Saturday, April 20, 2024
24.7 C
Jayapura

Diakui Juara Olimpiade dari Taiwan sebagai Rumah Kedua Mereka

Istora Senayan Hidup Lagi, Gemuruh yang tanpa Tanding di Dunia

Indonesia Masters 2022 mempertemukan dua kerinduan di Istora Senayan: badminton lovers yang kangen nonton para jagoan bertanding dan para pebulu tangkis yang rindu kegemuruhan yang tak bisa mereka temukan di tempat lain. Para idola pun kebanjiran hadiah dari para pengagum: mulai bunga, foto, biskuit, sampai uang. 

RIZKY AHMAD FAUZI, Jakarta

EAAA… eaaa… eaaa… wooo… yeeaaahhhh…

Teriakan-teriakan tersebut langsung membahana tatkala para wakil Indonesia berhasil mendapatkan poin. Suasana langsung heboh dengan teriakan tambahan. In…do…ne…sia… prok-prok-prok.

Sejak Selasa (7/6) lalu Istora Senayan, venue legendaris bulu tangkis dunia, memang hidup lagi. Daihatsu Indonesia Masters yang dihelat di sana menjadi penyebab. Itulah ajang bulu tangkis pertama di tanah air yang bisa dihadiri badminton lovers (BL) sejak pandemi Covid-19 menghantam pada Maret 2020.

Anak-anak hingga orang-orang dewasa bersatu padu meneriakkan yel-yel untuk menyemangati para atlet. Menyaksikan kembali para pebulu tangkis beraksi.

”Iya, senang banget. Dua tahun ini kan pandemi, jadi tidak bisa nonton langsung. Senang banget,” ujar Bayu Putra Ananda, salah seorang penonton, kepada Jawa Pos yang menemuinya Selasa lalu.

Sebelum pandemi, hampir setiap tahun pria berusia 24 tahun itu menyempatkan untuk nonton langsung di istora. ”Saya mengikuti bulu tangkis sudah lama ya, dari SD,” ungkap warga Ciputat, Tangerang Selatan, itu.

Apalagi, Bayu sempat sekolah bulu tangkis dengan masuk PB Angkasa Raya. Meski akhirnya tidak dilanjutkan.

Safira Herli, teman Bayu nonton di istora, mengaku sangat merindukan untuk menyaksikan comeback pasangan nomor satu dunia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Sebelumnya, Gideon harus absen di beberapa kejuaraan lantaran menjalani operasi setelah All England 2022.

Baca Juga :  Tangani 862 Satuan Pendidikan, Dalam Lima Tahun Terakhir 4000 Guru Berijazah S1

Indonesia Masters 2022 menjadi comeback yang tepat bagi pasangan dengan julukan The Minions tersebut yang sudah empat kali juara di ajang ini. ”Semoga di tahun ini bisa babat habis semua lawan deh,” katanya, lalu tertawa.

Bisa dibilang, Istora Senayan adalah venue badminton paling bergemuruh di dunia. Hanya mereka yang bermental baja yang mampu mengatasinya. Tak terkecuali bagi para pemain tuan rumah.

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang sudah kenyang tampil di istora pun mengaku masih merinding tiap kali turun ke lapangan. ”Hahaha sudah lama sih tidak merasakan lagi,” ungkap Ahsan.

Para pebulu tangkis luar negeri merasakan hal yang sama. Misalnya, ganda putri Korea Selatan Lee So-hee/Shin Seung-chan yang berhasil mengalahkan ganda India Simran Singhi/Ritika Thaker (21-10, 21-11). ”Perasaannya senang karena sudah lama tidak ke sini. Karena kangen sama suasananya di sini yang sangat ramai,” kata Shin.

Pasangan ganda putri nomor satu dunia Chen Qing Chen/Jia Yi Fan juga begitu terkesan. Apalagi, di laga pertama kemarin, mereka mengalahkan wakil Merah Putih Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi (21-12, 21-13) yang tentu saja didukung penuh oleh penonton. ”Sudah lama kami tidak main di sini. Teriakan penonton di sini selalu buat saya excited,” ungkap Chen.

Jia Yi Fan menambahkan, aksi BL di istora jauh lebih heboh ketimbang tempat lain. Dia mencontohkan, kalau bermain di negaranya, teriakan dan kehebohan penonton hanya terjadi ketika legenda bulu tangkis Lin Dan bermain. Namun, di Indonesia, hampir semua partai yang melibatkan wakil Merah Putih selalu ramai.

Baca Juga :  Banjir Terparah Kali ini, Proses Pembelajaran Ditargetkan Normal Minggu

Sementara itu, ganda putra Taiwan Lee Yang/Wang Chi-lin tak ragu menyebut istora sebagai rumah kedua bagi mereka. Di partai perdana kemarin, pasangan juara Olimpiade Tokyo 2020 tersebut menaklukkan rekan senegara, Lu Ching Yao/Yang Po Han (21-15, 21-17).

Menurut mereka, kehangatan istora sebanding ketika keduanya bermain di kandang sendiri di Taiwan. ”Kami sudah lama tidak bertanding karena pandemi di venue yang banyak penonton. Ini (kemarin) hari pertama dan penonton sudah sangat hangat,” ujar Wang Chi-lin.

Lee Yang menambahkan, tidak ada venue lain di dunia yang seheboh istora. ”Kalau di Taiwan, main di rumah sendiri sudah banyak yang kenal. Tapi di sini, tidak menyangka (kami juga) sangat terkenal. Jadi, di sini seperti rumah juga bagi kami,” paparnya.

Bukan hanya di venue yang membuat pasangan itu sangat terkesan dengan fans bulu tangkis tanah air. Di luar lapangan, menurut mereka, fans Indonesia sangat luar biasa. Salah satunya dengan memberikan hadiah beraneka ragam. Mulai biskuit hingga foto.

”Kami pernah dapat buket bunga dari uang. Itu yang tidak ada di Taiwan,” kata Lee antusias. Lantas, apakah ada venue di negara lain yang kehebohannya sebanding dengan istora? ”Tidak, tidak ada,” kata Lee sangat yakin.

Pasangan ganda putra Fajar Alfian/Rian Ardianto juga sependapat bahwa bermain di istora berbeda dengan di negara lain. Saking gemuruhnya, komunikasi keduanya dan arahan dari pelatih kurang terdengar jelas. ”Suara penonton (seheboh) itu tidak ada di luar negeri. Di sini support-nya luar biasa,” kata Fajar. (*/c19/ttg/JPG)

Istora Senayan Hidup Lagi, Gemuruh yang tanpa Tanding di Dunia

Indonesia Masters 2022 mempertemukan dua kerinduan di Istora Senayan: badminton lovers yang kangen nonton para jagoan bertanding dan para pebulu tangkis yang rindu kegemuruhan yang tak bisa mereka temukan di tempat lain. Para idola pun kebanjiran hadiah dari para pengagum: mulai bunga, foto, biskuit, sampai uang. 

RIZKY AHMAD FAUZI, Jakarta

EAAA… eaaa… eaaa… wooo… yeeaaahhhh…

Teriakan-teriakan tersebut langsung membahana tatkala para wakil Indonesia berhasil mendapatkan poin. Suasana langsung heboh dengan teriakan tambahan. In…do…ne…sia… prok-prok-prok.

Sejak Selasa (7/6) lalu Istora Senayan, venue legendaris bulu tangkis dunia, memang hidup lagi. Daihatsu Indonesia Masters yang dihelat di sana menjadi penyebab. Itulah ajang bulu tangkis pertama di tanah air yang bisa dihadiri badminton lovers (BL) sejak pandemi Covid-19 menghantam pada Maret 2020.

Anak-anak hingga orang-orang dewasa bersatu padu meneriakkan yel-yel untuk menyemangati para atlet. Menyaksikan kembali para pebulu tangkis beraksi.

”Iya, senang banget. Dua tahun ini kan pandemi, jadi tidak bisa nonton langsung. Senang banget,” ujar Bayu Putra Ananda, salah seorang penonton, kepada Jawa Pos yang menemuinya Selasa lalu.

Sebelum pandemi, hampir setiap tahun pria berusia 24 tahun itu menyempatkan untuk nonton langsung di istora. ”Saya mengikuti bulu tangkis sudah lama ya, dari SD,” ungkap warga Ciputat, Tangerang Selatan, itu.

Apalagi, Bayu sempat sekolah bulu tangkis dengan masuk PB Angkasa Raya. Meski akhirnya tidak dilanjutkan.

Safira Herli, teman Bayu nonton di istora, mengaku sangat merindukan untuk menyaksikan comeback pasangan nomor satu dunia Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Sebelumnya, Gideon harus absen di beberapa kejuaraan lantaran menjalani operasi setelah All England 2022.

Baca Juga :  Bersyukur Bisa Terpilih, Komitmen Kembali Melayani Masyarakat

Indonesia Masters 2022 menjadi comeback yang tepat bagi pasangan dengan julukan The Minions tersebut yang sudah empat kali juara di ajang ini. ”Semoga di tahun ini bisa babat habis semua lawan deh,” katanya, lalu tertawa.

Bisa dibilang, Istora Senayan adalah venue badminton paling bergemuruh di dunia. Hanya mereka yang bermental baja yang mampu mengatasinya. Tak terkecuali bagi para pemain tuan rumah.

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang sudah kenyang tampil di istora pun mengaku masih merinding tiap kali turun ke lapangan. ”Hahaha sudah lama sih tidak merasakan lagi,” ungkap Ahsan.

Para pebulu tangkis luar negeri merasakan hal yang sama. Misalnya, ganda putri Korea Selatan Lee So-hee/Shin Seung-chan yang berhasil mengalahkan ganda India Simran Singhi/Ritika Thaker (21-10, 21-11). ”Perasaannya senang karena sudah lama tidak ke sini. Karena kangen sama suasananya di sini yang sangat ramai,” kata Shin.

Pasangan ganda putri nomor satu dunia Chen Qing Chen/Jia Yi Fan juga begitu terkesan. Apalagi, di laga pertama kemarin, mereka mengalahkan wakil Merah Putih Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi (21-12, 21-13) yang tentu saja didukung penuh oleh penonton. ”Sudah lama kami tidak main di sini. Teriakan penonton di sini selalu buat saya excited,” ungkap Chen.

Jia Yi Fan menambahkan, aksi BL di istora jauh lebih heboh ketimbang tempat lain. Dia mencontohkan, kalau bermain di negaranya, teriakan dan kehebohan penonton hanya terjadi ketika legenda bulu tangkis Lin Dan bermain. Namun, di Indonesia, hampir semua partai yang melibatkan wakil Merah Putih selalu ramai.

Baca Juga :  Banyak Warga Belum Paham Hukum, Tidak Semua Persoalan Harus ke Pengadilan

Sementara itu, ganda putra Taiwan Lee Yang/Wang Chi-lin tak ragu menyebut istora sebagai rumah kedua bagi mereka. Di partai perdana kemarin, pasangan juara Olimpiade Tokyo 2020 tersebut menaklukkan rekan senegara, Lu Ching Yao/Yang Po Han (21-15, 21-17).

Menurut mereka, kehangatan istora sebanding ketika keduanya bermain di kandang sendiri di Taiwan. ”Kami sudah lama tidak bertanding karena pandemi di venue yang banyak penonton. Ini (kemarin) hari pertama dan penonton sudah sangat hangat,” ujar Wang Chi-lin.

Lee Yang menambahkan, tidak ada venue lain di dunia yang seheboh istora. ”Kalau di Taiwan, main di rumah sendiri sudah banyak yang kenal. Tapi di sini, tidak menyangka (kami juga) sangat terkenal. Jadi, di sini seperti rumah juga bagi kami,” paparnya.

Bukan hanya di venue yang membuat pasangan itu sangat terkesan dengan fans bulu tangkis tanah air. Di luar lapangan, menurut mereka, fans Indonesia sangat luar biasa. Salah satunya dengan memberikan hadiah beraneka ragam. Mulai biskuit hingga foto.

”Kami pernah dapat buket bunga dari uang. Itu yang tidak ada di Taiwan,” kata Lee antusias. Lantas, apakah ada venue di negara lain yang kehebohannya sebanding dengan istora? ”Tidak, tidak ada,” kata Lee sangat yakin.

Pasangan ganda putra Fajar Alfian/Rian Ardianto juga sependapat bahwa bermain di istora berbeda dengan di negara lain. Saking gemuruhnya, komunikasi keduanya dan arahan dari pelatih kurang terdengar jelas. ”Suara penonton (seheboh) itu tidak ada di luar negeri. Di sini support-nya luar biasa,” kata Fajar. (*/c19/ttg/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya