Upaya Antisipasi dan Mengenali Potensi Terjadinya Kebakaran di Kota Jayapura
Kota Jayapura memang cukup akrab dengan terjadinya musibah kebakaran. Baik yang terjadi di pemukiman warga maupun lahan/hutan yang ada. Banyak hal yang menjadi pemicu terjadinya kebakaran. Hal ini perlu diantisipasi agar musibah kebakaran bisa diminimalisir. Lantas apa saja yang perlu diantisipasi oleh warga?
Laporan: Carolus Daot_Jayapura
Selama beberap hari terakhir ini, cuaca di Kota Jayapura memang cukup menyengat. Apalagi saat waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 WIT ke atas. Dengan cuaca panas dan kering seperti ini, memang membuat barang-barang maupun rumput ilalang kering dan mudah terbakar.
Kepala Bidang Damkar Kota Jayapura, Margareta V Kirana, juga mengaku cuaca di Kota Jayapura saat ini sangat panas yang ekstrem. Untuk itu diimbau kepada seluruh masyarakat khususnya di permukiman padat tidak membakar sampah sembarangan.
Sebab sebagian besar kasus kebakaran di Kota Jayapura selama ini disebabkan karena kelalaian masyarakat. Yaitu disebabkan karena membakar sampah pada daerah permukiman padat penduduk.
“Terhitung sejak Mei sampai bulan Agustus kemarin, kasus kebakaran disebabkan karena kebakaran sampah itu paling tinggi, seperti di Mandala, belakang rumah pipa dan belaakng PT Irian Bakti, semuanya disebankan karena kebakarang sampah,” kata Margaret V Kirana kepada wartawan, Minggu (3/9).
Selain itu dia juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan penyambungan listrik secara tidak bertanggung jawab. Sebab faktor tingginya kebakaran selama ini karena korsleting kabel litrik.
“Usahakan kalau mau melakukan penyambungan kabel litrik, harus melalui petugas PLN, tidak boleh sambung sendiri,” imbuhnya.
Walaupun saat ini angka kasus kebakaran di Kota Jayapura cenderung menurun. Dimana dari data yang yang mereka himpun per bulan April 2023 kasus kebakaran di Kota Jayapura terdapat 28 kasus. Sementara bulan Mei hanya terdapat 1 kasus kebakaran yakni kebakaran di RS Abepura.
“Kemudian di bulan Juni naik dua kasus kebakaran yang besar yaitu di Pasir Dua dan belakang Pasar Youtefa,” ungkapnya.
“Di bulan juli juga hanya ada kasus yakni kebakaran salah satu rumah di Hamadi,” sambungnya.
Sementara di bulan Agustus memang mengalami sedikit kenaikan, namun tidak sesignifikan bulan April. Dimana pada bulan Agustus kemarin tercatat kasus kebakaran terdapat 7 kasus.
Hal ini menandakan sinergitas masyarakat mengatasi kasus kebakaran mulai membaik.
“Walaupun cenderung menurun tapi kami harap kita semua tetap saling menjaga,” harapnya.
Margaret V. Kirana juga meminta kepada Petugas DLHK Kota Jayapura untuk memperhatikan rumah pembakaran sampah di Kota Jayapura, terutama di area perkotaan. Dimana menurutnya beberapa rumah pembakaran sampah di Kota Jayapura sangat berdampak terjadinya kebakaran.
“Ada beberapa rumah pembakaran sampah di Kota Jayapura yang sangat dekat dengan travo listrik salah satunya di belakang Bank Papua, kami harap rumah pembakaran sampah itu bisa direlokasikan ke tempat yang lebih aman,” pungkasnya (*/tri)