JAYAPURA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali menegaskan komitmennya dalam meningkatkan literasi keuangan digital melalui kegiatan Digital Financial Literacy (DFL) yang diselenggarakan di Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong, Papua Barat.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan OJK dalam mengembangkan inovasi teknologi di sektor keuangan dan mengedukasi masyarakat.
Lebih dari 200 mahasiswa di Kota Sorong dan sekitarnya menjadi sasaran kegiatan ini, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya literasi keuangan digital. Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, indeks literasi keuangan Indonesia mencapai 66 persen, sementara indeks inklusi keuangan telah mencapai 80 persen.
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan OJK Hasan Fawzi menekankan bahwa kehadiran teknologi seperti blockchain, artificial intelligence, dan big data telah menghadirkan berbagai peluang sekaligus tantangan baru dalam pengelolaan keuangan.
Hasan menyebutkan bahwa generasi muda, khususnya Gen Z memiliki peran strategis sebagai katalis transformasi digital sektor keuangan Indonesia.
“Melalui kegiatan DFL, OJK berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat termasuk sivitas akademika di berbagai wilayah Indonesia, agar mampu memanfaatkan produk dan layanan keuangan digital secara bijak, aman, dan bertanggung jawab. OJK juga berharap generasi muda tidak hanya menjadi pengguna aktif, tetapi juga pelaku inovasi di sektor keuangan digital,” ungkap Hasan melalui rilis yang diterima Cenderawasih Pos, Rabu (28/5).
Hasan juga mengingatkan mahasiswa untuk bijak dalam mengelola keuangan digital dan mewaspadai potensi penipuan di era layanan keuangan berbasis teknologi. Hasan menggaris bawahi bahwa saat ini angka penipuan di keuangan digital masih tinggi karena literasi keuangan masyarakat Indonesia juga masih tergolong rendah.
Sementara itu, Wakil Rektor III Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong Aldilla Yulia Wiellys Sutikno, mengapresiasi kehadiran OJK dan para narasumber. Aldilla menyampaikan bahwa perubahan di sektor keuangan berjalan sangat cepat, bahkan lebih cepat dari perubahan regulasi hukum sehingga diperlukan edukasi kepada generasi muda sejak dini.
“Sebagai manusia tidak mungkin tidak mengikuti perubahan. Salah satu caranya adalah dengan memberikan pemahaman, penyuluhan dan sosialisasi terkait dengan literasi keuangan yang pagi hari ini akan disampaikan oleh narasumber dari OJK. Terima kasih kepada OJK,” ujar Aldilla.
Kuliah Umum tersebut menghadirkan tiga narasumber yaitu Analis Eksekutif Grup Inovasi Keuangan Digital OJK Lutfi Alkatiri, Wakil Sekretaris Jendral I Chrisma Albandjar, dan Direktur Eksekutif Asosiasi Blockchain dan Pedagang Aset Kripto Indonesia Asih Karnengsih. (dil/fia).