul 06.00 WIT, udara masih terasa lembab. Embun pagi belum sepenuhnya hilang dari dedaunan dan rerumputan di pinggir jalanan.  Hujan semalam memang  masih menyisakan rasa dingin di pagi hari, membuat enggan bagi warga untuk keluar melakukan aktifitas di pagi hari.

  Namun, hal itu ternyata tak menyurutkan semangat umat Katolik Paroki Gembala Baik Abepura untuk mengawali perayaan pekan suci, dengan perayaan Minggu Palma, mereka datang dengan membawa daun palma ke gereja.  Yah,  jika dalam perayaan pekan  suci sebelumnya rata-rata digelar satu kali, kini setelah adanya Covid-19  memang dibuat dua kali, untuk mengurangi kepadatan umat di gereja. Minggu Palma kemarin pun digelar dua kali, Pukul 06.30 WIT dan pukul 09.00 WIT.

  Misa pertama di pagi hari yang biasanya relatif sepi, di luar dugaan ternyata antusias umat katolik Gembala Baik Abepura sangat tinggi untuk misa di pagi hari. Tempat duduk dalam gereja yang penuh, membuat sebagian umat duduk di bawah tenda dan sebagian di teras gereja dan pastoran lama yang berhadapan. Padahal, mendung masih bergelayut dan sesekali hujan gerimis membasahi halaman gereja.

  “Umat yang datang banyak sekali, biasanya misa pagi itu sepi, tapi ini di luar dugaan, umat banyak sekali yang ikut misa pagi. Bahkan sampai ada yang berdiri di luar gereja,”ungkap Syallom Cahaya, Priliyani, yang bersama adiknya kemarin ikut bertugas jadi putra-putri altar atau misdinar di misa pertama Minggu Palma.

  Kursi gereja yang selama Pandemi dibatasi dengan jarak dan hanya diperbolehkan diduduki maksimal tiga orang, kini  sudah hampir 100 persen. Setiap kursi  terisi 5-6 orang,  bahkan lebih di setiap kursi dengan panjang sekitar 3,5  meter itu.

Baca Juga :  Banyak Tenda Kosong Tak Ditempati, Pedagang Lainnya Harus Jualan di Tanah

  Suasana memasuki  pekan suci memang sudah sangat terasa sejak melintasi   jalan depan gereja Gembala Baik Abepura yang berhadapan dengan Gereja Elim Abepura. Sejumlah kendaraan, sebagian diparkir di areal trotoar jalan, karena areal parker yang terbatas dalam lingkungan gereja. Sejumlah anggota Pramuka pun terlihat sigap, secara sukarela mereka mengatur lalu lintas dan membantu  untuk menyeberang umat yang hendak beribadah di Gereja.

  Perayaan Misa Minggu Palma kedua, pada pukul 09.00 WIT juga tak kalah padat. Bahkan lebih padat lagi. Tenda tambahan di samping kanan dan kiri  gereja yang tak mampu menampung semua umat, membuat umat sebagian harus berdiri maupun duduk-duduk di bahwa pohon maupun teras pastoran lama. Di dalam gereja, tempat duduk juga sudah padat, bahkan di atas balkon juga padat.

  “Misa pertama pagi, yang terima komuni sekitar 1.300 orang, ditambah yang tidak terima komuni, jadi ada sekitar 1500 umat yang hadir. Sementara pada misa kedua ini, yang terima komuni  sekitar 1700 orang, belum yang anak-anak dan yang belum terima komuni, jadi Minggu Palma ini ada sekitar 3.500 umat yang hadir,”ungkap Pastor Paroki Gembala Baik Abepura RD Barnabas Daryana, Pr usai memimpin misa Minggu Palma kemarin.

  Antusias umat untuk ibadah di gereja ini, tidak terlepas dengan kebijakan Wali Kota Jayapura yang sudah mengizinkan aktifitas ibadah tatap muka 100 persen, seiring dengan sudah meredanya penyebaran Covid-19 di Kota Jayapura. Dimana selama pandemi, ibadah dibatasi dan digelar secara live streaming. Umat mengikuti ibadah dari rumah masing-masing untuk mencegah penyebaran Covid. Diizinkannya ibadah tatap muka 100 persen ini tentu sangat disambut baik oleh umat.

  “Hal ini membawa berkat sukacita bagi umat katolik Gembala Baik Abepura, dimana memasuki pekan suci ini sudah diperbolehkan ibadah 100 persen, dan tidak dibatasi lagi,”ungkap Pastor Barnabas.

Baca Juga :  Kebangkitan Yesus Kristus Memberi Harapan, Dampak Besar Bagi Orang yang Percaya

   Pandemi Covid-19 yang selama ini membuat umat tercerai berai  dalam melaksanakan ibadah  dari rumah masing-masing, tidak bisa berkumpul dan berdekatan dalam gereja. Ada juga kecurigaan-kecurigaan atau kekhawatiran orang lain membawa dan menyebarkan virus Covid-19 dalam gereja, kini hal itu diharapkan tidak terjadi lagi. “Mari kita bersatu, memuji dan memuliakan Allah, bahwa pandemi  Covid-19 ini sudah tidak lagi menjadi penghalang bagi kita untuk beribadah dan bersuka cita,”tandasnya.

  Sementara itu dalam homilinya, Pastor Barnabas Daryana, Pr mengungkapkan bahwa perayaan

Minggu palma mengenang ketika Yesus disambut sebagai Raja Agung  saat  masuk ke Kota Yerusalem dengan menunggang seekor keledai.  Umat kala itu begitu antusias untuk memuji dan memuliakan Tuhan Yesus,  dengan  membentangkan daun palma di sepanjang jalan. Namun umat yang memuliakan Yesus itu juga yang nantinya menghujat, menghina dan menyalibkan Tuhan Yesus.

   “Yesus menerima saat dipuji dan dimuliakan, namun Yesus juga dengan rela dan rendah hati mau menerima, saat dihina, dihujat dan disalibkan,” ungkap Pastor Barnabas.

  Hal ini juga menjadi gambaran bagi umat sekarang ini, dimana satu waktu memuji dan memuliakan Tuhan, namun di lain waktu juga membuat hati Tuhan terluka dan bersedih, karena masih sering jatuh dan berbuat dosa.   

  Dengan perayaan minggu palma ini, umat juga kembali diajak untuk memuliakan Tuhan Yesus. Seperti keledai yang  ditunggangi Yesus saat masuk ke Yerusalem dengan penuh kemuliaan, umat Katolik juga diminta untuk menunjukkan kasih dan kemuliaan Yesus, dalam setiap usaha dan karya di tempat kerja, lingkungan maupun di mana saja.

  Rangkaian Pekan suci di Paroki Gembala Baik Abepura, akan dilanjutkan dengan tri hari suci, yakni perayaan Kamis Putih, Jumat Agung dan  Sabtu suci, dan puncaknya pada perayaan Paskah . (*)

Ketika Umat Katolik Paroki Gembala Baik Abepura Memasuki Pekan Suci Pasca Pandemi

Dua tahun Pandemi Covid-19 membatasi setiap aktifitas masyarakat,  termasuk dalam aktifitas beribadah semua umat beragama. Kini setelah penyebaran Covid-19 mereda, khususnya  di Kota  Jayapura, hal ini memberikan angin segar dan suka cita bagi umat Kristen, termasuk  umat Katolik di Paroki Gembala Baik Abepura dalam memasuki pekan suci. 

Laporan :AGUNG TRI HANDONO_Jayapura

Minggu (10/4) pagi  sekira pukul 06.00 WIT, udara masih terasa lembab. Embun pagi belum sepenuhnya hilang dari dedaunan dan rerumputan di pinggir jalanan.  Hujan semalam memang  masih menyisakan rasa dingin di pagi hari, membuat enggan bagi warga untuk keluar melakukan aktifitas di pagi hari.

  Namun, hal itu ternyata tak menyurutkan semangat umat Katolik Paroki Gembala Baik Abepura untuk mengawali perayaan pekan suci, dengan perayaan Minggu Palma, mereka datang dengan membawa daun palma ke gereja.  Yah,  jika dalam perayaan pekan  suci sebelumnya rata-rata digelar satu kali, kini setelah adanya Covid-19  memang dibuat dua kali, untuk mengurangi kepadatan umat di gereja. Minggu Palma kemarin pun digelar dua kali, Pukul 06.30 WIT dan pukul 09.00 WIT.

  Misa pertama di pagi hari yang biasanya relatif sepi, di luar dugaan ternyata antusias umat katolik Gembala Baik Abepura sangat tinggi untuk misa di pagi hari. Tempat duduk dalam gereja yang penuh, membuat sebagian umat duduk di bawah tenda dan sebagian di teras gereja dan pastoran lama yang berhadapan. Padahal, mendung masih bergelayut dan sesekali hujan gerimis membasahi halaman gereja.

  “Umat yang datang banyak sekali, biasanya misa pagi itu sepi, tapi ini di luar dugaan, umat banyak sekali yang ikut misa pagi. Bahkan sampai ada yang berdiri di luar gereja,”ungkap Syallom Cahaya, Priliyani, yang bersama adiknya kemarin ikut bertugas jadi putra-putri altar atau misdinar di misa pertama Minggu Palma.

  Kursi gereja yang selama Pandemi dibatasi dengan jarak dan hanya diperbolehkan diduduki maksimal tiga orang, kini  sudah hampir 100 persen. Setiap kursi  terisi 5-6 orang,  bahkan lebih di setiap kursi dengan panjang sekitar 3,5  meter itu.

Baca Juga :  Usia Sekolah Dihargai Rp 500 Ribu, Langsung Nego dan Ngedate

  Suasana memasuki  pekan suci memang sudah sangat terasa sejak melintasi   jalan depan gereja Gembala Baik Abepura yang berhadapan dengan Gereja Elim Abepura. Sejumlah kendaraan, sebagian diparkir di areal trotoar jalan, karena areal parker yang terbatas dalam lingkungan gereja. Sejumlah anggota Pramuka pun terlihat sigap, secara sukarela mereka mengatur lalu lintas dan membantu  untuk menyeberang umat yang hendak beribadah di Gereja.

  Perayaan Misa Minggu Palma kedua, pada pukul 09.00 WIT juga tak kalah padat. Bahkan lebih padat lagi. Tenda tambahan di samping kanan dan kiri  gereja yang tak mampu menampung semua umat, membuat umat sebagian harus berdiri maupun duduk-duduk di bahwa pohon maupun teras pastoran lama. Di dalam gereja, tempat duduk juga sudah padat, bahkan di atas balkon juga padat.

  “Misa pertama pagi, yang terima komuni sekitar 1.300 orang, ditambah yang tidak terima komuni, jadi ada sekitar 1500 umat yang hadir. Sementara pada misa kedua ini, yang terima komuni  sekitar 1700 orang, belum yang anak-anak dan yang belum terima komuni, jadi Minggu Palma ini ada sekitar 3.500 umat yang hadir,”ungkap Pastor Paroki Gembala Baik Abepura RD Barnabas Daryana, Pr usai memimpin misa Minggu Palma kemarin.

  Antusias umat untuk ibadah di gereja ini, tidak terlepas dengan kebijakan Wali Kota Jayapura yang sudah mengizinkan aktifitas ibadah tatap muka 100 persen, seiring dengan sudah meredanya penyebaran Covid-19 di Kota Jayapura. Dimana selama pandemi, ibadah dibatasi dan digelar secara live streaming. Umat mengikuti ibadah dari rumah masing-masing untuk mencegah penyebaran Covid. Diizinkannya ibadah tatap muka 100 persen ini tentu sangat disambut baik oleh umat.

  “Hal ini membawa berkat sukacita bagi umat katolik Gembala Baik Abepura, dimana memasuki pekan suci ini sudah diperbolehkan ibadah 100 persen, dan tidak dibatasi lagi,”ungkap Pastor Barnabas.

Baca Juga :  Ajak Masyarakat Tingkatkan Silaturahmi dan Jaga Kamtibmas Kota Jayapura 

   Pandemi Covid-19 yang selama ini membuat umat tercerai berai  dalam melaksanakan ibadah  dari rumah masing-masing, tidak bisa berkumpul dan berdekatan dalam gereja. Ada juga kecurigaan-kecurigaan atau kekhawatiran orang lain membawa dan menyebarkan virus Covid-19 dalam gereja, kini hal itu diharapkan tidak terjadi lagi. “Mari kita bersatu, memuji dan memuliakan Allah, bahwa pandemi  Covid-19 ini sudah tidak lagi menjadi penghalang bagi kita untuk beribadah dan bersuka cita,”tandasnya.

  Sementara itu dalam homilinya, Pastor Barnabas Daryana, Pr mengungkapkan bahwa perayaan

Minggu palma mengenang ketika Yesus disambut sebagai Raja Agung  saat  masuk ke Kota Yerusalem dengan menunggang seekor keledai.  Umat kala itu begitu antusias untuk memuji dan memuliakan Tuhan Yesus,  dengan  membentangkan daun palma di sepanjang jalan. Namun umat yang memuliakan Yesus itu juga yang nantinya menghujat, menghina dan menyalibkan Tuhan Yesus.

   “Yesus menerima saat dipuji dan dimuliakan, namun Yesus juga dengan rela dan rendah hati mau menerima, saat dihina, dihujat dan disalibkan,” ungkap Pastor Barnabas.

  Hal ini juga menjadi gambaran bagi umat sekarang ini, dimana satu waktu memuji dan memuliakan Tuhan, namun di lain waktu juga membuat hati Tuhan terluka dan bersedih, karena masih sering jatuh dan berbuat dosa.   

  Dengan perayaan minggu palma ini, umat juga kembali diajak untuk memuliakan Tuhan Yesus. Seperti keledai yang  ditunggangi Yesus saat masuk ke Yerusalem dengan penuh kemuliaan, umat Katolik juga diminta untuk menunjukkan kasih dan kemuliaan Yesus, dalam setiap usaha dan karya di tempat kerja, lingkungan maupun di mana saja.

  Rangkaian Pekan suci di Paroki Gembala Baik Abepura, akan dilanjutkan dengan tri hari suci, yakni perayaan Kamis Putih, Jumat Agung dan  Sabtu suci, dan puncaknya pada perayaan Paskah . (*)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya