Melihat Tradisi Ziarah Kubur Bagi Sebagian Umat Muslim di Kota Jayapura
Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 H, umat Muslim ramai berkunjung ke makam keluarga untuk berziarah dan membersihkan kuburan. Makam muslim di Kota Jayapura saat ini, selain di Abe Pantai, juga ada lokasi yang baru di Buper Waena. Lantas apa maksud dan motivasi mereka dalam ziarah kubur ini?
Laporan: Carolus Daot_Jayapura
Suasana pemakaman muslim di daerah Abepantai, Minggu (1/5) lalu terlihat cukup banyak peziarah yang datang untuk membesihkan kuburan. Mereka datang dengan peralatan sederhana, maupun sapu untuk membersihkan rumput-rumput yang menutupi sebagian makam keluarga mereka.
Mereka yang datang ini, rata-rata satu keluarga atau orang-orang dekat yang ditinggalkan. Setelah membersihkan makam, satu per satu anggota keluarga mulai menabur bunga dan menyiram air kembang di atas makam.
Momen seperti ini, biasanya juga banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk berjualan bunga tabor maupun air kembang. Meskipun sebagian dari peziarah ini, ada yang sudah membawanya dari rumah mereka masing-masing.
Ulfanti, salah satu peziarah juga terlihat bersama anak-anaknya berziarah di makam ibunya. Setelah membersihkan makam dan berdoa, mereka pun menabur bunga di atas makam orang yang dikasihinya ini.
Ulfanti mengaku tujuan utama ziarah kubur untuk mendoakan orang yang meninggal, serta sebagai pengingat bagi yang masih hidup akan kematian dan akhirat. Ulfanti dan keluarganya tidak hanya moment sebelum ramadan dan setelah Ramadan saja ziarah, a ke makam keluarganya, tapi hampir setiap hari kamis dia ziarah ke makam keluarga.
“Kalau kami sekeluarga itu kadang kalau kangen mama serta keluarga yang telah meninggal, pasti datang ke kuburan untuk berdoa. Apalagi kalau jelang lebaran seperti ini.”tuturnya.
Menurutnya berziarah ke kuburuan sebagai bentuk melepaskan kerinduan kepada keluarganya yang sudah meninggal, dan pastinya ingin mendoakan keselamatan arwah orang-orang yang telah meninggal.
“Di satu sisi tradisi ziarah ke kuburan pada bulan lebaran ini sudah manjadi tradisi, tapi sisi lainya kami ingin mendoakan keluarga kami yang telah meninggal agar mereka boleh ditempatkan di sisi Allah, dan hal ini juga kami lakukan untuk mengobati rasa rindu kami kepada ibu”, tuturnya.
Ulfanti sendiri setiap kali ke kuburan selalu membawa anak-anaknya, hal ini dia lakukan untuk mengajarkan kepada anaknya agar tradisi Ziarah ke kuburan seperti ini terus diwariskan oleh anaknya.
“Setiap kali kami datang bersih kuburan, anak-anak selalu kami bawa, biar mereka juga tau dan kenal letak kuburan keluarganya dimana dan hal yang paling penting juga agar mereka tidak melupakan tradisi ini kedepanya”, tutur Ulfanti.
Hal senada dikatakan oleh Hamdal. Hamdal mengaku moment ramadan dan Idul Fitri seperti ini saatnya untuk menyucikan jiwa dari pada keluarga yang telah meninggal. Tentu harapanya dengan doa serta harapaanya yang terus mereka luapkan lewat kunjungan kunjungan ke makam seperti itu rasa rindunya terobati.
“Setiap tahun saya selalu bawa anak-anak ke sini untuk berdoa di kuburan ayah. Biasanya sebelum doa kami bersih kuburan dulu lalu menyiram bunga dan air. Tradisi ini sudah terwariskan dari nenek moyang kita dulu dan ini juga bisa mengobati rasa rindu kami kepada keluarga yang telah dahulu meninggalkan kami”, tuturnya.
Hamdal mengatakan setelah melakukan pembersihan dilanjutkan dengan membaca Al Fatihah.
“Pada intinya kami datang berziarah ini untuk berdoa memohon pengampunan atas dosa dan salah keluarga yang telah meninggal dunia, kiranya dengan doa yang kami panjatkan mereka boleh ditempatkan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala”, tuturnya. (*/tri)