Melihat Perjuangan Salah Satu Casis, Yohanes Sosera yang Menyentuh Hati Para Perwira Polisi
Sebuah semangat dan tekad untuk masuk menjadi anggota Polisi ditunjukkan seorang pemuda asal Mamberamo Raya, Yohanes Sosera. Ia jalan kaki dari Waena ke Deplat, Jayapura untuk mengikuti seleksi. Ceritanya menyentuh hati.
Laporan : Abdel Gamel Naser – Jayapura
Disaat ada oknum polisi mencoreng nama satuan dengan membawa kabur senjata di Yalimo dan diduga bergabung dengan kelompok berseberangan, ternyata masih ada calon polisi yang memiliki tekad dan semangat untuk bisa diterima sebagai seorang anggota polisi.
Casis Tamtama Polda Papua bernama Yohanes Soisera mendadak ramai dibicarakan para warganet atau netizen. Bagaimana tidak dari video yang beredar di media social terdengar pengakuannya yang membuat para pembina maupun pelatih kesamaptaan merinding.
Yohanes sendiri terlambat mengikuti tes kesamaptaan dan ia menjadi satu – satunya peserta yang melakukan tes seorang diri. Ia baru datang ke lokasi tes kesamaptaan sekitar pukul 08.30 WIT sementara peserta lainnya telah selesai pukul 08.00 WIT. Lokasi tes atau ujian fisiknya ini dilakukan di lapangan sepakbola SPN Rastra Samara di Deplat, Jayapura Utara.
Namun setelah ia menceritakan alasan terlambat justru membuat para pembina dan pelatih tersentuh. “Dia (Yohanes Soisera) pada tes kemarin (Sabtu,15/6) datang terlambat. Dia sendiri paling terlambat karena yang lain sudah menyelesaikan tes.
Iapun diberi toleransi untuk melakukan tes seorang diri dan setelah beristirahat barulah diketahui jika dirinya terlambat karena tak memiliki uang taxi. “Casis ini jalan kaki dari asrama di Waena sampai ke Lapangan Rastra Samara SPN Polda Papua. Jalan dari jam 5 dan tiba jam 8 lewat,” kata udin, salah satu perwira yang saat itu menanyakan alasan keterlambatan Yohanes.
Udin dan rekan – rekannya kaget karena tidak menyangka dihari seperti ini masih ada orang yang mau berjalan kaki dengan jarak yang cukup jauh untuk sampai dan mengikuti tes. Jika dilihat dari jaraknya di Waena hingga Deplat maka Yohanes menempuh jarak sekitar 21 Km dengan waktu 3 jam lebih berjalan kaki.
Udin mengaku para pembina yang lain ketika itu merinding ketika mendengar cerita casis tersebut. Mereka masih tak menyangka jika Yohanes benar – benar jalan kaki. Namun saat ia duduk barulah ketahuan dimana bagian dasar sepatu yang digunakan ternyata ada yang jebol dan mulai terlihat kaos kaki.
Sepatu yang digunakan Yohanes saat mengikuti tes lari juga sempat terlepas dan disitu pelatih dan Pembina sempat curiga. “Saat istirahat kami bertanya dan dia menceritakan semua. Yohanes ini asalnya dari Mamberamo Raya dan mendaftar dari Polres disana. Di Jayapura ia baru datang dan numpang di asrama kakaknya di Waena,” cerita Udin.
Menariknya saat ditanya, Yohanes mengaku tak memiliki uang taxi dan di Jayapura ia juga masih baru. Ia hanya minta ditunjukkan arah lokasi tes dan disitulah ia memulai perjalanan dari Waena ke Deplat. Yohanes melintas jalan utama Abepura kemudian menuju Kotaraja dan ring road. Setelah itu ia melewati Argapura hingga ke Jayapura dan lanjut ke Jayapura Utara di Deplat.
Perjalannya dimulai dari pukul 05.00 WIT dan tiba sekitar pukul 08.00 WIT. Saat mengikuti tes ini Yohanes sempat diberi waktu beristirahat. Ketika itu terlihat sepatu yang digunakan jebol hingga salah satu polisi spontan melepas sepatunya dan memberikan kepada Yohanes.
“Kebetulan ukurannya sama jadi saya kasih saja. Saya berikan karena menganggap dia (Yohanes) pantas menerimanya. Dia sudah berjuang danperlu disuport,” kata polisi tersebut.