Thursday, December 4, 2025
24.9 C
Jayapura

Hitungan Detik Lumpur Masuk Rumah, Sepotong Roti Jadi Bekal

Kisah Mereka yang Selamat dan Masih Dalam Pencarian Musibah Banjir Longsor Sumatera

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Ketika bencana datang, apapun bisa terjadi. Tapi bisa lolos dari musibah, sesuatu yang patut disyukuri.

Laporan:Zikriniati,Putra Susanto_Padangpariaman

SYVA Ivandra, asal Padangpariaman telah setahun merantau ke Malaysia. Rabu (26/11) lalu, ia ingin melepas rindu dengan keluarga di kampung halaman. Maka pulanglah dia. Suami dari Reyza ini menempuh perjalanan jalur laut dari Malaysia ke Dumai, Riau.

Sampai sekitar pukul 15.30 WIB. Kemudian melanjutkan perjalanan bersama enam perantau lainnya dengan tujuan sama menggunakan travel.Sekitar pukul 01.00 WIB, Kamis (27/11), perjalanan harus terhenti di Padangpanjang. Tepatnya di sekitar Jembatan Kembar, Kota Padangpanjang.

Baca Juga :  Pasca Pandemi, Misa Bernuansa Budaya dan Ibadah Akbar Digelar Lagi

Sopir travel menyebut ada tanah longsor yang menutupi bahu jalan. Syva dan enam penumpang lainnya hanya pasrah. Mereka menunggu situasi normal dan terpaksa bermalam di mobil.

“Paginya saya keluar dari mobil sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu hari hujan. Saya ajak penumpang lain keluar, cari sarapan. Mereka menolak, mungkin kelelahan,” ceritanya.

Tak jauh dari posisi parkir mobil, lelaki 34 tahun ini melihat warung makan. Di situ, ia bertemu sopir dan sejumlah orang yang juga terpaksa bermalam di bawah Jembatan Kembar.

Sembari menunggu pesanan datang, Syva menelepon istri dan anaknya sekitar pukul 10.00 WIB. Saat asyik mendengar celoteh riang, Arumi, putrinya, ia mendengar suara dentuman yang menggelegar. Disusul suara air yang mengalir deras.

Baca Juga :  Banjir, Warga Palang Jalan Hom-hom

Sava kaget, reflek ia meloncat dan berlari kencang, panik. Saat berlari ia sempatkan melihat kebelakang.Dadanya berdegup kencang demi melihat arus air bercampur lumpur, batu dan lainnya juga bergerak kencang ke arahnya.

Kisah Mereka yang Selamat dan Masih Dalam Pencarian Musibah Banjir Longsor Sumatera

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Ketika bencana datang, apapun bisa terjadi. Tapi bisa lolos dari musibah, sesuatu yang patut disyukuri.

Laporan:Zikriniati,Putra Susanto_Padangpariaman

SYVA Ivandra, asal Padangpariaman telah setahun merantau ke Malaysia. Rabu (26/11) lalu, ia ingin melepas rindu dengan keluarga di kampung halaman. Maka pulanglah dia. Suami dari Reyza ini menempuh perjalanan jalur laut dari Malaysia ke Dumai, Riau.

Sampai sekitar pukul 15.30 WIB. Kemudian melanjutkan perjalanan bersama enam perantau lainnya dengan tujuan sama menggunakan travel.Sekitar pukul 01.00 WIB, Kamis (27/11), perjalanan harus terhenti di Padangpanjang. Tepatnya di sekitar Jembatan Kembar, Kota Padangpanjang.

Baca Juga :  Ratusan Rumah dan Ribuan Hektar Kebun Terendam

Sopir travel menyebut ada tanah longsor yang menutupi bahu jalan. Syva dan enam penumpang lainnya hanya pasrah. Mereka menunggu situasi normal dan terpaksa bermalam di mobil.

“Paginya saya keluar dari mobil sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu hari hujan. Saya ajak penumpang lain keluar, cari sarapan. Mereka menolak, mungkin kelelahan,” ceritanya.

Tak jauh dari posisi parkir mobil, lelaki 34 tahun ini melihat warung makan. Di situ, ia bertemu sopir dan sejumlah orang yang juga terpaksa bermalam di bawah Jembatan Kembar.

Sembari menunggu pesanan datang, Syva menelepon istri dan anaknya sekitar pukul 10.00 WIB. Saat asyik mendengar celoteh riang, Arumi, putrinya, ia mendengar suara dentuman yang menggelegar. Disusul suara air yang mengalir deras.

Baca Juga :  Tunjukan Tren Positif, MBG Tak Sekedar Program Makanan

Sava kaget, reflek ia meloncat dan berlari kencang, panik. Saat berlari ia sempatkan melihat kebelakang.Dadanya berdegup kencang demi melihat arus air bercampur lumpur, batu dan lainnya juga bergerak kencang ke arahnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya