Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Enam Bulan Kedepan Diperkirakan Terjadi Cuaca Ekstrem

Mengikuti Sekolah Lapang Iklim Oleh Stasiun Klimatologi  di Universitas Ottow Geslser

Stasiun Klimatologi Kelas III Jayapura menyelenggarakan kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) di lingkungan Fakultas Pertanian, Universitas Ottow Gesler, Jayapura Kamis, (15/6). Lantas apa yang menarik dari kegiatan sekolah lapang ini?

Laporan: Carolus Daot_Jayapura

Sekolah Lapang Iklim itu, dihadiri oleh mahasiwa pertanian kehutanan dan kelautan Univeraitas Ottow Gesler Jayapura. Ada berbagai materi pembahasan  meliputi upaya pengendalian dampak cuaca dan iklim ekstrem melalui pemahaman informasi iklim.

  Pada bagan ini, Narasumber, membahas terkait informasih iklim dan cuaca di wilayah Papua. Selain itu terkait mitigasi hama tanaman pasca kejadian El Nino atau (Cuaca Ekstrim). Serta terkait Inovasi teknologi dalam menghadapi dampak El Nino atau Cuaca Ekstrem.

  Tampak peserta yang hadir sangat antusias, hal itu dilihat bagaimana peserta yang hadir melontarkan berbagai pertanyaan kepada narasumber.  Kepala Stasiun Klimatologi Kelas III Jayapura Sulaiman, menyampaikan kegiatan tersebut bertujuan untuk memperluas wawasan masyarakat terkait perkiraan cuaca.

   Dikatakan prakiraan cuaca dan iklim itu berbeda. Untuk prakiraan cuaca sendiri hanya dapat diprediksi secara harian. Sementara prakiraan iklim lebih kepada perencanaan kegiatan tahunan.

  “Perkiraan cuaca, kita bisa rasakan seperti cuaca hari ini panas atau mendung, sementara prakiraan iklim, kita melihat prakiraan cuaca untuk jangka panjang, sehingga dengan begitu kita bisa menentukan musim untu bercock tanam,” jelas Sulaiman.

Baca Juga :  Pesan Dua Kali, Menu Pilihan Jokowi Tetap Sama

  Diapun menjelaskan prakiraan iklim sangat penting dilakukan. Sehingga masyarakat bisa menentukan pengelolahan perencanaan tanaman. Sebab pekembangan tanaman itu berbeda di saat musim hujan dan kemarau.

  “Kenapa sekolah lapang ini penting, karena dengan adanya materi ini, masyarakat bisa tau kapan waktunya menanam, kapan tidak,” ujarnya.

  Selain itu dia juga menyebut faktor iklim sangat mentriger untu berbagai aspek, seperti transportasi, maupun hama tanaman, sehingga treatmentya berbeda.

  “Kegiatan ini lebih kepada perencanaan untuk proses bercocok tanam, sehingga tidak sekedar menaman, tetapi dengan mengetahui asepk prakiraan cuaca dan iklim masyarakat bisa lebih optimal membuka lahan tanaman,” ujarnya.

  Kesempatan itu Sulaiman juga menyatakan untuk cuaca kedepannya diprakirakan akan terjadi El nino atau cuaca ekstrem, dimana dalam jangka waktu 6 (Enam) kedepan akan terjadi pengurangan curah hujan diindoensia.

  “Mungkin untuk di Papua, kejadian El nino ini tidak terlalu terasa, tetapi di beberapa wilayah lainnya cukup akan sangat terasa,” tuturnya.

Baca Juga :  Bangun Sinergitas, Cari Masukan dan Koreksi Untuk Tingkatkan Kinerja Pemkot

  Dikatakan latar belakang adanya kegiatan tersebut untuk memberikan lemahaman kepada masyarkaat. Sehingga dengan begitu melalui para mahasiswa ini, mereka dapat mensosialisaikan kepada masyarakat tentang pengenalan iklim. Dengan begitu masyarakat dapat memitigasikan pada setiap pekerjaan khususnya bertani.

  Sulaiman mengharapkan output dari kegiatan tersebut, mhasiswa fakultas pertanian Ottow Gesrel menjadi file projekt bagi masyarakat untuk mensosialisasikan langkah langkah maupun mitigas pada setiap perencanaan terutama dalam memulai bercocok tanam.

“Mitigasi perencanaan kegiatan untuk bercocok tanam ini, kelihatannya sepele, tetapi sebetulnya dampaknya sangat besar, oleh sebab itu kami harapkan kegiatan SLI ini dapat menjadi prdoman bagi masyarkaat untuk menentukan waktu becocok tanam,” pungkasnya.

  Diketahui Kegiatan SLI tersebut dihadiri Wilem Wandik Anggota Komisi V DPR RI.

Kepala Balai BMKG Wilayah V Jayapura Rektor Universitas Ottow Geissler Jayapura, Dekan Fakultas Pertanian Kehutanan dan Kelautan Universitas Ottow Geissler Kepala BPBD Provinsi Papua.

  Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hottikultura (BPTPH) Provinsi Papua., Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Provinsi Papua Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Jayapura Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sentani

   Kepala Stasiun Meteorolologi Maritim Dok 2 Jayapura,Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Jayapura. (*/tri)

Mengikuti Sekolah Lapang Iklim Oleh Stasiun Klimatologi  di Universitas Ottow Geslser

Stasiun Klimatologi Kelas III Jayapura menyelenggarakan kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) di lingkungan Fakultas Pertanian, Universitas Ottow Gesler, Jayapura Kamis, (15/6). Lantas apa yang menarik dari kegiatan sekolah lapang ini?

Laporan: Carolus Daot_Jayapura

Sekolah Lapang Iklim itu, dihadiri oleh mahasiwa pertanian kehutanan dan kelautan Univeraitas Ottow Gesler Jayapura. Ada berbagai materi pembahasan  meliputi upaya pengendalian dampak cuaca dan iklim ekstrem melalui pemahaman informasi iklim.

  Pada bagan ini, Narasumber, membahas terkait informasih iklim dan cuaca di wilayah Papua. Selain itu terkait mitigasi hama tanaman pasca kejadian El Nino atau (Cuaca Ekstrim). Serta terkait Inovasi teknologi dalam menghadapi dampak El Nino atau Cuaca Ekstrem.

  Tampak peserta yang hadir sangat antusias, hal itu dilihat bagaimana peserta yang hadir melontarkan berbagai pertanyaan kepada narasumber.  Kepala Stasiun Klimatologi Kelas III Jayapura Sulaiman, menyampaikan kegiatan tersebut bertujuan untuk memperluas wawasan masyarakat terkait perkiraan cuaca.

   Dikatakan prakiraan cuaca dan iklim itu berbeda. Untuk prakiraan cuaca sendiri hanya dapat diprediksi secara harian. Sementara prakiraan iklim lebih kepada perencanaan kegiatan tahunan.

  “Perkiraan cuaca, kita bisa rasakan seperti cuaca hari ini panas atau mendung, sementara prakiraan iklim, kita melihat prakiraan cuaca untuk jangka panjang, sehingga dengan begitu kita bisa menentukan musim untu bercock tanam,” jelas Sulaiman.

Baca Juga :  Guru dan Kepsek Tak Ditempat Tugas, Disdik akan Tahan Gaji

  Diapun menjelaskan prakiraan iklim sangat penting dilakukan. Sehingga masyarakat bisa menentukan pengelolahan perencanaan tanaman. Sebab pekembangan tanaman itu berbeda di saat musim hujan dan kemarau.

  “Kenapa sekolah lapang ini penting, karena dengan adanya materi ini, masyarakat bisa tau kapan waktunya menanam, kapan tidak,” ujarnya.

  Selain itu dia juga menyebut faktor iklim sangat mentriger untu berbagai aspek, seperti transportasi, maupun hama tanaman, sehingga treatmentya berbeda.

  “Kegiatan ini lebih kepada perencanaan untuk proses bercocok tanam, sehingga tidak sekedar menaman, tetapi dengan mengetahui asepk prakiraan cuaca dan iklim masyarakat bisa lebih optimal membuka lahan tanaman,” ujarnya.

  Kesempatan itu Sulaiman juga menyatakan untuk cuaca kedepannya diprakirakan akan terjadi El nino atau cuaca ekstrem, dimana dalam jangka waktu 6 (Enam) kedepan akan terjadi pengurangan curah hujan diindoensia.

  “Mungkin untuk di Papua, kejadian El nino ini tidak terlalu terasa, tetapi di beberapa wilayah lainnya cukup akan sangat terasa,” tuturnya.

Baca Juga :  DPT Kota Jayapura Sebanyak 258.082

  Dikatakan latar belakang adanya kegiatan tersebut untuk memberikan lemahaman kepada masyarkaat. Sehingga dengan begitu melalui para mahasiswa ini, mereka dapat mensosialisaikan kepada masyarakat tentang pengenalan iklim. Dengan begitu masyarakat dapat memitigasikan pada setiap pekerjaan khususnya bertani.

  Sulaiman mengharapkan output dari kegiatan tersebut, mhasiswa fakultas pertanian Ottow Gesrel menjadi file projekt bagi masyarakat untuk mensosialisasikan langkah langkah maupun mitigas pada setiap perencanaan terutama dalam memulai bercocok tanam.

“Mitigasi perencanaan kegiatan untuk bercocok tanam ini, kelihatannya sepele, tetapi sebetulnya dampaknya sangat besar, oleh sebab itu kami harapkan kegiatan SLI ini dapat menjadi prdoman bagi masyarkaat untuk menentukan waktu becocok tanam,” pungkasnya.

  Diketahui Kegiatan SLI tersebut dihadiri Wilem Wandik Anggota Komisi V DPR RI.

Kepala Balai BMKG Wilayah V Jayapura Rektor Universitas Ottow Geissler Jayapura, Dekan Fakultas Pertanian Kehutanan dan Kelautan Universitas Ottow Geissler Kepala BPBD Provinsi Papua.

  Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hottikultura (BPTPH) Provinsi Papua., Kepala Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Provinsi Papua Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Jayapura Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sentani

   Kepala Stasiun Meteorolologi Maritim Dok 2 Jayapura,Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Jayapura. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya