Tuesday, September 24, 2024
26.7 C
Jayapura

Impor  Papua Turun, Papua Selatan  dan Papua Tengah Naik

JAYAPURA    Kepala BPS Papua,  Adriana H. Caroline  menjelaskan,  impor   Papua,  Papua Tengah  dan Papua Selatan ada yang mengalami peningkatan dan ada juga yang mengalami penurunan. “Impor Papua pada Agustus 2024 tercatat senilai US$ 209,41 ribu atau turun 83,41 persen bila dibandingkan dengan impor pada Juli 2024 yang senilai US$1.262,41 ribu,”ujarnya kepada  Cenderawasih  Pos,  dalam rilisnya  Sabtu  (21/9) kemarin.

Diakuinya,  Pada Agustus 2024, Impor Provinsi Papua berupa barang dari golongan mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS84) yang senilai US$63,40 ribu dan berasal dari golongan nonmigas lainnya senilai US$ 146,01 ribu .

Sementara  berdasarkan  negara  tujuan ada empat besar negara asal impor ke Papua adalah Australia senilai US$104,79 ribu (50,04%), Taiwan senilai US$36,74 ribu (17,55%), Jepang senilai US$21,98 ribu  (10,49%), dan Malaysia senilai US$21,50 ribu (10,26%).

Baca Juga :  BI Berikan Bantuan Bagi Kelompok Tani di Keerom

Untuk Impor Papua Tengah pada Agustus 2024 tercatat senilai US$73,18 juta atau naik 229,44 persen dibanding impor pada Juli 2024 yang senilai US$22,21 juta.

“Menurut jenisnya, impor Papua Tengah pada Agustus 2024 berupa impor migas senilai US$18,53 juta dan impor nonmigas senilai US$54,64 juta,” terangnya.

Sementara  impor golongan nonmigas pada Agustus 2024 tercatat senilai US$54,64 juta atau naik 339,69 persen dibanding Juli 2024 yang senilai US$12,43 juta.

“Golongan barang nonmigas dengan impor terbesar, yaitu golongan barang dari besi dan baja (HS73) senilai US$39,33 juta; golongan mekanis serta bagiannya (HS84) senilai US$6,97 juta, golongan nonmigas lainnya senilai US$3,56 juta, dan golongan mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS85) senilai US$1,79 juta,” terangnya.

Menurutnya, empat negara asal impor ke Papua Tengah Agustus 2024 berasal dari Amerika Serikat senilai US$39,06 juta (53,38 persen); Singapura senilai US18,53 juta (25,33 persen); Australia senilai US$10,70 juta (14,62 persen); dan Jerman senilai US$3,38 juta (4,48 persen). “Impor Papua Selatan pada Agustus 2024 tercatat senilai US$ 5.455 atau naik dibanding bulan sebelumnya yang senilai US$ 81,” terangnya.

Baca Juga :  Gugus Tugas Bisnis Dan HAM Papua Pegunungan Dikukuhkan

Jika dilihat dari jenisnya, Impor Papua Selatan pada bulan ini hanya berupa impor nonmigas senilai US$ 5.455 dan tidak terdapat impor migas.

“Barang yang diimpor pada Agustus 2024 adalah golongan barang biji minyak dan buah-buahan yang mengandung minyak; aneka biji-bijian, biji-bijian dan buah- buahan; tanaman industri atau obat; jerami dan pakan ternak (HS12) berupa bibit tebu yang akan digunakan untuk program Food Estate tebu di Papua Selatan senilai US$ 5.455.  Khusus untuk  negara asal,  Negara asal impor ke Papua Selatan adalah Australia,’’tandasnya. (ana/ary)

JAYAPURA    Kepala BPS Papua,  Adriana H. Caroline  menjelaskan,  impor   Papua,  Papua Tengah  dan Papua Selatan ada yang mengalami peningkatan dan ada juga yang mengalami penurunan. “Impor Papua pada Agustus 2024 tercatat senilai US$ 209,41 ribu atau turun 83,41 persen bila dibandingkan dengan impor pada Juli 2024 yang senilai US$1.262,41 ribu,”ujarnya kepada  Cenderawasih  Pos,  dalam rilisnya  Sabtu  (21/9) kemarin.

Diakuinya,  Pada Agustus 2024, Impor Provinsi Papua berupa barang dari golongan mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS84) yang senilai US$63,40 ribu dan berasal dari golongan nonmigas lainnya senilai US$ 146,01 ribu .

Sementara  berdasarkan  negara  tujuan ada empat besar negara asal impor ke Papua adalah Australia senilai US$104,79 ribu (50,04%), Taiwan senilai US$36,74 ribu (17,55%), Jepang senilai US$21,98 ribu  (10,49%), dan Malaysia senilai US$21,50 ribu (10,26%).

Baca Juga :  Hiswana Klaim Pendistribusian BBM Masih Normal di Pegunungan

Untuk Impor Papua Tengah pada Agustus 2024 tercatat senilai US$73,18 juta atau naik 229,44 persen dibanding impor pada Juli 2024 yang senilai US$22,21 juta.

“Menurut jenisnya, impor Papua Tengah pada Agustus 2024 berupa impor migas senilai US$18,53 juta dan impor nonmigas senilai US$54,64 juta,” terangnya.

Sementara  impor golongan nonmigas pada Agustus 2024 tercatat senilai US$54,64 juta atau naik 339,69 persen dibanding Juli 2024 yang senilai US$12,43 juta.

“Golongan barang nonmigas dengan impor terbesar, yaitu golongan barang dari besi dan baja (HS73) senilai US$39,33 juta; golongan mekanis serta bagiannya (HS84) senilai US$6,97 juta, golongan nonmigas lainnya senilai US$3,56 juta, dan golongan mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS85) senilai US$1,79 juta,” terangnya.

Menurutnya, empat negara asal impor ke Papua Tengah Agustus 2024 berasal dari Amerika Serikat senilai US$39,06 juta (53,38 persen); Singapura senilai US18,53 juta (25,33 persen); Australia senilai US$10,70 juta (14,62 persen); dan Jerman senilai US$3,38 juta (4,48 persen). “Impor Papua Selatan pada Agustus 2024 tercatat senilai US$ 5.455 atau naik dibanding bulan sebelumnya yang senilai US$ 81,” terangnya.

Baca Juga :  BPR Launching Nama Baru, Bank Perekonomian Rakyat

Jika dilihat dari jenisnya, Impor Papua Selatan pada bulan ini hanya berupa impor nonmigas senilai US$ 5.455 dan tidak terdapat impor migas.

“Barang yang diimpor pada Agustus 2024 adalah golongan barang biji minyak dan buah-buahan yang mengandung minyak; aneka biji-bijian, biji-bijian dan buah- buahan; tanaman industri atau obat; jerami dan pakan ternak (HS12) berupa bibit tebu yang akan digunakan untuk program Food Estate tebu di Papua Selatan senilai US$ 5.455.  Khusus untuk  negara asal,  Negara asal impor ke Papua Selatan adalah Australia,’’tandasnya. (ana/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya