“Dua telaga ini punya potensi besar untuk dijadikan destinasi wisata unggulan. Tinggal kita perhatikan infrastruktur pendukung, baik jalan, pendopo, maupun fasilitas lainnya,” jelas Richard saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Kamis (2/10).
Menurutnya, saat ini jalan menuju lokasi sudah bisa dilewati kendaraan roda dua maupun roda empat, hanya saja kondisinya masih berupa jalan karang dan sebagian tanah kosong.
Perbaikan akses jalan dan pembangunan fasilitas sederhana di sekitar telaga menjadi prioritas agar wisatawan lebih nyaman berkunjung. Dispar juga berharap, dalam mensukseskan rencana besar ini perlu ada dukungan dari pemerintah kampung Koya Tengah dan Skouw Yambe.
“Akses jalan ke telaga ini juga nantinya akakn menjadi akses menuju kampung Skow Yambe, untuk itu perlu ada campur tangan dua kampung ini,” tuturnya.
Nama Telaga Laki-Laki dan Telaga Perempuan juga menyimpan daya tarik tersendiri. Warga setempat percaya, penamaan itu tidak lepas dari cerita rakyat yang hidup turun-temurun.
Meskipun belum terdokumentasi secara resmi, kisah tentang dua telaga ini menambah aura mistis sekaligus memperkaya nilai budaya lokal. Warga Skouw Yambe dan Koya Tengah menaruh harapan besar agar pemerintah serius mengembangkan dua telaga ini sebagai destinasi wisata.
Dengan pengelolaan yang baik, potensi ini bisa mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar, sekaligus menjadi ikon wisata baru Kota Jayapura.
“Kalau dibangun jalan bagus, ada tempat duduk, mungkin warung kecil, pasti banyak orang datang. Kita warga juga bisa jual makanan, hasil kebun, atau kerajinan tangan. Jadi tidak hanya indah, tapi juga bisa bantu ekonomi,” ungkapnya.