Friday, November 22, 2024
34.7 C
Jayapura

Serahkan  Bantuan 300 Ekor Ayam di Skouw, di Keuskupan Bahas Relokasi Warga

Dari Kunjungan Menteri Sosial RI Tri Rismaharini di Kota Jayapura

Menteri Sosial RI Tri Rismaharini selama beberapa hari melakukan kunjungan ke sejumlah kabupaten/kota  di Provinsi Papua dan Papua Selatan. Di Kota Jayapura, Mensos juga melakukan sejumlah agenda kunjungan. Berikut pantauan Cenderawasih Pos, yang mengikuti kunjungan Mensos di Jayapura.

Laporan: Yonathan & Elfira_Jayapura

Agenda kunjungan Mensor RI ke Papua, memang terlihat cukup padat agendanya. Kunjungan dilakukan mulai di Serui Kabupaten Kepulauan Yapen, Rabu (31/5) Mensos melakukan kunjungan di Kota Jayapura,

   Di Kota Jayapura ini, Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini  menyerahkan 300 ekor ayam petelur untuk masyarakat di Kampung Yambe, Skouw Mabo dan Skouw Sae, Distrik Muara Tami.

Tenaga Ahli Mensos Bidang Rehabilitasi Sosial, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., juga ikut mendampaingi Mensos RI, Rabu (31/5) nanti.

   Terkait dengan penyerahan bantuan 300 ekor ayam petelur, masyarakat bersama Kepala Distrik Muara Tami dan tiga kepala kampung, sudah menyiapkan lokasi kandang untuk pemeliharaan 300 ekor ayam petelur tersebut.

   “Setiap kampung  menerima masing-masing 100 ekor ayam petelur yang   diserahkan secara langsung oleh ibu Mensos pada tanggal 31 Mei 2023,” ungkap Benhur Tomi Mano kepada Cenderawasih.

   Mantan Wali Kota Jayapura dua periode yang akrab disapa BTM ini menyampaikan bahwa bantuan ayam petelur ini merupakan program dari Kementerian Sosial RI untuk membantu masyarakat yang berada di daerah perbatasan khususnya perbatasan RI-PNG.

  “Program ini dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat yang berada di perbatasan RI-PNG,” jelas BTM.

     Di tempat yang sama Kadistrik Muara Tami, Reuter Sabarofek, S. STP., M.Si., mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas bantuan 300 ekor ayam petelur untuk masyarakat di tiga Skouw. Dirinya berharap bantuan dari Mensos ini bisa mendorong perkembangan perekonomian masyarakat di daerah perbatasan RI-PNG khususnya di tiga Skouw.

Baca Juga :  Soal Biaya Mahasiswa Otsus, Pemkot Dilema Berat

  “Dengan adanya bantuan ini, masayarakat di wilayah perbatasan juga bisa merasakan dan menikmati pembangunan yang dilakukan pemerintah. Pada prinsipnya masyarakat di perbatasan ini ingin belajar hal baru yang bisa menjadi harapan rakyat. Ini juga membuktikan bahwa masyarakat di perbatasan juga mampu melakukan aktivitas perekonomian seperti di perkotaan,” ujar Kadistrik Reuter Sabarofek kepada Cenderawasih Pos.

  Kehadiran Menteri Sosial RI Tri Rismaharini di Kampung Skouw Yambe, Distrik Muara Tami memdapat sambutan hangat dari warga. Ratusan warga dari berbagai kampung di sekitar perbatasan RI-PNG sangat antusias menyambut kedatangan Mensos Risma. Saking senangnya, warga dengan akrab menyapannya Mama Risma.

   Wakil Ketua Sinode Gereja Kristen Injili di Tanah Papua Pdt Hizkia Rollo S.Th M.Th., yang menyambut kedatangan Mama Risma mengatakan, Mama Risma merupakan Mensos kedua yang datang ke Kampung Skouw Yambe.

   Sebelum Mama Risma, menurut Pdt. Hizkia Rollo, Mensos RI pertama yang datang ke Kampung Skouw Yambe yaitu Mensos Nani Soedarsono, Menteri Sosial pada Kabinet Pembangunan IV pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. “Hanya dua Mensos dan dua-duanya perempuan yang berani datang di Kampung Skouw Yambe. Pertama Mensos Nani Soedarsono dan hari ini, Mama Risma,” ungkap Pdt. Hizkia Rollo saat mengawali tatap muka Mensos Risma dengan warga di GKI Karmel, Skouw Yambe, Rabu (31/5).

   ementara itu, Mensos Risma dalam tatap muka dengan warga memberikan kesempatan kepada warga untuk menyampaikan uneg-uneg atau persoalan yang dihadapi. Warga dari berbagai kampung seperti Skouw Yambe, Skouw Mabo. Skouw Sae, Mosso dan Holtekamp tidak menyia nyiakan   kesempatan yang diberikan Mama Risma untuk menyampaikan persolan yang dihadapi.

   Warga yang sangat antusias langsung menyampaikan apa yang mereka hadapi kepada Mama Risma. Ada yang meminta bantuan untuk pengembangan usaha yang mereka geluti dan ada juga yang menyampaikan masalah anak mereka yang sarjana namun masih menganggur.

Baca Juga :  Tahun Ini Pemkab Mimika Beri Dana Hibah ke 129 Rumah Ibadah 

Dalam kesempatan itu, seorang bocah yang masih duduk di nangku TK dengan berani mengacungkan tangan dan diberi kesempatan oleh Mensos menyampaikan aspirasinya.

Terianus Neman (5) sal Kampung Holtekamp tanpa ragu meninta sepeda dan langsung diiyakan oleh Mama Risma

  Sementara itu,  Menteri sosial Republik Indonesia, Tri Rismaharini, melakukan kunjungan kerja ke kantor Keuskupan Jayapura guna membahas proses relokasi 70 kepala keluarga yang rumahnya rusak, akibat gempa bumi yang terjadi di Kota Jayapura pada awal tahun 2023 lalu.

   Dikatakan Risma, dalam pelaksanaannya, pihaknya meminta kepada Keuskupan Jayapura untuk mendata warga yang akan direlokasi, sekaligus memastikan lahan relokasi tidak bermasalah dikemudian hari, dan jika semuanya sudah siap maka Kementerian Sosial selanjutnya akan memberikan anggaran kepada Keuskupan Jayapura untuk mulai melakukan tahapan relokasi bagi warga terdampak gempa di kawasan Dok 5.

   “Dalam pelaksanaannya akan disupervisi langsung oleh tim teknis dari Kementerian Sosial Republik Indonesia,” terangnya.

   Sementara itu, Pastor Barnabas Daryana, Vikaris Jenderal Keuskupan Jayapura menjelaskan relokasi warga yang terdampak gempa bumi di Kota Jayapura akan dilakukan warga yang ada di sekitar Dok 5 Kota Jayapura.

  “Keuskupan Jayapura sudah melakukan pendataan, dan terjaring 70 kepala keluarga yang rumahnya sudah tidak layak huni, dan selanjutnya akan di relokasi ke lahan yang sudah disiapkan, yaitu di Koya Barat, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura,” terangnya.

   Lanjut Pastor Barnabas Daryana, selain membahas terkait dengan relokasi warga terdampak gempa. Keuskupan Jayapura juga membahas kerjasama dengan Kementerian Sosial, dalam hal program pemberdayaan ekonomi masyarakat, terutama dari sektor pertanian, guna mengantisipasi adanya kerawanan pangan di tengah masyarakat, terkhusus yang ada di wilayah pegunungan Papua. (*/tri)

Dari Kunjungan Menteri Sosial RI Tri Rismaharini di Kota Jayapura

Menteri Sosial RI Tri Rismaharini selama beberapa hari melakukan kunjungan ke sejumlah kabupaten/kota  di Provinsi Papua dan Papua Selatan. Di Kota Jayapura, Mensos juga melakukan sejumlah agenda kunjungan. Berikut pantauan Cenderawasih Pos, yang mengikuti kunjungan Mensos di Jayapura.

Laporan: Yonathan & Elfira_Jayapura

Agenda kunjungan Mensor RI ke Papua, memang terlihat cukup padat agendanya. Kunjungan dilakukan mulai di Serui Kabupaten Kepulauan Yapen, Rabu (31/5) Mensos melakukan kunjungan di Kota Jayapura,

   Di Kota Jayapura ini, Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini  menyerahkan 300 ekor ayam petelur untuk masyarakat di Kampung Yambe, Skouw Mabo dan Skouw Sae, Distrik Muara Tami.

Tenaga Ahli Mensos Bidang Rehabilitasi Sosial, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., juga ikut mendampaingi Mensos RI, Rabu (31/5) nanti.

   Terkait dengan penyerahan bantuan 300 ekor ayam petelur, masyarakat bersama Kepala Distrik Muara Tami dan tiga kepala kampung, sudah menyiapkan lokasi kandang untuk pemeliharaan 300 ekor ayam petelur tersebut.

   “Setiap kampung  menerima masing-masing 100 ekor ayam petelur yang   diserahkan secara langsung oleh ibu Mensos pada tanggal 31 Mei 2023,” ungkap Benhur Tomi Mano kepada Cenderawasih.

   Mantan Wali Kota Jayapura dua periode yang akrab disapa BTM ini menyampaikan bahwa bantuan ayam petelur ini merupakan program dari Kementerian Sosial RI untuk membantu masyarakat yang berada di daerah perbatasan khususnya perbatasan RI-PNG.

  “Program ini dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat yang berada di perbatasan RI-PNG,” jelas BTM.

     Di tempat yang sama Kadistrik Muara Tami, Reuter Sabarofek, S. STP., M.Si., mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas bantuan 300 ekor ayam petelur untuk masyarakat di tiga Skouw. Dirinya berharap bantuan dari Mensos ini bisa mendorong perkembangan perekonomian masyarakat di daerah perbatasan RI-PNG khususnya di tiga Skouw.

Baca Juga :  Anggaran Berkurang Banyak, Harus Kreatif Cari Sumber Lain

  “Dengan adanya bantuan ini, masayarakat di wilayah perbatasan juga bisa merasakan dan menikmati pembangunan yang dilakukan pemerintah. Pada prinsipnya masyarakat di perbatasan ini ingin belajar hal baru yang bisa menjadi harapan rakyat. Ini juga membuktikan bahwa masyarakat di perbatasan juga mampu melakukan aktivitas perekonomian seperti di perkotaan,” ujar Kadistrik Reuter Sabarofek kepada Cenderawasih Pos.

  Kehadiran Menteri Sosial RI Tri Rismaharini di Kampung Skouw Yambe, Distrik Muara Tami memdapat sambutan hangat dari warga. Ratusan warga dari berbagai kampung di sekitar perbatasan RI-PNG sangat antusias menyambut kedatangan Mensos Risma. Saking senangnya, warga dengan akrab menyapannya Mama Risma.

   Wakil Ketua Sinode Gereja Kristen Injili di Tanah Papua Pdt Hizkia Rollo S.Th M.Th., yang menyambut kedatangan Mama Risma mengatakan, Mama Risma merupakan Mensos kedua yang datang ke Kampung Skouw Yambe.

   Sebelum Mama Risma, menurut Pdt. Hizkia Rollo, Mensos RI pertama yang datang ke Kampung Skouw Yambe yaitu Mensos Nani Soedarsono, Menteri Sosial pada Kabinet Pembangunan IV pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. “Hanya dua Mensos dan dua-duanya perempuan yang berani datang di Kampung Skouw Yambe. Pertama Mensos Nani Soedarsono dan hari ini, Mama Risma,” ungkap Pdt. Hizkia Rollo saat mengawali tatap muka Mensos Risma dengan warga di GKI Karmel, Skouw Yambe, Rabu (31/5).

   ementara itu, Mensos Risma dalam tatap muka dengan warga memberikan kesempatan kepada warga untuk menyampaikan uneg-uneg atau persoalan yang dihadapi. Warga dari berbagai kampung seperti Skouw Yambe, Skouw Mabo. Skouw Sae, Mosso dan Holtekamp tidak menyia nyiakan   kesempatan yang diberikan Mama Risma untuk menyampaikan persolan yang dihadapi.

   Warga yang sangat antusias langsung menyampaikan apa yang mereka hadapi kepada Mama Risma. Ada yang meminta bantuan untuk pengembangan usaha yang mereka geluti dan ada juga yang menyampaikan masalah anak mereka yang sarjana namun masih menganggur.

Baca Juga :  Korban Sementara Tinggal di Tenda Darurat, Kerugian Masih Didata

Dalam kesempatan itu, seorang bocah yang masih duduk di nangku TK dengan berani mengacungkan tangan dan diberi kesempatan oleh Mensos menyampaikan aspirasinya.

Terianus Neman (5) sal Kampung Holtekamp tanpa ragu meninta sepeda dan langsung diiyakan oleh Mama Risma

  Sementara itu,  Menteri sosial Republik Indonesia, Tri Rismaharini, melakukan kunjungan kerja ke kantor Keuskupan Jayapura guna membahas proses relokasi 70 kepala keluarga yang rumahnya rusak, akibat gempa bumi yang terjadi di Kota Jayapura pada awal tahun 2023 lalu.

   Dikatakan Risma, dalam pelaksanaannya, pihaknya meminta kepada Keuskupan Jayapura untuk mendata warga yang akan direlokasi, sekaligus memastikan lahan relokasi tidak bermasalah dikemudian hari, dan jika semuanya sudah siap maka Kementerian Sosial selanjutnya akan memberikan anggaran kepada Keuskupan Jayapura untuk mulai melakukan tahapan relokasi bagi warga terdampak gempa di kawasan Dok 5.

   “Dalam pelaksanaannya akan disupervisi langsung oleh tim teknis dari Kementerian Sosial Republik Indonesia,” terangnya.

   Sementara itu, Pastor Barnabas Daryana, Vikaris Jenderal Keuskupan Jayapura menjelaskan relokasi warga yang terdampak gempa bumi di Kota Jayapura akan dilakukan warga yang ada di sekitar Dok 5 Kota Jayapura.

  “Keuskupan Jayapura sudah melakukan pendataan, dan terjaring 70 kepala keluarga yang rumahnya sudah tidak layak huni, dan selanjutnya akan di relokasi ke lahan yang sudah disiapkan, yaitu di Koya Barat, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura,” terangnya.

   Lanjut Pastor Barnabas Daryana, selain membahas terkait dengan relokasi warga terdampak gempa. Keuskupan Jayapura juga membahas kerjasama dengan Kementerian Sosial, dalam hal program pemberdayaan ekonomi masyarakat, terutama dari sektor pertanian, guna mengantisipasi adanya kerawanan pangan di tengah masyarakat, terkhusus yang ada di wilayah pegunungan Papua. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya