Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Harga Minyak Dunia Melemah Dipicu Kekhawatiran Kurangnya Permintaan

JAKARTA– Harga minyak dunia melemah pada hari ini, Senin (13/11), dipicu kekhawatiran atas berkurangnya permintaan di Amerika Serikat dan Tiongkok. Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent untuk bulan Januari turun 35 sen atau 0,4 persen menjadi USD 81,08 per barel.
Sedangkan minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk bulan Desember berada USD 76,82, turun 35 sen atau 0,5 persen. Sebelum turun, kedua harga minyak acuan tersebut naik hampir 2 persen pada Jumat pekan lalu ketika Irak menyuarakan dukungannya terhadap pengurangan minyak oleh OPEC+.
“Investor lebih fokus pada lambatnya permintaan di Amerika Serikat dan Tiongkok sementara kekhawatiran terhadap potensi gangguan pasokan akibat konflik Israel-Hamas sudah agak surut,” kata Presiden NS Trading, salah satu unit Nissan Securities, Hiroyuki Kikukawa.
Sementara itu, pada pekan lalu, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan bahwa produksi minyak mentah di Amerika Serikat tahun ini akan meningkat sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sementara permintaan akan turun.
Selain itu, data ekonomi yang lemah dari Tiongkok, importir minyak mentah terbesar di dunia, juga meningkatkan kekhawatiran akan melemahnya permintaan. Selain itu, pabrik penyulingan di Tiongkok meminta lebih sedikit pasokan dari Arab Saudi untuk bulan Desember.
“Jika pasar semakin terpuruk, kemungkinan besar kita akan melihat dukungan pembelian karena ekspektasi bahwa Arab Saudi dan Rusia akan memutuskan untuk melanjutkan pengurangan pasokan secara sukarela setelah bulan Desember,” ujar Kikukawa.
Eksportir minyak utama Arab Saudi dan Rusia mengkonfirmasi bahwa mereka akan melanjutkan pengurangan produksi minyak tambahan secara sukarela hingga akhir tahun karena kekhawatiran atas permintaan dan pertumbuhan ekonomi terus menyeret pasar minyak mentah.
Di sisi pasokan, perusahaan energi AS memangkas jumlah rig minyak yang beroperasi selama dua minggu berturut-turut ke level terendah sejak Januari 2022. Sementara itu, OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, akan bertemu pada 26 November. (*)
Sumber: Jawapos
Baca Juga :  Penutupan FDS, Omzet Pelaku Usaha Meningkat 
JAKARTA– Harga minyak dunia melemah pada hari ini, Senin (13/11), dipicu kekhawatiran atas berkurangnya permintaan di Amerika Serikat dan Tiongkok. Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent untuk bulan Januari turun 35 sen atau 0,4 persen menjadi USD 81,08 per barel.
Sedangkan minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk bulan Desember berada USD 76,82, turun 35 sen atau 0,5 persen. Sebelum turun, kedua harga minyak acuan tersebut naik hampir 2 persen pada Jumat pekan lalu ketika Irak menyuarakan dukungannya terhadap pengurangan minyak oleh OPEC+.
“Investor lebih fokus pada lambatnya permintaan di Amerika Serikat dan Tiongkok sementara kekhawatiran terhadap potensi gangguan pasokan akibat konflik Israel-Hamas sudah agak surut,” kata Presiden NS Trading, salah satu unit Nissan Securities, Hiroyuki Kikukawa.
Sementara itu, pada pekan lalu, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan bahwa produksi minyak mentah di Amerika Serikat tahun ini akan meningkat sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sementara permintaan akan turun.
Selain itu, data ekonomi yang lemah dari Tiongkok, importir minyak mentah terbesar di dunia, juga meningkatkan kekhawatiran akan melemahnya permintaan. Selain itu, pabrik penyulingan di Tiongkok meminta lebih sedikit pasokan dari Arab Saudi untuk bulan Desember.
“Jika pasar semakin terpuruk, kemungkinan besar kita akan melihat dukungan pembelian karena ekspektasi bahwa Arab Saudi dan Rusia akan memutuskan untuk melanjutkan pengurangan pasokan secara sukarela setelah bulan Desember,” ujar Kikukawa.
Eksportir minyak utama Arab Saudi dan Rusia mengkonfirmasi bahwa mereka akan melanjutkan pengurangan produksi minyak tambahan secara sukarela hingga akhir tahun karena kekhawatiran atas permintaan dan pertumbuhan ekonomi terus menyeret pasar minyak mentah.
Di sisi pasokan, perusahaan energi AS memangkas jumlah rig minyak yang beroperasi selama dua minggu berturut-turut ke level terendah sejak Januari 2022. Sementara itu, OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, akan bertemu pada 26 November. (*)
Sumber: Jawapos
Baca Juga :  Stok Minyak Tanah di Merauke Menipis, ini Masalahnya

Berita Terbaru

Artikel Lainnya