Awalnya, Kolam Bambar hanyalah kolam kecil biasa. Namun pada tahun 2021, Otniel Kawai, sang pemilik, melihat potensi besar di balik sumber air yang jernih itu. Dengan kerja keras dan semangat, ia memperluas kolam, menambah area bermain anak, wahana flying fox, hingga membangun pondok-pondok kayu di tepi air.
Kini, Kolam Bambar menjelma menjadi destinasi wisata keluarga yang asri dan nyaman. Airnya tampak biru jernih, memantulkan cahaya matahari di antara bebatuan besar yang tertata alami. Dari pondok-pondok di tepi kolam, pengunjung bisa menikmati pemandangan sambil menyeruput minuman dingin dan mendengarkan suara air mengalir.
“Sejak awal, kami ingin membuat tempat ini terjangkau bagi semua kalangan,” ujar Otniel sambil tersenyum. Ia bercerita, tarif masuk hanya Rp5.000 per orang, dengan biaya parkir yang menyesuaikan jenis kendaraan. “Yang penting orang datang, menikmati, dan pulang dengan hati senang,” tambahnya.
Kini di sekitar kolam berdiri 14 pondok wisata, disewakan mulai dari Rp150.000 hingga Rp300.000 per hari. Bahkan ada ruang serbaguna untuk acara keluarga dengan tarif Rp1,5 juta. Kolam Bambar dibuka setiap hari pukul 09.00 WIT hingga 19.00 WIT. Dalam waktu dekat, Otniel berencana menambah cafe malam agar tempat ini bisa buka hingga pukul 22.00 WIT. “Kami ingin pengunjung bisa menikmati suasana malam yang sejuk, sambil ngopi di pinggir kolam,” katanya.
Lebih dari sekadar tempat rekreasi, Kolam Bambar telah membuka lapangan kerja bagi anak-anak muda kampung dan menjadi contoh bagaimana pariwisata lokal bisa tumbuh dari inisiatif masyarakat sendiri. Sementara di lokasi lain ada Kali Suembak. Kawasan ini berada di dalam kompleks Rindam XVII Cenderawasih, sehingga pengunjung wajib melapor di pos penjagaan sebelum masuk.
Awalnya, Kolam Bambar hanyalah kolam kecil biasa. Namun pada tahun 2021, Otniel Kawai, sang pemilik, melihat potensi besar di balik sumber air yang jernih itu. Dengan kerja keras dan semangat, ia memperluas kolam, menambah area bermain anak, wahana flying fox, hingga membangun pondok-pondok kayu di tepi air.
Kini, Kolam Bambar menjelma menjadi destinasi wisata keluarga yang asri dan nyaman. Airnya tampak biru jernih, memantulkan cahaya matahari di antara bebatuan besar yang tertata alami. Dari pondok-pondok di tepi kolam, pengunjung bisa menikmati pemandangan sambil menyeruput minuman dingin dan mendengarkan suara air mengalir.
“Sejak awal, kami ingin membuat tempat ini terjangkau bagi semua kalangan,” ujar Otniel sambil tersenyum. Ia bercerita, tarif masuk hanya Rp5.000 per orang, dengan biaya parkir yang menyesuaikan jenis kendaraan. “Yang penting orang datang, menikmati, dan pulang dengan hati senang,” tambahnya.
Kini di sekitar kolam berdiri 14 pondok wisata, disewakan mulai dari Rp150.000 hingga Rp300.000 per hari. Bahkan ada ruang serbaguna untuk acara keluarga dengan tarif Rp1,5 juta. Kolam Bambar dibuka setiap hari pukul 09.00 WIT hingga 19.00 WIT. Dalam waktu dekat, Otniel berencana menambah cafe malam agar tempat ini bisa buka hingga pukul 22.00 WIT. “Kami ingin pengunjung bisa menikmati suasana malam yang sejuk, sambil ngopi di pinggir kolam,” katanya.
Lebih dari sekadar tempat rekreasi, Kolam Bambar telah membuka lapangan kerja bagi anak-anak muda kampung dan menjadi contoh bagaimana pariwisata lokal bisa tumbuh dari inisiatif masyarakat sendiri. Sementara di lokasi lain ada Kali Suembak. Kawasan ini berada di dalam kompleks Rindam XVII Cenderawasih, sehingga pengunjung wajib melapor di pos penjagaan sebelum masuk.