Thursday, September 19, 2024
27.7 C
Jayapura

Enam Tahun Menjabat Kasat Intel, Banyak Aksi Demonstrasi Batal Digelar

  Kemudian pada 29 Maret 2023, ia kemudian dipindahkan ke Polda Papua untuk mengisi jabatan Kanit l Sub III Direktur Intelkam Polda Papua selama tiga bulan. Di tahun yang sama ia dipindahkan ke Kasi Anim tingkat Polda Papua dan pada 13 Agustus 2024, ia dipercayakan menjabat Kapolsek Jayapura Selatan.

   Selama menjabat sebagai Kasat Intel di Polresta Jayapura kota,  ia dan jajarannya telah menangnai begitu banyak kasus dan aksi-aksi demonstrasi yang direncanakan oleh pihak-pihak tertentu. Sebut saja, dari KNPB dan ULMPW yang sering terjadi di daerah Universitas Cenderawasih (Uncen) Papua.

   Menurut Beddu,  tantangan terberatnya selama menjabat sebagai Intel ialah menghadapi aksi-aksi unjuk rasa. Ia mengaku beberapa kasus berhasil menggalang dan beberapa aksi-aksi gagal dilakukan terutama di daerah Uncen oleh kelompok KNPB dan ULMPW.

   Berkat kerjasama dengan lapisan masyarakat, seperti tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda hingga akademisi, dapat disampaikan bahwa dari sekian banyaknya rencana aksi yang dilakukan oleh masyarakat, mahasiswa dan pihak-pihak tertentu tidak kalah banyak juga yang gagal dilakukan.

Baca Juga :  Sempat Minder Sepanggung Dengan Wakil Ketua MPR dan Pengusaha  Nasional

  “Kita banyak berkoordinasi dengan rektor kemudian banyak mengalang tokoh-tokoh KNPB, ULMPW yang akhirnya banyak rencana aksi tersebut tidak jadi,” ungkap AKP Beddu.

  Permasalahan yang paling berkesan selam menjabat sebagai Kasat Intel, ungkap AKP Beddu yaitu kasus Rasisme yang terjadi pada tahun 2019 lalu, dimana pada saat itu kata dia, pihaknya standby, siaga selama satu bulan.

   Menurutnya polisi tidak akan berhasil tanpa ada dukungan dan bantuan dari para tokoh-tokoh masyarakat. “Tanpa bantuan dari tokoh-tokoh masyarakat polisi tidak akan berhasil,” terangnya.

“Jadi kita bersosialisasi, kemudian mohon bantuan melakukan penggalangan,” tambah Kapolsek yang mengaku akan terus melakukan patroli untuk meredam situasi kamtibmas agar tetap bisa kondusif.

Baca Juga :  Monitoring ke Sejumlah PAUD, Beri Arahan Kepada Guru dan Orang Tua

   Sementara itu untuk tantangan kedepannya, kata Kapolsek, itu ialah menjaga keamanan Pemilihan kepala daerah (Pemilukada) 2024. “Tantangan kedepannya pasti keamanan Pemilukada 2024 ini. Bagaimana caranya untuk kita melakukan kegiatan yang bisa menjadi kondusif,” jelasnya.

  Saat ini, pihaknya sedang berusaha bagaimana menjaga situasi Khatibmas di wilayah hukumnya itu tetap kondusif.  Sebab, dari hasil evaluasi selama dua Minggu menjabat sebagai Kaposek Jayapura Selatan, kasus yang paling sering ditemukan pihaknya adalah kasus Curanmor, pencurian dengan kekerasan, kemudian Miras yang dapat menganggu ketertiban umum.

   “Saya minta dukungan dari segala lapisan masyarakat yang berada di wilayah Jayapura untuk menciptakan suasana Kamtibmas yang kondusif,” ajaknya. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

  Kemudian pada 29 Maret 2023, ia kemudian dipindahkan ke Polda Papua untuk mengisi jabatan Kanit l Sub III Direktur Intelkam Polda Papua selama tiga bulan. Di tahun yang sama ia dipindahkan ke Kasi Anim tingkat Polda Papua dan pada 13 Agustus 2024, ia dipercayakan menjabat Kapolsek Jayapura Selatan.

   Selama menjabat sebagai Kasat Intel di Polresta Jayapura kota,  ia dan jajarannya telah menangnai begitu banyak kasus dan aksi-aksi demonstrasi yang direncanakan oleh pihak-pihak tertentu. Sebut saja, dari KNPB dan ULMPW yang sering terjadi di daerah Universitas Cenderawasih (Uncen) Papua.

   Menurut Beddu,  tantangan terberatnya selama menjabat sebagai Intel ialah menghadapi aksi-aksi unjuk rasa. Ia mengaku beberapa kasus berhasil menggalang dan beberapa aksi-aksi gagal dilakukan terutama di daerah Uncen oleh kelompok KNPB dan ULMPW.

   Berkat kerjasama dengan lapisan masyarakat, seperti tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda hingga akademisi, dapat disampaikan bahwa dari sekian banyaknya rencana aksi yang dilakukan oleh masyarakat, mahasiswa dan pihak-pihak tertentu tidak kalah banyak juga yang gagal dilakukan.

Baca Juga :  PDAM Akui Kapasitas Debit Air Kian Terbatas

  “Kita banyak berkoordinasi dengan rektor kemudian banyak mengalang tokoh-tokoh KNPB, ULMPW yang akhirnya banyak rencana aksi tersebut tidak jadi,” ungkap AKP Beddu.

  Permasalahan yang paling berkesan selam menjabat sebagai Kasat Intel, ungkap AKP Beddu yaitu kasus Rasisme yang terjadi pada tahun 2019 lalu, dimana pada saat itu kata dia, pihaknya standby, siaga selama satu bulan.

   Menurutnya polisi tidak akan berhasil tanpa ada dukungan dan bantuan dari para tokoh-tokoh masyarakat. “Tanpa bantuan dari tokoh-tokoh masyarakat polisi tidak akan berhasil,” terangnya.

“Jadi kita bersosialisasi, kemudian mohon bantuan melakukan penggalangan,” tambah Kapolsek yang mengaku akan terus melakukan patroli untuk meredam situasi kamtibmas agar tetap bisa kondusif.

Baca Juga :  Temui Korban Kebakaran, BTM Minta Warga Jaga Lingkungan

   Sementara itu untuk tantangan kedepannya, kata Kapolsek, itu ialah menjaga keamanan Pemilihan kepala daerah (Pemilukada) 2024. “Tantangan kedepannya pasti keamanan Pemilukada 2024 ini. Bagaimana caranya untuk kita melakukan kegiatan yang bisa menjadi kondusif,” jelasnya.

  Saat ini, pihaknya sedang berusaha bagaimana menjaga situasi Khatibmas di wilayah hukumnya itu tetap kondusif.  Sebab, dari hasil evaluasi selama dua Minggu menjabat sebagai Kaposek Jayapura Selatan, kasus yang paling sering ditemukan pihaknya adalah kasus Curanmor, pencurian dengan kekerasan, kemudian Miras yang dapat menganggu ketertiban umum.

   “Saya minta dukungan dari segala lapisan masyarakat yang berada di wilayah Jayapura untuk menciptakan suasana Kamtibmas yang kondusif,” ajaknya. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya