Melihat Pelayanan Balai Veteriner dan Pusat Kesehatan Hewan Entrop
Memiliki hewan peliharaan tetap harus dijaga kesehatan dan kebersihannya serta jika sakit harus diobati di dokter. Salah satunya seperti yang dilakukan di Balai Laboratorium Veteriner dan Pusat Kesehatan Hewan Entrop. Lalu bagaimana respon masyarakat Pemilik Hewan Peliharaan dalam memanfatkan Klinik Hewan di Entrop ini dan bagaimana tip dokter hewan dalam menjaga kesehatan hewan peliharaan?
Laporan: Priyadi_Jayapura.
Balai Laboratorium Veteriner dan Pusat Kesehatan Hewan Entrop atau masyarakat sering sebut Klinik dan Lab hewan entrop, Distrik Jayapura Selatan, mulai melakukan pelayanan sejak pukul 8.00 WIT. Sejumlah warga datang membawa hewan peliharaannya baik itu anjing dan kucing, dengan keperluannya yang berbeda-beda. Ada yang memeriksakan kucing atau anjingnya yang sakit, ada juga yang melakukan operasi hewan karena sakit, memberikan suntikan vaksinasi dan membeli obat
Dewi, warga Dok 2 Jayapura, terlihat datang membawa kucing piarannya. Sambil menunggu antrean, kepada Cenderawasih Pos, Dewi mengaku kucing piarannya tidak sakit. Ia datang untuk vaksinasi kucingnya. Dewi mengaku selama ini dalam memelihara kucing selalu dilakukan vaksinasi. Hal ini demi menjaga kesehatan kucing dan kesehatan keluarganya yang selama ini berinteraksi dengan kucingnya.
Dalam memelihara kucing, ia tetap memperhatikan makananya, tempat tinggalnya, kesehatannya dan dirawat dengan baik karena ini juga makhluk ciptaan Tuhan.
Menurut Dewi, memelihara kucing lokal lebih mudah dari segi perawatan, pemberian makan dan menjaga kesehatannya.
Kalau kucing dari luar Indonesia seperti ras persia, anggora dan lainnya, menurut Dewi lebih susah. Sebab, jenis makanannya berbeda, ada makanan khususnya, termasuk dalam perawatan bulunya juga harus benar benar dirawat, dikasih mandi dengan sampo supaya tidak mudah rotok dan harus dipantau terus. Beda dengan kucing lokal yang perawatan jauh lebih hemat, mudah, dan murah.
Selain Dewi, Eti warga Padang Bulan yang juga membawa dua kucing kampungnya di Klinik Hewan Entrop. Eti mengaku kedua kucingnya yang masih kecil ini sedang sakit dan tidak mau makan, untuk itu, ia memeriksakan dan mengecek kesehatannya supaya tahu apa sakitnya dan dibelikan obat, karena tidak cepat ditangani badannya semakin kurus dan bisa mati.
Eti mengaku, banyak kucing yang ia pelihara di rumah, kalau ada yang sakit segera diperiksakan dan diobati kalau tidak ini akan membawa dampak ke kucing lainnya. Ia sayang sama kucing, karena binatang ini mudah dipelihara dan dalam islam juga memelihara kucing baik tidak ada larangan, yang penting jangan disiksa karena menyiksa hewan juga berdosa. Oleh karena itu, jika sudah niat memelihara hewan tetap harus dijaga dan dirawat dengan baik.
Pada kesempatan sama, ada juga seekor anak anjing yang terlindas mobil hingga kedua matanya keluar dan buta, saat itu pemiliknya memeriksakan di klinik hewan dan melakukan konsultasi dengan dokter hewan bagaimana untuk kedepannya, karena anak anjing ini nanti tidak bisa melihat dan butuh dilakukan penanganan khusus.
Namun dokter hewan menyarankan dikasih obat penghilang nyeri. Jika nanti lukanya sembuh baru bisa dilakukan tindakan lainnya. Terlihat juga antrian warga yang datang untuk membeli obat, ada yang mengaku babinya sakit gatal gatal di badan lalu petugas melayani untuk dikasih.
Sementara itu, Kepala Balai Laboratorium Veteriner dan Pusat Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua Drh. Sri Utami, M.Si.,mengatakan,
kesadaran masyarakat untuk membawa hewan peliharaanya ke puskeswan (pusat kesehatan hewan) mulai meningkat.
“Untuk kesadaran vaksinasi agar hewan terhindar dari penyakit terus kami edukasikan kepada masyarakat, walaupun masyarakat sebagian telah memiliki kesadaran membawa hewannya untuk divaksin,”katanya, Kamis (6/1)kemarin.
Sri Utami menjelaskan, jika dilihat dari data tahun 2020 kunjungan pasien sebanyak 827 pasien dan tahun 2021 meningkat drastic sebanyak 3324 pasien. Kunjungan didominasi oleh hewan kesayangan, dan paling banyak didominasi oleh hewan kucing, anjing serta beberapa hewan exotik seperti kelinci, reptil, dan ada juga satwa liar seperti kanguru.
Untuk data kasus penyakit tertinggi pada tahun 2021 adalah penyakit pencernaan atau enteritis sebanyak 230 kasus anjing dan kucing, Kemudian diikuti kasus flu sebanyak 148 kasus pada kucing, kemudian kasus helmintiasis sebanyak 134 kasus anjing dan kucing, serta kasus kulit scabies sebanyak 130 kasus anjing dan kucing.
Drh Sri Utami juga memberikan tips dalam menjaga hewan kesayangan dengan menerapkan 5 prinsip kesejahteraan hewan, yakni bebas lapar dan haus, bebas dari rasa sakit, luka, penyakit dan kondisi tertekan,
“Ini artinya kita sebagai pemelihara wajib menjaga asupan nutrisi terjaga dengan baik berdasarkan hewan yang kita pelihara,”ujarnya.
Selain itu, hewan piaraan harus bebas dari penganiayaan dan penyalahgunaan, pemilik hewan menjaga dan melakukan pengecekan kesehatan rutin ke dokter hewan dan konsultasi mengenai kesehatan hewan yang dipelihara.
“Jadi hewan piaraan bukan untuk menjadi eksploitasi seperti sebagai hewan petarung, sirkus dan lainnya,”ujarnya.
Selain itu, hewan piaraan harus dapat melakukan perilaku alami. Poin ini mengharuskan kita sebagai pemilik hewan dapat memelihara sesuai dengan tingkah laku dan habitat hewan tersebut. “Hal ini dapat ditanyakan ke dokter hewan atau orang yang berkompeten,”jelasnya.
Terakhir, hewan piaraan harus bebas dari perlakuan kasar dan pembunuhan. “Sebagai pemelihara kita tidak boleh memberi perlakuan kasar kepada hewan, melakukan pembunuhan untuk kesenangan,”jelasnya.(*/tri)