Cuaca Ekstrim Diprediksi Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Papua
Muhammad Azkaenza ( FOTO : Sulo/Cenderawasih Pos )
MERAUKE- Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi di Papua di tahun 2019 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 7,33 persen.
‘’Untuk tahun 2019 ini, pertumbuhan ekonomi di Papua akan terkoreksi sedikit atau mengalami penurunan dibanding tahun 2018 lalu yang mencapai 7,33 persen,’’ kata Manager Analisis Ekonomi Bank Indonesia (BI) Perwakilan Papua Muhammad Azkaenza di Merauke kepada media ini seusai melakukan desiminasi kajian ekonomi Regional Papua di Merauke, Selasa (26/3).
Menurut dia, penurunan pertumbuhan ekonomi di Papua di tahun 2019 akibat pengaruh dari adanya cuaca yang cukup ekstrim. Dimana curah hujan di bagian Utara, yakni Jayapura sangat tinggi. Apalagi dengan adanya banjir bandang yang terjadi di Sentani.
Sementara di bagian Selatan, Merauke curah hujan sangat rendah sekali, yang menyebabkan pasokan dan produksi minim. Akibatnya inflasi tinggi yang berimbas pada pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan. ‘’Karena tidak ada pasokan,’’ jelasnya.
Muhammad Azkaenza menjelaskan bahwa di tahun 2018 lalu pertumbuhan ekonomi di Papua tergolong tinggi 7,33 persen. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut masih didominasi di sektor pertambangan. Sedangkan di sektor pertanian masih cukup rendah. Sementara di Papua, jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian ini masih cukup tinggi yakni sebesar 68 persen.
Karena itu, jelas dia, langkah-langkah yang harus dilakukan pemerintah daerah adalah peningkatan kapasitas untuk meningkatkan produksi di Papua. ‘’Untuk komoditas beras dan ikan memang harus dibantu untuk lebih baik lagi, sehingga produksinya lebih banyak dan produktivitas bisa lebih tinggi,’’ tandasnya. (ulo/ary)
Muhammad Azkaenza ( FOTO : Sulo/Cenderawasih Pos )
MERAUKE- Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi di Papua di tahun 2019 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 7,33 persen.
‘’Untuk tahun 2019 ini, pertumbuhan ekonomi di Papua akan terkoreksi sedikit atau mengalami penurunan dibanding tahun 2018 lalu yang mencapai 7,33 persen,’’ kata Manager Analisis Ekonomi Bank Indonesia (BI) Perwakilan Papua Muhammad Azkaenza di Merauke kepada media ini seusai melakukan desiminasi kajian ekonomi Regional Papua di Merauke, Selasa (26/3).
Menurut dia, penurunan pertumbuhan ekonomi di Papua di tahun 2019 akibat pengaruh dari adanya cuaca yang cukup ekstrim. Dimana curah hujan di bagian Utara, yakni Jayapura sangat tinggi. Apalagi dengan adanya banjir bandang yang terjadi di Sentani.
Sementara di bagian Selatan, Merauke curah hujan sangat rendah sekali, yang menyebabkan pasokan dan produksi minim. Akibatnya inflasi tinggi yang berimbas pada pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan. ‘’Karena tidak ada pasokan,’’ jelasnya.
Muhammad Azkaenza menjelaskan bahwa di tahun 2018 lalu pertumbuhan ekonomi di Papua tergolong tinggi 7,33 persen. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut masih didominasi di sektor pertambangan. Sedangkan di sektor pertanian masih cukup rendah. Sementara di Papua, jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian ini masih cukup tinggi yakni sebesar 68 persen.
Karena itu, jelas dia, langkah-langkah yang harus dilakukan pemerintah daerah adalah peningkatan kapasitas untuk meningkatkan produksi di Papua. ‘’Untuk komoditas beras dan ikan memang harus dibantu untuk lebih baik lagi, sehingga produksinya lebih banyak dan produktivitas bisa lebih tinggi,’’ tandasnya. (ulo/ary)