Melalui Tema “Membangun Spiritualitas Fransiskus Asisi dalam mengembangkan Pendidikan di Lingkungan YPPK Kota Jayapura-Kabupaten Jayapura Menuju Gereja Mandiri dan Misioner”
Kegiatan yang berlangsung selama satu hari itu, diisi dengan penyampaian materi dari Pastor Aventinus Jenaru OFM. Acara juga diisi pemaparan dari masing-masing perwakilan guru dari masing masing sekolah YPPK terkait permasalahan ataupun kendala yang dihadapi selama ini dalam membangun solidaritas atau persaudaraan di komunias mereka masing masing.
Sebagian besar yang dikeluhkan sekolah soal sadar disiplin di lingkungan sekolah, terutama dalam hal menjaga kebersihan sekolah. Sementara kekeluargaan diantara guru sebagaian besar mengaku berjalan baik. Itupun dilakukan dengan membangun sebuah komitment terutama dalam hal kegiatan sosial.
“Seperti kami di SMA YPPK Teruna Bhakti, kekeluargaan sangat dibangun dan dijaga, setiap kegiatan sosial kami selalu terlibat aktif,” kata Kepsek SMA TB, Cornelia Ragainaga.
Pihaknyapun sangat neneladani hidup Santo Fransisksus Asisi. Bahkan di lingkungan sekolah mendirikan patung St. Fransiskus Asisi. Patung ini kata dia bukan hanya simbol, namun memberi bukti bagaimana sekolah yang ada di Waena, Distrik Heram itu menjadikan semangat St. Fransiskus sebagai landasan teladan dalam menjalankan pendidikan.
“Kami sangat meneladani St. Fransisksus, itu dilihat bagaimana persaudaraan kami selama ini cukup erat,” tuturnya.
Sementara itu Kepala SMP YPPK Kristus Juru Selamat Jayapura, Gregorius Bria Seran, menyampaikan kegiatan rekoleksi tersebut sangat penting. Karena mendorong semangat persaudaraan di lingkungan Sekolah YPPK. Sebagai sekolah baru, kekeluargaan mereka cukup erat. Bahkan untuk segala kegiatan dilingkungan sekolah dibangun secara kekeluargaan.
“Kami ini sekolah yang ibaratnya masih bulan madu, tenaga guru saat ini baru ada 8 orang, sehingga kebersamaan kami cukup kuat,” ujarnya.
Direktur YPPK FA Jayapura-Kabupaten Jayapura Ferdinando Lase, S. Kom mengatakan kegiatan tersebut pertama kali digelar di YPPK. Itu diadakan untuk membangun semangat hidup dari Santo Fransisksus Asisi di lingkungan sekolah YPPK. Karena YPPK menjadikan St. Fransiskus Asisi sebagai santo pelindung. “Setidaknya spiritualitasnya bisa diterapkan di lingkungan sekolah,” tuturnya.
Dikatakan hal lain yang menjadi dasar dari kegiatan tersebut YPPK untuk mendorong guru maupun pegawai YPPK bisa meneladani hidup Santo Fransiskus Assisi yaitu memilih hidup dalam kemiskinan dan menolak kepemilikan harta duniawi.