Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Nyamuk Betina Bisa Bertahan Tiga Bulan, Butuh Kerjasama Semua Pihak

Upaya Dinkes Kota Jayapura Dalam Mengintervensi Malaria di Tingkat Kampung/Kelurahan  

Kota Jayapura nomor dua tertinggi di Papua dalam jumlah kasus malaria, setelah Timika. Karena itu, dalam upaya Percepatan Eliminasi Malaria di Kota Jayapura, telah dikeluarkan  Surat Edaran Nomor 443.4/2476 Tentang Intervensi Malaria Di Tingkat Kampung dan Kelurahan. Lalu apa saja yang akan dilakukan Dinkes Kota Jayapura?

Berikut Laporan: Priyadi_Jayapura.

Kasus malaria menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Jayapura. Terkait hal ini, Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura dr.Ni Nyoman Sri Antari mengungkapkan, masyarakat harus bisa secara serempak melakukan intervensi penanggulangan malaria. Sebab, dalam rangka Percepatan Eliminasi Malaria di Kota Jayapura Pj Wali Kota Jayapura telah mengeluarkan SE Nomor 443.4/2476 Tentang Intervensi Malaria Di Tingkat Kampung dan Kelurahan dalam rangka percepatan eliminasi malaria di Kota Jayapura.

   Pasalnya, kasus  malaria yang terjadi di Kota Jayapura telah menyentuh angka 28.426 (per 30 September 2022), dengan menetapkan Kota Jayapura sebagai urutan kedua kasus tertinggi di Papua. Berbagai upaya mencegah dan menanggulangi laju penularan kasus malaria dan dampak buruk yang ditimbulkannya telah dilakukan baik oleh pemerintah dan lembaga-lembaga yang terkait dan peduli. Namun saat ini laju penularan kasus malaria di Kota Jayapura masih tinggi.

   “Diperlukan kerjasama semua pihak mulai dari pemerintah daerah, sampai dengan pemerintah kampung dan seluruh lapisan masyarakat untuk bekerja bersama-sama dan secara serempak melakukan intervensi penanggulangan malaria di wilayah masing-masing,”katanya, kepada   Cenderawasih Pos, Jumat (4/11)lalu.

Baca Juga :  Tulisan Tangan dengan Tinta yang Tersimpan Rapat di Kotak Kayu

   Bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional dan guna mendukung percepatan eliminasi malaria di Kota Jayapura, maka  diimbau kepada Kepala Distrik, Kepala Kelurahan, Kepala Kampung, ketua RT dan RW serta paguyuban masyarakat, serta masyarakat Kota Jayapura, agar bersama-sama secara serentak mulai tanggal 1 November hingga 12 November 2022 melakukan tindakan intervensi pencegahan dan penanggulangan malaria di wilayah masing-masing.

  Hal ini bisa dilaukan dengan berbagai kegiatan yakni melakukan kerja bakti bersama dan serentak, kerja bakti berfokus pada kegiatan menimbun jalan atau kubangan yang membentuk genangan-genangan air. Selain itu, menutup tempat -tempat penampungan air yang terbuka, dan membersihkan aliran air yang bisa menjadi tempat perindukan nyamuk anopheles yang menjadi agen pembawa bibit parasite malaria.

  Apalagi nyamuk bisa bertahan hidup selama 3 bulan jika dapat menghisap darah baik manusia maupun binatang, terutama nyamuk betina, tentu ini sangat membahayakan sekali, sehingga dibutuhkan kerja bakti massal dan serentak.

   Kemudian dilakukan  penyemprotan obat nyamuk semprot/spray secara Mandiri di rumah, Diminta kepada para kepala distrik, kepala kelurahan, kepala kampung, ketua RT, RW, agar mengimbau kepada seluruh masyarakat di wilayah masing-masing agar secara mandiri ikut mencegah perkembangan nyamuk anopheles di rumah masing-masing.

   Yakni, dengan ikut menjaga kebersihan rumah dari sampah yang dapat menampung air, menutup genangan air, membersihkan saluran air serta menyiapkan dan menyemprotkan obat nyamuk spray, semprot di dalam rumah.

Baca Juga :  Jadi Motivasi Bagi Dosen  Perempuan Lain Untuk Meraih Gelar Tertinggi   

   Kemudian melakukan pemeriksaan malaria massal dan pembagian kelambu anti nyamuk oleh kader malaria terlatih. “Para kader malaria terlatih yang telah tersebar di seluruh kampung dan kelurahan di Kota Jayapura agar melakukan pemeriksaan malaria (MBS) dengan RDT di wilayahnya, membagi kelambu anti nyamuk memantau penggunaan kelambu anti nyamuk tersebut agar digunakan sesuai peruntukannya dan melakukan penyelidikan tempat-tempat perindukan nyamuk anopheles untuk dibasmi,” ujarnya.

   Kata Sri Antari, pihaknya juga melakukan pengobatan malaria lini pertama oleh kader malaria, dimana masyarakat yang ditemukan positif pada pemeriksaan malaria oleh kader malaria agar diberikan pengobatan dengan OAM dan primaquine sampai tuntas, sebagai pengobatan lini pertama pada kasus malaria. Sementara kasus malaria yang ditemukan dengan komplikasi agar dirujuk ke pelayanan kesehatan terdekat.

   Dilakukan juga penyemprotan dinding rumah, kepada seluruh kepala kampung dan kepala kelurahan agar bekerjasama dengan Puskesmas wilayah setempat dan Dinas Kesehatan Kota Jayapura untuk melakukan penyemprotan pencegahan malaria pada dinding-dinding rumah masyarakat pada kampung/Kelurahan dengan angka annual parasite incidence (API)>20/1000 penduduk.

    Terakhir menganggarkan program penanggulangan malaria, kepada seluruh kepala kampung dan kelurahan agar penganggaran dalam perencanaan anggaran pendapatan dan belanja kampung (APBK).(*/tri)

Upaya Dinkes Kota Jayapura Dalam Mengintervensi Malaria di Tingkat Kampung/Kelurahan  

Kota Jayapura nomor dua tertinggi di Papua dalam jumlah kasus malaria, setelah Timika. Karena itu, dalam upaya Percepatan Eliminasi Malaria di Kota Jayapura, telah dikeluarkan  Surat Edaran Nomor 443.4/2476 Tentang Intervensi Malaria Di Tingkat Kampung dan Kelurahan. Lalu apa saja yang akan dilakukan Dinkes Kota Jayapura?

Berikut Laporan: Priyadi_Jayapura.

Kasus malaria menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Jayapura. Terkait hal ini, Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura dr.Ni Nyoman Sri Antari mengungkapkan, masyarakat harus bisa secara serempak melakukan intervensi penanggulangan malaria. Sebab, dalam rangka Percepatan Eliminasi Malaria di Kota Jayapura Pj Wali Kota Jayapura telah mengeluarkan SE Nomor 443.4/2476 Tentang Intervensi Malaria Di Tingkat Kampung dan Kelurahan dalam rangka percepatan eliminasi malaria di Kota Jayapura.

   Pasalnya, kasus  malaria yang terjadi di Kota Jayapura telah menyentuh angka 28.426 (per 30 September 2022), dengan menetapkan Kota Jayapura sebagai urutan kedua kasus tertinggi di Papua. Berbagai upaya mencegah dan menanggulangi laju penularan kasus malaria dan dampak buruk yang ditimbulkannya telah dilakukan baik oleh pemerintah dan lembaga-lembaga yang terkait dan peduli. Namun saat ini laju penularan kasus malaria di Kota Jayapura masih tinggi.

   “Diperlukan kerjasama semua pihak mulai dari pemerintah daerah, sampai dengan pemerintah kampung dan seluruh lapisan masyarakat untuk bekerja bersama-sama dan secara serempak melakukan intervensi penanggulangan malaria di wilayah masing-masing,”katanya, kepada   Cenderawasih Pos, Jumat (4/11)lalu.

Baca Juga :  Pahami Potensi Pemicu, Tempat Usaha Wajib Punya Sistem Proteksi Kebakaran

   Bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional dan guna mendukung percepatan eliminasi malaria di Kota Jayapura, maka  diimbau kepada Kepala Distrik, Kepala Kelurahan, Kepala Kampung, ketua RT dan RW serta paguyuban masyarakat, serta masyarakat Kota Jayapura, agar bersama-sama secara serentak mulai tanggal 1 November hingga 12 November 2022 melakukan tindakan intervensi pencegahan dan penanggulangan malaria di wilayah masing-masing.

  Hal ini bisa dilaukan dengan berbagai kegiatan yakni melakukan kerja bakti bersama dan serentak, kerja bakti berfokus pada kegiatan menimbun jalan atau kubangan yang membentuk genangan-genangan air. Selain itu, menutup tempat -tempat penampungan air yang terbuka, dan membersihkan aliran air yang bisa menjadi tempat perindukan nyamuk anopheles yang menjadi agen pembawa bibit parasite malaria.

  Apalagi nyamuk bisa bertahan hidup selama 3 bulan jika dapat menghisap darah baik manusia maupun binatang, terutama nyamuk betina, tentu ini sangat membahayakan sekali, sehingga dibutuhkan kerja bakti massal dan serentak.

   Kemudian dilakukan  penyemprotan obat nyamuk semprot/spray secara Mandiri di rumah, Diminta kepada para kepala distrik, kepala kelurahan, kepala kampung, ketua RT, RW, agar mengimbau kepada seluruh masyarakat di wilayah masing-masing agar secara mandiri ikut mencegah perkembangan nyamuk anopheles di rumah masing-masing.

   Yakni, dengan ikut menjaga kebersihan rumah dari sampah yang dapat menampung air, menutup genangan air, membersihkan saluran air serta menyiapkan dan menyemprotkan obat nyamuk spray, semprot di dalam rumah.

Baca Juga :  Menjadi Mediator Berarti Harus Siap Dikambinghitamkan

   Kemudian melakukan pemeriksaan malaria massal dan pembagian kelambu anti nyamuk oleh kader malaria terlatih. “Para kader malaria terlatih yang telah tersebar di seluruh kampung dan kelurahan di Kota Jayapura agar melakukan pemeriksaan malaria (MBS) dengan RDT di wilayahnya, membagi kelambu anti nyamuk memantau penggunaan kelambu anti nyamuk tersebut agar digunakan sesuai peruntukannya dan melakukan penyelidikan tempat-tempat perindukan nyamuk anopheles untuk dibasmi,” ujarnya.

   Kata Sri Antari, pihaknya juga melakukan pengobatan malaria lini pertama oleh kader malaria, dimana masyarakat yang ditemukan positif pada pemeriksaan malaria oleh kader malaria agar diberikan pengobatan dengan OAM dan primaquine sampai tuntas, sebagai pengobatan lini pertama pada kasus malaria. Sementara kasus malaria yang ditemukan dengan komplikasi agar dirujuk ke pelayanan kesehatan terdekat.

   Dilakukan juga penyemprotan dinding rumah, kepada seluruh kepala kampung dan kepala kelurahan agar bekerjasama dengan Puskesmas wilayah setempat dan Dinas Kesehatan Kota Jayapura untuk melakukan penyemprotan pencegahan malaria pada dinding-dinding rumah masyarakat pada kampung/Kelurahan dengan angka annual parasite incidence (API)>20/1000 penduduk.

    Terakhir menganggarkan program penanggulangan malaria, kepada seluruh kepala kampung dan kelurahan agar penganggaran dalam perencanaan anggaran pendapatan dan belanja kampung (APBK).(*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya