Friday, March 29, 2024
30.7 C
Jayapura

Pasca Banjir, Ikan Danau Kurang Diminati Pembeli

Suasana lapak jualan ikan danau di Pasar Phara Sentani nampak sepi. Bukan hanya sepi pembeli tetapi juga sepi penjual, Selasa (26/3) kemarin.( FOTO : Yohana/Cepos)

SENTANI – Pasca banjir yang melanda Kabupaten Jayapura, penjual ikan danau di Pasar Pharaa juga mengalami dampaknya. Bukan saja tidak mampu berjualan karena kondisi air danau yang masih meluap, tetapi juga pembeli ragu mengkonsumsi ikan danau pasca banjir.

 Lince salah satu warga Sentani mengatakan,  semenjak banjir dan banyak penemuan mayat dan bangkai hewan di Danau Sentani , mereka mulai berhenti mengkonsumsi ikan danau, baik itu ikan mujair, ikan gabus dan sebagainya.

“Mungkin untuk beberapa bulan ke depan kami berhenti konsumsi ikan danau sampai kondisi air Danau Sentani kembali stabil. Palingan bukan kami saja warga lainnya juga demikian.  Untuk saat ini kami lebih memilih makan ikan laut atau ayam dan sebagainya kalau ingin makan ikan air tawar cari yang dari Koya,”ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Selasa (26/3) kemarin.

Baca Juga :  Jelang Nataru, Saga Group Mulai Tambah Stok Sembako

 Sementara itu Merlin salah satu penjual ikan gabus di Pasar Pharaa Sentani mengatakan, semenjak banjir pihaknya tidak begitu aktif berjualan ikan danau, karena selain kerambanya terendam. Banyak ikan yang dijual tidak begitu diminati seperti sebelum terjadi banjir.

“Saat ini kami hanya jual ikan mujair saja, itu pun hanya 3-5 tali di pasar itupun untuk laku juga susah, kadang dibeli kadang tidak, padahal harga yang kami jual sudah benar-benar murah yang tadinya Rp 150 ribu/satu ikat atau tiga ekor ikan mujair besar, sekarang hanya Rp 80 ribu-100 ribu juga jarang yang beli,” jelasnya.

 Pihaknya berharap kondisi air danau bisa kembali surut, sehingga aktivitas jual beli ikan danau bisa kembali normal agar dirinya dan para penjual ikan lainnya juga bisa memperoleh keuntungan, seperti sebelum terjadi banjir.

Baca Juga :  Wujud Hadirkan Terang, PLN Listriki 154 Keluarga di Wilayah 3T

 Selain itu, Ikbal salah seorang penjual ikan laut di Pasar Phara mengatakan, untuk aktivitas jual beli ikan laut pasca banjir masih stabil. Hanya pembeli berkurang.

“Mungkin juga karena banyak masyarakat yang terkena banjir sehingga aktivitas jual beli di Pasar Pharaa sepi. Kami harap kondisi ini bisa segera pulih agar aktivitas jual beli bisa kembali berjalan normal,” terangnya.

Diakuinya untuk harga ikan laut naik. Seperti ikan ekor kuning dari Rp 80 ribu/ekor menjadi Rp 100 ribu/ekor, ikan kembung dari Rp 50 ribu/tumpuk menjadi Rp 70 ribu/tumpuk, ikan cakalang dari Rp 50 ribu/ekor menjadi Rp 60 ribu dan sebagainya. (ana/ary)

Suasana lapak jualan ikan danau di Pasar Phara Sentani nampak sepi. Bukan hanya sepi pembeli tetapi juga sepi penjual, Selasa (26/3) kemarin.( FOTO : Yohana/Cepos)

SENTANI – Pasca banjir yang melanda Kabupaten Jayapura, penjual ikan danau di Pasar Pharaa juga mengalami dampaknya. Bukan saja tidak mampu berjualan karena kondisi air danau yang masih meluap, tetapi juga pembeli ragu mengkonsumsi ikan danau pasca banjir.

 Lince salah satu warga Sentani mengatakan,  semenjak banjir dan banyak penemuan mayat dan bangkai hewan di Danau Sentani , mereka mulai berhenti mengkonsumsi ikan danau, baik itu ikan mujair, ikan gabus dan sebagainya.

“Mungkin untuk beberapa bulan ke depan kami berhenti konsumsi ikan danau sampai kondisi air Danau Sentani kembali stabil. Palingan bukan kami saja warga lainnya juga demikian.  Untuk saat ini kami lebih memilih makan ikan laut atau ayam dan sebagainya kalau ingin makan ikan air tawar cari yang dari Koya,”ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Selasa (26/3) kemarin.

Baca Juga :  Nelayan OAP Port Numbay Harus Ikuti Kemajuan Teknologi

 Sementara itu Merlin salah satu penjual ikan gabus di Pasar Pharaa Sentani mengatakan, semenjak banjir pihaknya tidak begitu aktif berjualan ikan danau, karena selain kerambanya terendam. Banyak ikan yang dijual tidak begitu diminati seperti sebelum terjadi banjir.

“Saat ini kami hanya jual ikan mujair saja, itu pun hanya 3-5 tali di pasar itupun untuk laku juga susah, kadang dibeli kadang tidak, padahal harga yang kami jual sudah benar-benar murah yang tadinya Rp 150 ribu/satu ikat atau tiga ekor ikan mujair besar, sekarang hanya Rp 80 ribu-100 ribu juga jarang yang beli,” jelasnya.

 Pihaknya berharap kondisi air danau bisa kembali surut, sehingga aktivitas jual beli ikan danau bisa kembali normal agar dirinya dan para penjual ikan lainnya juga bisa memperoleh keuntungan, seperti sebelum terjadi banjir.

Baca Juga :  Bank Papua Komitmen Tingkatkan Kualitas Pemberian Kredit

 Selain itu, Ikbal salah seorang penjual ikan laut di Pasar Phara mengatakan, untuk aktivitas jual beli ikan laut pasca banjir masih stabil. Hanya pembeli berkurang.

“Mungkin juga karena banyak masyarakat yang terkena banjir sehingga aktivitas jual beli di Pasar Pharaa sepi. Kami harap kondisi ini bisa segera pulih agar aktivitas jual beli bisa kembali berjalan normal,” terangnya.

Diakuinya untuk harga ikan laut naik. Seperti ikan ekor kuning dari Rp 80 ribu/ekor menjadi Rp 100 ribu/ekor, ikan kembung dari Rp 50 ribu/tumpuk menjadi Rp 70 ribu/tumpuk, ikan cakalang dari Rp 50 ribu/ekor menjadi Rp 60 ribu dan sebagainya. (ana/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya