Friday, November 22, 2024
31.7 C
Jayapura

Ombak Hantam Lambung Perahu, Penumpang Langsung Terpencar Menyelamatkan Diri

Kesaksian Korban Selamat Atas Peristiwa Terbaliknya Long Boat di Perariran Ararau, Mimika

Perairan di wilayah Papua Selatan  yang berhadapan langsung dengan laut lepas, rawan terjadi kecelakaan laut, terutama pada saat cuaca buruk dan gelombang tinggi. Seperti halnya yang menimpa longboat  yang dinahkodai Janto Jance Age yang terbalik dihantam ombak besar di perairan Ararauw, Kabupaten Mimika.

Laporan: M. Wahyu Welerubun_Timika

Pada Rabu 31 Juli 2024, sekitar pukul 06.00 WIT sebuah perahu panjang (Long Boat) berpenumpang 13 orang yang dinakhodai Janto Jance Age bertolak dari Poumako Timika menuju ke Kampung Ararau, Distrik Mimika Barat Jauh.

Cuaca pagi itu terpantau cerah dan tidak menunjukkan adanya gelombang tinggi, Janto pun memutuskan untuk berangkat dengan membawa barang-barang milik PT MAK dan berharap cepat sampai di tujuan.

  Sepanjang pelayaran laut begitu tenang, perahu pun melaju di atas permukaan air membawa seluruh penumpang beserta muatan menuju Distrik Mimika Barat Jauh.

Baca Juga :  Tak Harus Baca Satu Buku Satu Hari, yang Tak Punya Buku Bisa Pinjam Gratis

  Namun, setelah beberapa jam pelayaran, tiba-tiba pada pukul 13.30 WIT saat perahu melintas di perairan depan muara Iwura Ararau, cuaca yang tadinya cerah seketika berubah membuat panik para penumpang.

  Angin dan ombak datang dengan ganasnya menghantam perahu hingga terbalik saat hendak masuk untuk mencari keselamatan di dalam muara.

  “Kalau angin kan dia ombak akan naik tinggi, dengan antisipasinya kita, kita masuk muara baru terjadilah musibah itu. (Kejadian) itu saat sudah mau masuk,” kata Janto kepada Cenderawasih Pos saat berteduh di dalam truk  milik Brimob Batalyon B Pelopor, Kamis (1/8)

  Janto mengaku, saat kejadian tersebut perahu tidak langsung terbalik. Perahu berkonstruksi fiber itu sempat dihantam ombak hingga tergenang air di dalamnya yang mengakibatkan posisi perahu miring.

  Tidak lama kemudian, lambung perahu yang setengahnya sudah rata dengan permukaan air kembali dihantam ombak hingga akhirnya tenggelam.  “Air masuk full, orang bergerak, miringlah perahu, miring kiri, ombak pukul dari lambung langsung terbalik perahu, nah kita terpisah di situ,” ujarnya.

Baca Juga :  Salah Satu Pemikir Lahirnya Sepak Bola tanpa APBD

  Setelah berpencar entah kemana, para korban berusaha menyelamatkan diri dari maut dengan berenang melawan arus air selama kurang lebih setengah jam hingga sampai di darat. “Yang lain kan ada life jacket (Jaket Pelampung), yang lain pakai jerigen,” tuturnya.

  Dalam peristiwa tersebut, ada tiga orang korban yang ditemukan tewas. Mereka merupakan tim audit PT MAK yang hendak melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di perusahaan tersebut.

  Selang beberapa jam, satu korban lainnya atas nama Aiptu Gunawan Wibisono pun ditemukan tewas di pantai sekitaran lokasi kejadian. Sedangkan satu korban lainnya, bernama Edi Priyanto hingga kemarin belum ditemukan.

Kesaksian Korban Selamat Atas Peristiwa Terbaliknya Long Boat di Perariran Ararau, Mimika

Perairan di wilayah Papua Selatan  yang berhadapan langsung dengan laut lepas, rawan terjadi kecelakaan laut, terutama pada saat cuaca buruk dan gelombang tinggi. Seperti halnya yang menimpa longboat  yang dinahkodai Janto Jance Age yang terbalik dihantam ombak besar di perairan Ararauw, Kabupaten Mimika.

Laporan: M. Wahyu Welerubun_Timika

Pada Rabu 31 Juli 2024, sekitar pukul 06.00 WIT sebuah perahu panjang (Long Boat) berpenumpang 13 orang yang dinakhodai Janto Jance Age bertolak dari Poumako Timika menuju ke Kampung Ararau, Distrik Mimika Barat Jauh.

Cuaca pagi itu terpantau cerah dan tidak menunjukkan adanya gelombang tinggi, Janto pun memutuskan untuk berangkat dengan membawa barang-barang milik PT MAK dan berharap cepat sampai di tujuan.

  Sepanjang pelayaran laut begitu tenang, perahu pun melaju di atas permukaan air membawa seluruh penumpang beserta muatan menuju Distrik Mimika Barat Jauh.

Baca Juga :  Aktif di Prison Akuistik dan Kegiatan Gereja, Ngaku Temukan Kebaikan Tuhan

  Namun, setelah beberapa jam pelayaran, tiba-tiba pada pukul 13.30 WIT saat perahu melintas di perairan depan muara Iwura Ararau, cuaca yang tadinya cerah seketika berubah membuat panik para penumpang.

  Angin dan ombak datang dengan ganasnya menghantam perahu hingga terbalik saat hendak masuk untuk mencari keselamatan di dalam muara.

  “Kalau angin kan dia ombak akan naik tinggi, dengan antisipasinya kita, kita masuk muara baru terjadilah musibah itu. (Kejadian) itu saat sudah mau masuk,” kata Janto kepada Cenderawasih Pos saat berteduh di dalam truk  milik Brimob Batalyon B Pelopor, Kamis (1/8)

  Janto mengaku, saat kejadian tersebut perahu tidak langsung terbalik. Perahu berkonstruksi fiber itu sempat dihantam ombak hingga tergenang air di dalamnya yang mengakibatkan posisi perahu miring.

  Tidak lama kemudian, lambung perahu yang setengahnya sudah rata dengan permukaan air kembali dihantam ombak hingga akhirnya tenggelam.  “Air masuk full, orang bergerak, miringlah perahu, miring kiri, ombak pukul dari lambung langsung terbalik perahu, nah kita terpisah di situ,” ujarnya.

Baca Juga :  Pembahasan UMK Masih Tunggu Arahan dari Kemenaker

  Setelah berpencar entah kemana, para korban berusaha menyelamatkan diri dari maut dengan berenang melawan arus air selama kurang lebih setengah jam hingga sampai di darat. “Yang lain kan ada life jacket (Jaket Pelampung), yang lain pakai jerigen,” tuturnya.

  Dalam peristiwa tersebut, ada tiga orang korban yang ditemukan tewas. Mereka merupakan tim audit PT MAK yang hendak melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di perusahaan tersebut.

  Selang beberapa jam, satu korban lainnya atas nama Aiptu Gunawan Wibisono pun ditemukan tewas di pantai sekitaran lokasi kejadian. Sedangkan satu korban lainnya, bernama Edi Priyanto hingga kemarin belum ditemukan.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya