Saturday, April 20, 2024
25.7 C
Jayapura

Harga Cabai Melonjak

Pedagang bumbu dapur di Pasar Baru Youtefa Kotaraja, saat menunggu pembeli, Rabu (14/4) kemarin. ( FOTO: Priyadi/Cepos)

JAYAPURA-Harga komoditi pertanian di pasar tradisional  mengalami kenaikan.  Dampak dari kekosongan stok dikarenakan tidak ada pengiriman dari luar dan dampak musibah banjir yang terjadi di Kabupaten Keerom, sehingga hasil pertanian warga tidak bisa dipanen karena terendam banjir

  Harga komoditi pertanian yang masih mahal yakni cabai rawit, cabai keriting/ cabai padang dan cabai besar. Hamzah selaku pedagang bumbu dapur di Pasar Youtefa Abepura mengatakan, sudah beberapa hari ini harga cabai di pasar melambung. Untuk harga cabai rawit yang dijual rata-rata masih Rp 150 ribu/kg, sedangkan yang lebih parah lagi harga cabai keriting dan cabai besar dari Rp 80 ribu/kg, naik menjadi Rp 100 ribu/kg dan tomat masih Rp 15 ribu/Kg.

Baca Juga :  Pasca Lebaran, Trafik Pengunjung Mal Jayapura di Angka 10.000/hari

  “Harga semua jenis cabai melambung tinggi. Kalau harga cabai rawit masih tetap bertahan mahal ini wajar karena memang banyak dibutuhkan dan permintaan banyak, tapi kalau harga cabai keriting dan cabai besar sampai Rp 100 ribu/kg, ini sudah sangat luar biasa,”ungkapnya, Rabu (14/4) kemarin.

   Diakui, mahalnya harga cabai di pasaran diakibatkan adanya kekosongan pengiriman cabai dari luar dan dampak dari banjir di Arso, Kabupaten Keerom, menyebabkan stok cabai juga berkurang. Sehingga mau tidak mau harga cabai pasti mahal.

  Menurutnya, jika harga cabai mahal semua pasti merasakan dampaknya. Baik pedagang, masyarakat dan tempat usaha makanan. Pasalnya, jika biasanya belanja cabai hanya Rp 100 ribu bisa dapat kini harus lebih banyak lagi pengeluarannya.

Baca Juga :  Tahun ini Saga Group akan Buka 3 Cabang Lagi

 Pedagang juga merasakan hal yang sama. Modal yang dikeluarkan juga harus diperbanyak lagi. Hal lainnya, jika harga cabai tiba-tiba turun dan stok masih banyak, tentu akan rugi.Jadi rata-rata pedagang membelinya setiap hari sesuai kebutuhan saja tidak perlu menyetok.

  Hal senada juga dikatakan  Sriwati penjual bumbu dapur di Pasar Baru Youtefa Kotaraja bahwa  saat ini harga cabai mengalami kenaikan. Terlebih untuk cabai keriting dan cabai besar yang tembus Rp 100 ribu/kg, tentu ini harga yang sangat mahal.

  “Cabai keriting dan cabai besar harganya naik, tapi kalau harga cabai ini naik juga tidak terlalu berpengaruh terhadap permintaan, karena selama ini yang paling banyak dibeli adalah cabai rawit,”tandasnya.(dil/ary)

Pedagang bumbu dapur di Pasar Baru Youtefa Kotaraja, saat menunggu pembeli, Rabu (14/4) kemarin. ( FOTO: Priyadi/Cepos)

JAYAPURA-Harga komoditi pertanian di pasar tradisional  mengalami kenaikan.  Dampak dari kekosongan stok dikarenakan tidak ada pengiriman dari luar dan dampak musibah banjir yang terjadi di Kabupaten Keerom, sehingga hasil pertanian warga tidak bisa dipanen karena terendam banjir

  Harga komoditi pertanian yang masih mahal yakni cabai rawit, cabai keriting/ cabai padang dan cabai besar. Hamzah selaku pedagang bumbu dapur di Pasar Youtefa Abepura mengatakan, sudah beberapa hari ini harga cabai di pasar melambung. Untuk harga cabai rawit yang dijual rata-rata masih Rp 150 ribu/kg, sedangkan yang lebih parah lagi harga cabai keriting dan cabai besar dari Rp 80 ribu/kg, naik menjadi Rp 100 ribu/kg dan tomat masih Rp 15 ribu/Kg.

Baca Juga :  Kasda Provinsi Papua Akhirnya Sah Dikelola Bank Mandiri

  “Harga semua jenis cabai melambung tinggi. Kalau harga cabai rawit masih tetap bertahan mahal ini wajar karena memang banyak dibutuhkan dan permintaan banyak, tapi kalau harga cabai keriting dan cabai besar sampai Rp 100 ribu/kg, ini sudah sangat luar biasa,”ungkapnya, Rabu (14/4) kemarin.

   Diakui, mahalnya harga cabai di pasaran diakibatkan adanya kekosongan pengiriman cabai dari luar dan dampak dari banjir di Arso, Kabupaten Keerom, menyebabkan stok cabai juga berkurang. Sehingga mau tidak mau harga cabai pasti mahal.

  Menurutnya, jika harga cabai mahal semua pasti merasakan dampaknya. Baik pedagang, masyarakat dan tempat usaha makanan. Pasalnya, jika biasanya belanja cabai hanya Rp 100 ribu bisa dapat kini harus lebih banyak lagi pengeluarannya.

Baca Juga :  Irian Bhakti Tak Lagi Tangani Pendistribusian Beras, Masyarakat Mulai Mengeluh

 Pedagang juga merasakan hal yang sama. Modal yang dikeluarkan juga harus diperbanyak lagi. Hal lainnya, jika harga cabai tiba-tiba turun dan stok masih banyak, tentu akan rugi.Jadi rata-rata pedagang membelinya setiap hari sesuai kebutuhan saja tidak perlu menyetok.

  Hal senada juga dikatakan  Sriwati penjual bumbu dapur di Pasar Baru Youtefa Kotaraja bahwa  saat ini harga cabai mengalami kenaikan. Terlebih untuk cabai keriting dan cabai besar yang tembus Rp 100 ribu/kg, tentu ini harga yang sangat mahal.

  “Cabai keriting dan cabai besar harganya naik, tapi kalau harga cabai ini naik juga tidak terlalu berpengaruh terhadap permintaan, karena selama ini yang paling banyak dibeli adalah cabai rawit,”tandasnya.(dil/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya