JAYAPURA -Untuk penerimaan target pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jayapura selama ada pandemi di Tahun 2021 mencapai 92,88 %.
“Target kami penerimaan pajak tahun 2021 tercapai 98, 88 % dan secara target dulunya Rp 2.6 trilun sekarang turun tahun 2022 menjadi Rp 2.4 triliun karena proyeksinya target Tahun 2021 ada kegiatan olahraga PON XX Papua sehingga penerimaan pajak cukup bagus namun tahun tidak ada event nasional sehingga ini ada pengurangan,”ucap Kepala KPP Pratama Jayapura Haris Fauzan Mustofa, Kamis (10/3)kemarin.
Diakui, selama pandemi Covid-19 memang untuk target pajak belum bisa tercapai hal ini dipengaruhi oleh banyak mulai penurunan kegiatan usaha, adanya pemberian insentif pemerintah biaya pembebasan pajak dan lain sebagainya pasti menjurus, gangguan putusnya jaringan internet pasti akan sedikit banyak berpengaruh dengan petugas di KPP Pratama Jayapura.
“Karena pelayanan kita sebagian besar dilakukan secara online dan adanya pandemic kami mengatur jumlah atau kapasitas yang bekerja juga tidak banyak, ada yang kerja WFH, WFB inilah beberapa kendala kami,”jelasnya.(dil).
JAYAPURA -Untuk penerimaan target pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jayapura selama ada pandemi di Tahun 2021 mencapai 92,88 %.
“Target kami penerimaan pajak tahun 2021 tercapai 98, 88 % dan secara target dulunya Rp 2.6 trilun sekarang turun tahun 2022 menjadi Rp 2.4 triliun karena proyeksinya target Tahun 2021 ada kegiatan olahraga PON XX Papua sehingga penerimaan pajak cukup bagus namun tahun tidak ada event nasional sehingga ini ada pengurangan,”ucap Kepala KPP Pratama Jayapura Haris Fauzan Mustofa, Kamis (10/3)kemarin.
Diakui, selama pandemi Covid-19 memang untuk target pajak belum bisa tercapai hal ini dipengaruhi oleh banyak mulai penurunan kegiatan usaha, adanya pemberian insentif pemerintah biaya pembebasan pajak dan lain sebagainya pasti menjurus, gangguan putusnya jaringan internet pasti akan sedikit banyak berpengaruh dengan petugas di KPP Pratama Jayapura.
“Karena pelayanan kita sebagian besar dilakukan secara online dan adanya pandemic kami mengatur jumlah atau kapasitas yang bekerja juga tidak banyak, ada yang kerja WFH, WFB inilah beberapa kendala kami,”jelasnya.(dil).
